Puisi M. Faizi

 

Siapakah yang Menyapu Langit?


Siapakah yang menyapu langit?

Biru kelam bersih

di malam akhir tengkujuh

saat hujan mulai jarang tercurah

 

Bintang-bintang taram dan serlah

Di awal Mei yang kalut, Corona Australis tersaput entah

di timur daya, entah Spica di barat sana

Tapi yang paling terang di angkasa

aku tak tahu itu apa.

 

Kakek bilang, jangan terlalu lelap tidur malam

Mungkin dia mendengar pesan Umar Al-Khayyam:

“Tidur tak akan memperpanjang umur

juga tak akan mengurangi usia

sebab itu, sapalah Yang Esa!”


Pemandangan langit malam yang memukau

akan engkau lihat pada peta digital dan planetarium

jika semalam suntuk engkau hanya tidur

sembari menunggu asap pabrik kembali menyembur

 

Di malam syahdu, langit bersih, siapa menyapu?

Langit tak pernah kotor, mata kitalah yang rabun

oleh limbang di terik siang

dan selaput tipis di jumantara malam


Ketika cerobong pabrik sedang berhenti mengepul

ketika asap kendaraan sedang berhenti menguar

tengoklah langitmu, langit yang sama

langit seluruh makhluk yang tinggal di bawahnya

 

Dan di malam-malam bulan Ramadan

ingatlah dia yang pergi ke Mercu Semesta

membawa pesan bersujud serendah-rendahnya

Perjalanannya satu kali itu disebut mikraj

kita menunaikannya 5 kali sehari sepanjang hayat


Siapakah yang menyapu langit?


Istirahatlah, manusia! Matikan dulu mesinmu

Jangan terus-menerus membuang oksidan dan polutan

Biarkan sejenak langit bersih gemilang

lalu panjatkan doamu membumbung ketinggian

agar nanti turun bersama malam Nuzulul Quran

 

3/5/2020

 

 

Batu-batu Langit

 

Batu-batu langit

yang jatuh di malam Lailatul Qadar

tiba di bumi

di malam Lebaran

 

Batu-batunya biarlah jatuh

permatanya melayang

Bukalah kedua telapak, menangkup

Mari bersiap

 

permata langit tidaklah dipungut

ia ditangkap

 

21/4/2023

 

 

Engkaulah Subjek

 

berjuntai di langit, namun kaki menjejak bumi

tercipta mendahului sarwa semesta

sehingga alam raya jadilah alasannya

meredupkan seluruh cahya

karena nur-nya

 

‘ummi’, tapi hulu bagi seluruh hilir ilmu

derana, tapi tak butuh apa-apa

diraja, tapi miskin-papa

cermin besar yang di hadapannya

semua orang berkaca

 

Engkaulah subjek

Adapun aku

dan seluruh rangkaian sesudahmu

tanpamu

hanyalah barisan abjad

yang tak dapat dimengerti

sama sekali

 

26/8/2023

 

 

Hai Malam

 

Serbuk apa yang engkau kirim ini?

Mata memberat

daun meluruh

angin mereda

hawa membeku

 

Yang melintas tinggal satu-dua

Sisanya meringkuk dalam pelukan

atau selimut, atau persembunyian

 

Saat ini, aku adalah bagian darinya

Tubuhku lelah, rasaku resah

mata terasa lamur

pikir mulai melantur

 

Tapi, sebagaimana aulia di bumi atau di kubur

juga orang-orang yang sedang jatuh cinta

rinduku tak pernah tidur

 

29/4/2023

M. Faizi
Latest posts by M. Faizi (see all)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!