Perutku Sumur Tua
perutku sumur tua
ia kerap meraung minta ditimba
derek air berdecit karat
lumut dan daun kering mengganggu jalannya
ketika ember sampai ke dasar
dan kau menariknya tanpa curiga
aku tersenyum, mengira kau akan terjun
ke bawah lambungku
tempat meremas sepotong ayam goreng
dan dingin pengacuhan
perutku sumur tua
akuarium keserakahan manusia
subur menggelembung ditinggali
kesedihan orang-orang duafa
bibir lumutan ini nyaris melumat
pinggang keriput yang kau jaga
meskipun di ujung penjagaan lampu neon
kau tak akan sengaja melepas tali
untuk membuatku cedera
Purwokerto, 2024
Sebelum Matahari Menyentuh Langit
mari berbicara
sebelum matahari menyentuh langit-langit
dan kita mengawalinya dengan rebusan daun katu
kepul asap dandang ini tak akan raib
ditelan gaduh cicak
dinding kayu mengepung suara
lalu kita terjaga di bawah pengawasan pagi buta
agar yang datang bukan lagi rengekan
lapar ke lapar anak-anakmu
kursi pertama-tama akan mengukur doa
tabiat panjang penghambaan janda-janda
lihatlah, gula yang diseduh matamu lebur
di antara ocehan pejabat dan janji penenang
andalan mereka
karenanya, mari bicara
setidaknya tak lain dari lunglai putus asa
yang datang bersama puluhan benih keringat
di hidung dan pelipismu
netes-meraba sepanjang suara
Purwokerto, 2024
Musim Kecemasan
aku tidur di musim kecemasan
di pagi tubuhku setengah pegal
tengkuk kaku, nasibku biru-biru
siang hari berita-berita yang tak jelas maunya
menggenggam dan merangkul
pada saat malam rebah, kasus utang
merenggut ajal satu keluarga
lalu kita digegerkan kontroversi dan makian
anak-anak dirundung teman sebaya
para orangtua sibuk menyelamatkan nama baik
dan gaji pemberian negara
setiap aku bangun
kantuk membenamkan ribuan curiga
kepalaku dengan cepat menghitung sisa usia
Purwokerto, 2024
Punggung Kota
punggung kota, jalan kecil yang menghubungkan
standar kerja dan upah seadanya
deretan perkantoran, tikungan kelaparan
dan orang-orang yang meracuni diri dengan putus asa
lari dari tanggungan, masuk penghisaban
hujan menggenang, sampah-sampah kapital menyumpal selokan
pidato bela sungkawa tersiar lagi
tindakan hanya wacana berita televisi negeri
lalu halaman permukiman padat keluh
janji pemilu, percayalah lagi!
wajah anak-anak riang berkecipak
sementara para orang tua menjerit menangisi harta
di sini ada dunia renta
memapah ambisi usia tua
Purwokerto, 2024
- Puisi Efen Nurfiana - 21 May 2024