Dunia Semu
Kami pernah hanyut terbawa arus waktu
Kami terdampar di suatu tempat bernama khayalan
Kami terkekang, ada belenggu yang membatasi ruang gerak ini
Lantas, mengapa ada masanya hal-hal yang membosankan ini terasa begitu menyenangkan?
Lalu, kenapa ada orang lain yang juga menyelinap masuk di kehidupan kami yang menyedihkan ini?
Atau…
Akankah sebuah penderitaan itu tak kasat mata?
Ataukah kebahagiaan itu merupakan bagian dari kesengsaraan juga?
Ah…
Jawabnya pun masih berada di ambang batas khayalan kami
Dimana imajinasi bebas melanglang buana
Padahal raga dan jiwanya benarlah terpenjara
Kurasa benar apa kata pendahulu kami,
Kejujuran pada diri sendiri tentang rasa bahagia untuk kebebasan dan kebahagiaan adalah pencarian utama
Dan kami menuju tingkatan itu..
Kami ikuti bekas-bekas jejak langkah kaki kalian…
Tuntun kami keluar dari dunia ini,
dunia fantasi yang semu
Padang, 26 November 2014
Istana Kami
Istana kecil milik Ibu
Tempat berteduh bagi para serdadu
Hujan badai telah berlalu
Karena lelah membunyikan deru
Istana kecil juga milik Ayah
Dinding istananya adalah jerih-payah
Beratapkan letih dan lelah
Terbentuklah istana yang megah
Kami bersuka-cita
Kami berbahagia
Kami tertawa
Kami lupakan duka
Tanpa Ibu apalah arti aku
Tanpa Ayah aku dilanda gundah
Jika esok Ibu dan Ayah kembali
Aku tetap menunggu di sni
Tanpa perlu kalian cari
Kerinci, 08 Juni 2015
Awal Baru
Pagi menyapa
Mentari sibuk memamerkan sinarnya
Tiba-tiba ia menoleh ke arahku dengan penuh kehangatan
Kulihat…
Embun menari-nari di atas daun melati
Ia seolah menggodaku untuk ikut bersamanya
Harusnya aku mau
Tapi aku tak bersahabat dengannya
Hamparan hijau telah kutinggalkan
Tingginya gunung telah aku lupakan
Lautan luas sudah menungguku di luaran sana
Aku tak bisa tinggal terlalu lama
Derup-derap langkah kaki mengingatkanku
Aku harusnya tak berhenti di sini
Masa yang akan datang telah membukakan gerbangnya untukku
Awal baru yang seharusnya kutuju
Kerinci, 23 Agustus 2015
Dewi Bulan
Turunkan lenganmu wahai Dewi Bulan
Perlihatkan keagungan sinaran malam
Tersorot cahaya di tengah gumpalan kabut
Aku menengadah
Meminta diwujudkan sejuta pengharapan
Dan ketika Dewi Bulan tak kunjung muncul
Aku tetap menunggu akan keajaibannya
Aku tahu ia mendengarku
Aku tahu ia memandangku
Dari singgasana
Yang jauh di langit sana
Padang, 30 Maret 2015
Penguasa Langit
Seandainya aku burung penguasa langit
Akan kukepakkan sayapku untuk terbang ke segala penjuru dunia
Kuyakinkan diriku, aku akan menemukannya
Tak peduli hujan badai
Tak peduli panas terik
Aku akan tetap mencarinya
Ia bersembunyi di suatu ruang gelap
Yang belum diketahui orang lain sebelumnya
Dan kini aku menemukannya
Bingkisan kecil dari surga
Padang, 31 Maret 2015
Deja vu
Sajak…
Ilusi dan fatamorgana
Kulihat sekejap
Lalu ia menghilang
Tiada bekas tersisa
Aku seakan pernah melihatnya
Burung terbang bergerombol
Suara lonceng memekakkan telinga
Semua bayangan datang berulang
Sesosok makhluk kini tengah berperang
Padang, 29 Agustus 2015
- Deja vu; Puisi-puisi Laila Hasanah M - 29 September 2015