Capung; Puisi-Puisi Hikmat Gumelar

artintheparkpetrolia.ca

Di Tengah Sungai Bedaya

 

antara cemara udang berjajar

yang dedaunnya basah dan samar

 

merentang sungai jernih berkabut senja

yang mengalir sebagai gerak tari bedaya

 

di tengahnya angsa putih berenang

ia berenang tenang bersama bayangnya

 

VIBA-2017

 

 

 

Siluet Wajahmu

 

senja ke senja membayang selalu

siluet wajahmu. terlebih jika langit

serupa bentangan kulit kerbau

ke mana berpaling selalu dipergoki

 

siluet wajahmu. sampai menjulur

lenganku. perlahan jemari tangan ini

menyentuh bahumu. kau pun terkejut

dan berpaling. aku jadi seperti maling

 

namun aku nekat memandangmu

apa pun aku tidak akan berbalik lari

aku akan menanggung. pecahlah lalu

pecah berkeping lamunanku. angin

 

kencang menabrak jendela. aku pun

tergegau. malah kemudian menggigil

hujan langsung deras mengguyur

dan aku bahlul: depan jendela berdiri

 

padahal jendela tidak ditutup

padahal sedemikian kencang angin

padahal badan sekujur basah kuyup

padahal gigil sudah sampai ke hati

 

VIBA-2017

 

 

 

Pinus

 

bulan sinari

pinus-pinus tadabur

hutan memutih

 

Capung

 

bawah jendela

capung di tomat merah

memandang bayang

 

 

Pipit

 

pipit bertengger

dahan sisa terbakar

langit oranye

Hikmat Gumelar
Latest posts by Hikmat Gumelar (see all)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!