Di Tengah Sungai Bedaya
antara cemara udang berjajar
yang dedaunnya basah dan samar
merentang sungai jernih berkabut senja
yang mengalir sebagai gerak tari bedaya
di tengahnya angsa putih berenang
ia berenang tenang bersama bayangnya
VIBA-2017
Siluet Wajahmu
senja ke senja membayang selalu
siluet wajahmu. terlebih jika langit
serupa bentangan kulit kerbau
ke mana berpaling selalu dipergoki
siluet wajahmu. sampai menjulur
lenganku. perlahan jemari tangan ini
menyentuh bahumu. kau pun terkejut
dan berpaling. aku jadi seperti maling
namun aku nekat memandangmu
apa pun aku tidak akan berbalik lari
aku akan menanggung. pecahlah lalu
pecah berkeping lamunanku. angin
kencang menabrak jendela. aku pun
tergegau. malah kemudian menggigil
hujan langsung deras mengguyur
dan aku bahlul: depan jendela berdiri
padahal jendela tidak ditutup
padahal sedemikian kencang angin
padahal badan sekujur basah kuyup
padahal gigil sudah sampai ke hati
VIBA-2017
Pinus
bulan sinari
pinus-pinus tadabur
hutan memutih
Capung
bawah jendela
capung di tomat merah
memandang bayang
Pipit
pipit bertengger
dahan sisa terbakar
langit oranye
- PUISI-PUISI HIKMAT GUMELAR - 13 December 2022
- Puisi-puisi Hikmat Gumelar - 28 June 2022
- Selusin Haiku Hikmat Gumelar - 21 April 2020