
BUNGA YANG DULU KUPETIK
Bunga yang dulu kupetik
kini menjelma beribu jentik
Aku tenggelam di keruh kolam
seumpama besi membujur kelam
beku menahan malu
atau leleh dalam cairan pilu
Kuingin tubuh ringan tanpa kenangan
berjalan ke depan sebebas angan
Tapi tubuh tak pernah utuh
separuh ‘bunga yang dulu kupetik’
separuh ‘menjelma beribu jentik’
Tak ada jalan tubuh kembali ke ayunan
tak akan hapus jejak meski dilupakan
2015
LELAKI ZIARAH
Lelaki ziarah tak mengunjungi makam
Ia mengunjungi matahari di masa silam
Ia tahu apa yang murni dan sejati
yang membuat seseorang tak pernah mati
Ia tahu kapan air mata menjelma samudera
dan orang-orang berlayar melampaui duka
dan derita
Ia tahu, tak ada yang perlu dicemaskan:
kelak semua sumur akan kering
semua yang tegak akan terbaring
sendirian
2016
KUKELUPAS KULIT USIA
Kukelupas kulit usia, dan aku
kembali kanak-kanak yang lucu
melayang dalam ayunan tangan ibu
dalam selendang kasih yang selalu
lebih lebar dari kenakalanku
Aku tahu kini sebenar-benar tahu
air susu ibu tak tumpah dari cinta palsu
menjelma rumah bagi tiap tualang
menjelma negeri bagi tiap pejuang
menjelma cambuk bagi setiap kuda
menjelma terang bagi gelap duka
2015
CATATAN KECIL 13
Apa lagi mesti dikatakan?
Setelah hari-hariku panjang dan melelahkan
Aku tak lagi membutuhkan siapa-siapa
Aku dengan kesendirianku telah melambung
membiarkan keriput jasadku kian fana
menerima penuh suka cita setiap lahar
atau bencana, lalu melukiskannya di kening
dan kedua pipiku robek oleh usia
Bacalah wajahku. Mataku yang dalam
meredam ribuan syair tak tereja
tak menetes di pena pujangga
tapi aku menuliskannya di lembar tangan
seperti larik-larik kehidupan
denting-denting kematian
Apa lagi mesti dikatakan?
Setelah beling dan paku menyusun sajakku
Aku kehilangan kata untuk menjumpaimu
2015
- Puisi-Puisi Aly D Musyrifa; Bunga yang Dulu Kupetik - 16 May 2017