Puisi-Puisi Benny Arnas; Menjelang Karimata, 2021

 

 

buatDesy Arisandi

 

 

Abu Dhabi, 2015

Aku rangkul bahu kekasih

Di belakang, lapisan emas

Kubah bandara adalah maracahaya

Kita berkeliling mencari utara

Hingga lupa: tempat-Nya di urat leher kita

 

 

Auckland, 2016

Sabana membentang

Dari pelukan hingga ujung sajadah

Domba-domba dan CCTV memeluk

Manusia dan rumah-rumah

Pukul berapa di sana, tanyaku

Jarum jam diam di matamu

 

 

Panca Mukti, 2017

Para lansia belajar drama

Kepadaku yang lupa panggung di mana

Kubuat topeng untuk menyamarkan peran

Kau ambil tali dan merapal mantra

Dari Lubuklinggau sana, aku hanya boneka

Yang menyutradarai kelengangan

 

 

Piru, 2018

Pasar pelabuhan memberiku kata-kata

Tiap pukul 10 kusiarkan ke WhatsApp-mu

Laut dan telaga berbagi kekuasaan

Ikan bakar dan colo-colo di hadapan

Kau menungguiku hingga puisi piuh

 

 

Traunkirchen—Hunza, 2019

Tiga jam dari Ljubljana. semua menjelma pagi

Hijau, bersih, sejuk, dan membungai segala

Di doamu, cerita tentang surga mengambang 

Dari matamu yang tulus

Hingga hatiku yang menggelinding

Di antara kerumunan ibek di Karakoram

Mengingatkanku pada barisan kerbau

di Lintas Sumatera Muratara

Apel hijau dan aprikot yang lesap di lidahku

Angslup dalam ingatan subuh

“Ayah,” burumu, “sudah azan.”

 

 

Petaling Jaya, 2020

Lara adalah warna hitam pada kenangan

Jumpa adalah sapu tangan basah

‘Tika mereka berbincang hingga larut

Di KFC dengan menu nasi lemak

Ketiadaanmu menabuh-nabuh jantung

Hingga perjalanan menyamarkan degup

 

 

Pontianak, 2021

Saban meninggalkanmu, aku selalu nelangsa

Di antara Belitung dan Borneo, pelukanmu

Menjelang jauh selalu membuatku bersalah

Setia dan cinta-tanpa-kemaraumu

Alangkah sihirnya

Alangkah sihir-Nya

Benny Arnas
Follow Me
Latest posts by Benny Arnas (see all)

Comments

  1. Eed Reply

    Mengingatkan pada Ethile! Ethile!
    Puisi kerinduan yang romantis kebangetan!
    Sering-sering nulis puisi lagi dong, Bang Beni!

  2. Firman Reply

    Puisi Traunkirchen—Hunza favoritku!
    Kayak ada plot twist gitu .
    Manis bangets!

  3. Inka Reply

    Manisssssss
    Bang Ben nulis puisi juga ya.
    Puisinya indahh

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!