Misi Menyelamatkan Masa Depan Buku

Misi Menyelamatkan Masa Depan Buku - Rehal BASABASI.CO
Sumber gambar: elevenia.co.id

Data Buku

Judul              : The Magic Library: Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken

Penulis           : Jostein Gaarder & Klaus Hagerup

Penerbit         : Mizan, Jakarta 2016

Halaman        : 284 hlm

Peresensi       : Aan Arizandy

“Buku adalah dunia ajaib penuh simbol yang menghidupkan kembali si mati

dan memberikan hadiah kehidupan yang kekal kepada yang masih hidup.”

(Nils)

Di tengah banjir novel-novel yang menyanyikan segala bentuk keindahan dan kebahagiaan, barangkali agak sulit menjumpai novel yang menawarkan pernak-pernik dunia aksara sebagai olahan kisahnya. Dari yang jumlahnya terbatas itu, novel masyhur The Name of The Rose karya almarhum Umberto Eco, misalnya, mungkin bisa disebut sebagai salah satunya. Sebuah karya yang sejatinya coba meneguhkan betapa pentingnya keberadaan buku dan perpustakaan sebagai perekam lika-liku sejarah perjalanan hidup manusia. Sebab, bagaimanapun, seperti kata Benno, salah satu tokoh dalam novel itu, “kita memang hidup karena buku.” (2004: 169).

****

Novel The Magic Library: Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup ini barangkali tepat berada dalam pusaran sekitar wacana tentang dunia aksara di atas. Lewat novel ini, Gaarder dan Hagerup tak saja menyajikan kisah petualangan ala detektif dua bocah lugu dalam upayanya menyibak konspirasi dunia perbukuan, tapi juga mendedahkan seputar teori-teori sastra, filsafat, dan ilmu perpustakaan. Plot cerita dituturkan secara jernih, detail, dan runut, sehingga membuat para pembaca pun enggan beranjak untuk menyelesaikan untaian kisahnya dari awal hingga baris terakhir.

Kisah bermula ketika dua saudara sepupu, Nils dan Berit, berencana membuat korespondensi buku-surat dari dua kota berbeda antara Oslo dan Fjaerland. Melalui buku-surat itu, keduanya berhasil menjalin percakapan yang menyasar ke pelbagai tema mulai dari karya sastra, buku-buku tua, hingga perdebatan tentang istilah bibliographer dan incunabula. Perbincangan keduanya semakin intens ketika ingatan mereka terpatri pada sosok wanita misterius yang digambarkan Nils “ngiler” ketika melihat buku-buku, seolah buku-buku tersebut terbuat dari cokelat. Barulah kemudian perempuan misterius itu diketahui bernama Bibbi Bokken.

Rasa penasaran keduanya kian memuncak setelah Berit secara diam-diam menguntit kediaman Bibbi Bokken dan menemukan sepucuk surat yang berisi teka-teki seputar “perpustakaan ajaib” dan “buku-buku yang belum ditulis”. Kedua sepupu itu pun semakin terlibat jauh ketika menemukan kejadian-kejadian ganjil selama penyelidikan. Mulai dari Bibbi Bokken yang dikenal sebagai “bibliophile (pencinta buku) tapi tak satu pun buku ditemukan di rumahnya, guru Aslaug Bruun yang mendadak ramah setelah membaca karangan Nils, hingga Smiley yang digambarkan berkepala plontos selalu menguntit keberadaan mereka.

Nils dan Berit menduga ada semacam persekongkolan di antara orang-orang tersebut yang secara sadar atau tidak melibatkan mereka berdua. Keyakinan keduanya terus menguat ketika memperoleh informasi dari seorang pengarang kriminal terkenal bernama Gunnar Staalesen yang berujar bahwa akan digelar perhelatan buku akbar bernama “Tahun Buku Norwegia” di tahun depan. Namun, yang menyimpan misteri bagi keduanya ialah mengapa Smiley keukeuh ingin merebut buku-surat yang ditulis oleh kedua sepupu itu. Smiley bahkan membujuk setengah memaksa untuk menukarkan buku-surat tersebut dengan video kaset menarik berjudul Setan Perpustakaan (The Phantom of The Library).

Setelah melakukan perjumpaan dan percakapan cukup panjang di perpustakaan bawah tanah milik Bibbi Bokken, satu per satu misteri akhirnya terkuak. Bibbi Bokken mengaku bahwa ia seseorang bibliografer yang terlibat dalam proyek perayaan buku tahunan Norwegia. Mengenai buku perpustakaan ajaib yang belum diterbitkan itu, Bibbi Bokken menerangkan bahwa naskah buku “Perpustakaan Ajaib” yang akan terbit tahun depan itu tak lain adalah buku-surat yang selama ini ditulis oleh Nils dan Berit dan rencananya memang akan dibagikan ke seluruh sekolah.

Sejurus kemudian, barulah diketahui bahwa Marcus “Smiley” Buur Hansen yang ngotot merebut buku-surat itu ternyata seorang kepala promosi untuk penerbitan hari buku tahun depan. Smiley sebenarnya bersimpang jalan dengan Bibbi Bokken dan menentang penerbitan buku-buku karena memandang “masa keemasan buku sudah lewat“. Sebab itu, Smiley berencana mengganti perayaan tahun buku tersebut dengan pemutaran serial film kartun lucu yang diberi nama “Dari Huruf ke Pita”.

****

Setelah menyusuri helai demi helai, pembaca seolah diajak berpetualang ala detektif dengan misi menyelamatkan masa depan buku. Kita pun semakin dibuat mafhum bahwa buku tak lain ialah kalam hasil warisan manusia yang paling berharga. Keberadaan buku menjadi semacam garansi untuk menyelamatkan secuil demi secuil laju sejarah peradaban hidup manusia di masa mendatang. Sebab, buku, seperti yang diungkapkan Nils, merupakan “dunia ajaib penuh simbol yang menghidupkan kembali si mati dan memberikan hadiah kehidupan yang kekal kepada yang masih hidup.” (hlm. 228).

Akhirnya, kendati buku ini berstatus fiksi, kehadirannya sangat bisa dijadikan sebentuk peringatan (warning) bahwa di samping terdapat segelintir orang yang masih menaruh rasa percaya pada petuah buku sebagai penyambung tali hidup “manusia yang akan hidup ratusan bahkan ribuan tahun nanti”; juga terdapat predator-predator buku yang melulu menilai buku sebagai momok yang kudu cepat-cepat diberangus.

Aan Arizandy
Latest posts by Aan Arizandy (see all)

Comments

  1. Junaidi Khab Reply

    Mohon
    maaf sebelumnya, saya ingin tanya: Apakah ketentuan rubrik REHAL di basabasi.co (BBC)
    ada ketentuan baru? Sebagaimana ketentuan buku yang akan dimuat di rubrik REHAL
    yaitu buku yang berusia maksimal 6 bulan dari terbit. Buku “The Magic
    Library” karya Gaarder itu terbitan Januari 2016, Mizan – Bandung, bukan
    Jakarta (sebagaimana tercantum dalam tulisan di portal BBC).

    • Admin Reply

      Salam.
      Dengan ini kami sampaikan bahwa ketentuan usia terbit buku untuk rehal di basabasi.co tidak lebih dari enam bulan masih berlaku.
      Terkait pemuatan rehal buku ini sudah kami tindaklanjuti.
      Terima kasih atas masukan yang diberikan.
      Kami tunggu kiriman rehalnya.
      🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!