Deja vu; Puisi-puisi Laila Hasanah M

Gambar ilustrasi deja vu
Sumber gambar deviantart.net

Dunia Semu

Kami pernah hanyut terbawa arus waktu
Kami terdampar di suatu tempat bernama khayalan
Kami terkekang, ada belenggu yang membatasi ruang gerak ini
Lantas, mengapa ada masanya hal-hal yang membosankan ini terasa begitu menyenangkan?
Lalu, kenapa ada orang lain yang juga menyelinap masuk di kehidupan kami yang menyedihkan ini?
Atau…
Akankah sebuah penderitaan itu tak kasat mata?
Ataukah kebahagiaan itu merupakan bagian dari kesengsaraan juga?

Ah…
Jawabnya pun masih berada di ambang batas khayalan kami
Dimana imajinasi bebas melanglang buana
Padahal raga dan jiwanya benarlah terpenjara
Kurasa benar apa kata pendahulu kami,
Kejujuran pada diri sendiri tentang rasa bahagia untuk kebebasan dan kebahagiaan adalah pencarian utama
Dan kami menuju tingkatan itu..
Kami ikuti bekas-bekas jejak langkah kaki kalian…
Tuntun kami keluar dari dunia ini,
dunia fantasi yang semu

Padang, 26 November 2014

 

Istana Kami

Istana kecil milik Ibu
Tempat berteduh bagi para serdadu
Hujan badai telah berlalu
Karena lelah membunyikan deru

Istana kecil juga milik Ayah
Dinding istananya adalah jerih-payah
Beratapkan letih dan lelah
Terbentuklah istana yang megah

Kami bersuka-cita
Kami berbahagia
Kami tertawa
Kami lupakan duka

Tanpa Ibu apalah arti aku
Tanpa Ayah aku dilanda gundah

Jika esok Ibu dan Ayah kembali
Aku tetap menunggu di sni
Tanpa perlu kalian cari

Kerinci, 08 Juni 2015

 

Awal Baru

Pagi menyapa
Mentari sibuk memamerkan sinarnya
Tiba-tiba ia menoleh ke arahku dengan penuh kehangatan

Kulihat…

Embun menari-nari di atas daun melati
Ia seolah menggodaku untuk ikut bersamanya
Harusnya aku mau
Tapi aku tak bersahabat dengannya

Hamparan hijau telah kutinggalkan
Tingginya gunung telah aku lupakan
Lautan luas sudah menungguku di luaran sana
Aku tak bisa tinggal terlalu lama

Derup-derap langkah kaki mengingatkanku
Aku harusnya tak berhenti di sini

Masa yang akan datang telah membukakan gerbangnya untukku
Awal baru yang seharusnya kutuju

Kerinci, 23 Agustus 2015

 

Dewi Bulan

Turunkan lenganmu wahai Dewi Bulan
Perlihatkan keagungan sinaran malam

Tersorot cahaya di tengah gumpalan kabut
Aku menengadah
Meminta diwujudkan sejuta pengharapan

Dan ketika Dewi Bulan tak kunjung muncul
Aku tetap menunggu akan keajaibannya

Aku tahu ia mendengarku
Aku tahu ia memandangku

Dari singgasana
Yang jauh di langit sana

Padang, 30 Maret 2015

 

Penguasa Langit

Seandainya aku burung penguasa langit
Akan kukepakkan sayapku untuk terbang ke segala penjuru dunia
Kuyakinkan diriku, aku akan menemukannya

Tak peduli hujan badai
Tak peduli panas terik
Aku akan tetap mencarinya

Ia bersembunyi di suatu ruang gelap
Yang belum diketahui orang lain sebelumnya
Dan kini aku menemukannya
Bingkisan kecil dari surga

Padang, 31 Maret 2015

 

Deja vu

Sajak…
Ilusi dan fatamorgana

Kulihat sekejap
Lalu ia menghilang

Tiada bekas tersisa
Aku seakan pernah melihatnya

Burung terbang bergerombol
Suara lonceng memekakkan telinga

Semua bayangan datang berulang
Sesosok makhluk kini tengah berperang

Padang, 29 Agustus 2015

Laila Hasanah M
Follow me
Latest posts by Laila Hasanah M (see all)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!