Aquaman yang Menjanjikan dan Masa Depan DC Comics yang Tak Jelas

Pada tahun ini, DC Comics hanya mengeluarkan satu film live action, bersaing dengan empat film Marvel. Well, secara teknis ada dua, yakni Black Panther, Avengers Infinity War; Venom (Sony Pictures) dan Deadpool (Fox). Negara yang pertama kali memutar Aquaman adalah Cina. Belum satu minggu sudah meraup pendapatan sekitar 94 juta dolar, melambungi rekor Captain America: Civil War (93 juta dolar). Kesuksesan film tentu didorong oleh faktor promosi walau tidak sefantastis Deadpool.

Pembuka Aquaman dimulai dengan narasi Jason Momoa (Aquaman/Arthur Curry) tentang awal kehidupannya dan hubungannya dengan negeri mitos, Atlantis. Sang ibu, Ratu Atlanna (Nicole Kidman) berkonflik dengan kerajaan sampai akhirnya tersapu ke daratan dan ditolong oleh seorang penjaga mercusuar, Thomas Curry (Temuera Derek Morrison). Keduanya pun jatuh cinta hingga brojollah Arthur Curry. Arthur harus ditinggal sang nyokap yang mengkhawatirkan keselamatan keluarganya jika dia terus menetap di daratan.

Bagi kebanyakan penonton awam yang baru mengenal karakter ini dan dibombardir film-film Marvel Studio, pasti kebingungan dan bertanya-tanya, “Siapa sih karakter ini?”, “Apa dia bisa bicara sama ikan?”, “Apa hubungan Aquaman dengan Mermaidman dari kartun Spongebob Squarepants?”. Penulis merasakan kebingungan yang sama saat adegan Aquaman menyerang kapal selam Rusia guna menyelamatkan tawanan di dalamnya lalu berhadapan dengan pemimpin bajak laut. Tidak hanya itu, penonton disergap nuansa horor saat Aquaman ditikam belati dan dihajar grenade launcher namun sama sekali tidak roboh.

Ini film superhero atau monster, sih?

Nuansa horor sukses dimunculkan oleh sutradara James Wan yang terkenal dengan film The Conjuring. Wan memang pernah berjanji akan membawa elemen seperti di film garapan sebelumnya dan itu ditepatinya.

Seakan dihidangkan dengan kopi hitam selama hampir setengah jam karena memandang aura dan wajah Jason Momoa yang mengintimidasi, penonton kemudian disajikan dengan makanan manis sejak kemunculan Mera (Amber Heard) si putri Kerajaan Xebel pimpinan Raja Nereus (Dolph Lundgreen). Mera terus mengingatkan Arthur akan tugasnya sebagai penerus raja Atlantis namun diabaikan oleh Arthur yang sudah kecewa dengan kerajaan. Arthur baru bertindak begitu adik angkatnya, Orm (Patrick Wilson), berambisi menenggelamkan dunia daratan yang sangat dibencinya karena kerap mencemari dan merusak lingkungan terutama lautan serta pengaruh ayahnya, Raja Orvax.

James Wan membuat film menjadi sangat bagus, dari cara pengenalan tokoh, plot cerita, aksi, serta peletakan jokes. Aquaman berlatar satu tahun setelah film Justice League namun tidak ada kameo atau setidaknya referensi akan karakter DC lain. Karakter lain yang terekam kuat dalam benak penonton adalah Vulko (Willem Dafoe. Ia pernah berperan sebagai Green Goblin dalam Spider-Man besutan Sam Raimi.) Vulko merupakan penasihat kerajaan yang diam-diam melatih Arthur menjadi kesatria tangguh serta mengenalkannya pada dunia bawah laut. Vulko yakin Arthur akan menjadi raja sejati Atlantis dan mampu menyatukan dua dunia.

Sepanjang perjalanan film, penonton disajikan sekitar 60% CGI. Namun jangan khawatir, tidak semengecewakan Justice League yang terkesan buru-buru kok, termasuk penghapusan kumis Henry Cavill yang kurang rapi hingga membuatnya tampak creepy.

Bagi penggemar Marvel yang baru mengenal karakter-karakternya dari versi live action pasti merasa Aquaman mirip dengan Black Panther. Padahal asal-usulnya diadaptasi dari film animasi DC Justice League Throne of Atlantis yang sudah keluar duluan jauh sebelum Black Panther.

Akhir dari film ini dibuat mengharukan tapi bisa disebut pula indah. Tidak hanya itu, pada credit scene diperlihatkan bagaimana David Kane sang Black Manta (Yahya Abdul-Mateen II) selamat dari pertempuran dan bakalan menjadi main villain di sekuel seperti versi komiknya.

Sekali lagi, applause untuk James Wan yang berhasil menata cerita tanpa meninggalkan kisah menggantung dan membuat orang-orang bertanya, “Hei bagaimana itu bisa terjadi?”. Semuanya terjawab tanpa harus mengalami pemotongan atau pengubahan yang sadis dari pihak Warner Bros.

Mengikuti jejak Wonder Woman, Aquaman berhasil menepis anggapan banyak orang bahwa DC Comics harus selalu membawa tone yang dark and gloomy. Adapun komentar mengenai Jason Momoa yang pernah bermain sebagai Khal Drogo dalam serial Game of Thrones dianggap lebih pantas berperan sebagai villain dikarenakan perawakannya yang urakan, sudah pernah dibantah oleh Zack Snyder. Alasannya kuat memilih Jason untuk merepresentasikan sosok dewa lautan berkulit kecokelatan karena sering memunculkan diri ke daratan.

Aquaman diperkirakan menghabiskan biaya produksi sebesar 160–200 juta dolar, dan keuntungan sementara mencapai 100 juta dolar. Wajar saja, persaingan film box office bulan Desember hanya Robin Hood, Bumble Bee, dan animasi Spider-Man into The Spider verse.

Masa Depan Film-Film DC Comics

Sampai sejauh ini, film-film DC Comics masih belum jelas ke mana arahnya. Berawal dari kehancuran Justice League yang mengalami banyak perubahan visi dari Zack Snyder ke Joss Whedon yang sempat menyutradarai Avengers 1 dan 2 namun tidak memuaskan. DC Comics serta Waner Bros hanya berani mengeluarkan perencanaan rilis film Shazam! di bulan April 2019 dan Wonder Woman 1984 tahun 2020. Kondisi ini diperparah dengan sejumlah pemberitaan kurang mengenakkan, seperti hengkangnya Ben Affleck sebagai Batman dan Henry Cavill sebagai Superman.

Pesan moral dari Aquaman yang bisa diambil ialah jangan pernah putus kontak dengan keluarga, apalagi kalau keluarga angkatmu adalah keluarga raja yang memiliki kekayaan tidak terhitung. Jika punya masalah, utamakan diplomasi dan bicara dengan kepala dingin, nggak cukup hanya nyelam ke dalam air.

Mohammad Nur Ikhsan
Latest posts by Mohammad Nur Ikhsan (see all)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!