Siapakah yang Menyapu Langit?
Siapakah yang menyapu langit?
Biru kelam bersih
di malam akhir tengkujuh
saat hujan mulai jarang tercurah
Bintang-bintang taram dan serlah
Di awal Mei yang kalut, Corona Australis tersaput entah
di timur daya, entah Spica di barat sana
Tapi yang paling terang di angkasa
aku tak tahu itu apa.
Kakek bilang, jangan terlalu lelap tidur malam
Mungkin dia mendengar pesan Umar Al-Khayyam:
“Tidur tak akan memperpanjang umur
juga tak akan mengurangi usia
sebab itu, sapalah Yang Esa!”
Pemandangan langit malam yang memukau
akan engkau lihat pada peta digital dan planetarium
jika semalam suntuk engkau hanya tidur
sembari menunggu asap pabrik kembali menyembur
Di malam syahdu, langit bersih, siapa menyapu?
Langit tak pernah kotor, mata kitalah yang rabun
oleh limbang di terik siang
dan selaput tipis di jumantara malam
Ketika cerobong pabrik sedang berhenti mengepul
ketika asap kendaraan sedang berhenti menguar
tengoklah langitmu, langit yang sama
langit seluruh makhluk yang tinggal di bawahnya
Dan di malam-malam bulan Ramadan
ingatlah dia yang pergi ke Mercu Semesta
membawa pesan bersujud serendah-rendahnya
Perjalanannya satu kali itu disebut mikraj
kita menunaikannya 5 kali sehari sepanjang hayat
Siapakah yang menyapu langit?
Istirahatlah, manusia! Matikan dulu mesinmu
Jangan terus-menerus membuang oksidan dan polutan
Biarkan sejenak langit bersih gemilang
lalu panjatkan doamu membumbung ketinggian
agar nanti turun bersama malam Nuzulul Quran
3/5/2020
Batu-batu Langit
Batu-batu langit
yang jatuh di malam Lailatul Qadar
tiba di bumi
di malam Lebaran
Batu-batunya biarlah jatuh
permatanya melayang
Bukalah kedua telapak, menangkup
Mari bersiap
permata langit tidaklah dipungut
ia ditangkap
21/4/2023
Engkaulah Subjek
berjuntai di langit, namun kaki menjejak bumi
tercipta mendahului sarwa semesta
sehingga alam raya jadilah alasannya
meredupkan seluruh cahya
karena nur-nya
‘ummi’, tapi hulu bagi seluruh hilir ilmu
derana, tapi tak butuh apa-apa
diraja, tapi miskin-papa
cermin besar yang di hadapannya
semua orang berkaca
Engkaulah subjek
Adapun aku
dan seluruh rangkaian sesudahmu
tanpamu
hanyalah barisan abjad
yang tak dapat dimengerti
sama sekali
26/8/2023
Hai Malam
Serbuk apa yang engkau kirim ini?
Mata memberat
daun meluruh
angin mereda
hawa membeku
Yang melintas tinggal satu-dua
Sisanya meringkuk dalam pelukan
atau selimut, atau persembunyian
Saat ini, aku adalah bagian darinya
Tubuhku lelah, rasaku resah
mata terasa lamur
pikir mulai melantur
Tapi, sebagaimana aulia di bumi atau di kubur
juga orang-orang yang sedang jatuh cinta
rinduku tak pernah tidur
29/4/2023
- Puisi M. Faizi - 14 May 2024
- Menerjemahkan Kemustahilan - 22 October 2020
- Akal Sehat: Antara Akal yang Logis dan Hati yang Sakit - 14 October 2019