PUISI-PUISI HIKMAT GUMELAR

 

LAUTAN MENDIDIH

dengan tumpukan gepokan dolar

tangan siapa pun, memang, dapat

meraup semau-maunya

                                             butiran mutiara

siapa pun dapat pula melenggang

seperti di cat walk

dengan busana seluruhnya

terbuat dari

                      butiran berseri-seri

tetapi siapa pun itu

siapa pun yang begitu

dapat meremehkan

                                   mengatur napas

                                   terjun menyelam

                                   mencapai dasar lautan

siapa pun itu

siapa pun yang begitu

bisa malih

                   menjadi lautan mendidih

                   terumbu karangnya pasi

                   semua memutih

VBI-102022

 

 

PERSETUBUHAN PURBA

lama sudah ia hilang gairah

mendapatkan jubah

                                     penyair

                                     dengan doping

kepada puisi

berahinya kian mendidih

dengan puisi

ia kian yakin

                        seluruh sel tubuh

                        akan saling bantu

                        bertumbuh

namun puisi

ia pun kian yakin

hanya mungkin lahir

                                     dari orgasme bersama

                                     persetubuhan purba

                                     bumi & langit

                                     di ranjang hati

ke situlah tampaknya

ia bersikeras

mengerahkan

                          segenap daya

mengarahkan

                          seluruh arus napas

VBI-102022

 

 

KAWI

ketika orang-orang rebah

lelap terpejam, masih saja ia

                                                    khusyuk merunduk

memunguti reruntuhan

                                           Kata

berserakan di sembarang ruang

bahkan ketika badai menyerbu

tak pun ia beringsut

tetap saja di situ

di jalan setapak itu

                                   khusyuk merunduk

memunguti reruntuhan

                                           Kata

berserakan di sembarang ruang

orang-orang banyak

berulang-ulang menertawaknnya

tak sedikit yang nyaring mencibirnya

tetapi itu tak membuatnya malih

tak berdalil atau berdalih

atau apalagi mengasah belati

ia tetap saja begitu

di jalan setapak itu

                                  khusyuk merunduk

memunguti reruntuhan

                                           Kata

berserak di sembarang ruang

bersikeras mencoba

                                     menyatukannya kembali

                                     menjadikannya lagi

                                     lembut cahaya purnama

                                     menyusup ke saban

                                     pelupuk malam

VBI-102022

 

 

DOA TRUK GANDENGAN REMUK

walaupun papa & dungu

sepertinya aku punya lebih dari dua telinga

bisik-bisik nun di seberang samudra pun

terdengar bak kucing kawin depan

jendela basah berembun

tatapan, gerak-gerik, & aroma tubuh

pada hari-hari sebelum & setelah berangkat

kompak mengembuskan selalu

apa saja yang akan & sudah dilakukan

nun di seberang samudra itu

namun bukan hanya papa & dungu

aku pun buruk & tak berguna

serupa truk gandengan remuk

& berserakan di dasar jurang

aku tak dapat membubung terbang

melampaui atap rumah bocor berlumut

membawamu traveling ke angkasa

mencapai bintang-bintang impianmu

atau terjun menembus biru laut

mabuk mereguk pukau terumbu karang

kuyup sukacita menyembul

membawa butiran mutiara impianmu

di sini di lembap & gelap dasar jurang ini

di sekitar gerisik kalajengking & dengus ular

siang-malam hari ke hari aku hanya begini

tangan kurus meraba-raba memunguti

kepingan-kepingan diri berserakan

bersikeras mencoba merakitnya kembali

bisa jadi ini memang sia-sia

tak berbuah dolar atau sepanjang sisa umur

hidup dari liburan ke liburan

menghirup harum barbeku & anggur

berlimpah mungkin, kian berlimpah

orang bersiteguh memeluk hidup begitu

& berserakan kata-kata

untuk membuatnya luhur & tersanjung

tapi agaknya tak ada jalan lain

bagiku rasa-rasanya masih saja

hidup utuh adalah liburan abadi

tidak, tidak perlu risau

kau sendiri mengerti benar

truk gandengan remuk

bukanlah rudal jelajah

lagi pula justru karena di sini

di lembab & gelap dasar jurang ini

di sekitar gerisik kalajengking & dengus ular

tak pernah lupa aku menggumamkan doa

semoga setiap detak nadimu

kian menyempurnakan ritme travelingmu

VBI-102022

 

 

KEPADA ANGIN

lupa atau sengaja

kisah atau jurnal

                              terus terang

                              untukku tak terang

namun itu tulisan tangan

sebagai tentakel gurita

                                          merebut peta

                                          merobek-robeknya

                                          & mengguncang-guncang

                                          ini sampan

aku tak mengerti

bagaimana kau kini

mungkin kian mendidih

                                            melanjutkan &

                                            mewujudkan yang

                                            kau tuliskan

                                            membubung terbang

                                            bersama entah siapa

                                            yang kau tulis

                                            ketemu waktu reuni

aku sendiri barangkali memang

kian jauh dari yang kau impikan

apalagi sekarang

                               peta direngut

                               & tanpa dayung

                               sampan di tengah laut

                               terapung-apung

namun aku tak punya tenaga

untuk memuntahkan sumpah serapah

menerima nasib sebagai sampah

sudah meremukkan tulang-belulang

bisaku kini paling tinggal

terpuruk dalam sampan terapung-apung

berkeras sumerah

menyerahkan penuh seluruh

                                                     nasib

                                                     kepada Angin

memang pernah kudengar

nasib manusia

bergantung pada tangannya

namun dengan seluruh

tulang-belulang remuk

masih manusiakah aku?

VBI-102022                                       

 

 

BERHALA DOLAR

api rindumu padaku tampaknya

sudah lama padam. & gairah anyar

terlihat kian berkobar. dolar pun

menjelma menjadi penentu

                                                  cuaca

saban embusan napas

saban gerakan paras

saban lontaran ucapan

saban ayunan langkah

sekalian ditakar

                            seberapa dapat

                            meraup banyak dolar

tersedia sudah berbagai bahasa

untuk menyembunyikannya

atau membenar-benarkannya

berserak pula cara merentang jarak

untuk melupa rupa-rupa nestapa

yang bertaut dengan

                                      berhala dolar

dari traveling hingga shoping

dari sexting, clubing hingga bugil

berguling-guling di pasir pesisir

atau ranjang hotel terbakar berahi

meski begitu, tak pun

barang seinci aku beringsut

aku tetap mencoba

serupa

            gunung

dikepung badai sekalipun

disambar petir sekalipun

tetap khusyuk

                         tadabur

                         tafakur

dalam penerbangan

atau dalam remang bar

kau boleh terbahak menertawakan

namun, meskipun mungkin terluka

gunung tak akan mutung

gunung akan terus

                                  mengalirkan air baku

                                  ke tenggerokanmu

                                  oksigen pun terus

                                  diembuskannya ke rabumu

VBI-102022

 

 

TUNAS-TUNAS BUNGA MATAHARI

betapa ingin menarikmu dari bandara

dari pesawat yang membawamu terbang

                membubung memburu awang

                membubung menjauhi tanah

namun, memang, tanah kita

medan peperangan berabad-abad

serbuk mesiu merasuki pori-porinya

meracuni setiap lapisannya

                membuat tanaman tak bertumbuh

                mikroba & hewan terbunuh

& entah di mana saja

berserak pula

ranjau darat

sebetulnya, sejak dahulu kala

sejak kau & aku pertama berjumpa

tenggelam dalam percakapan-percakapan

menyemburkan dasar samudra kita

                semua itu

                sudah sama kita endus

                sudah sama pula

                coba kita baca

namun ternyata mataku rabun

berkali-kali langkahku keliru

hingga beginilah jadinya

aku kehilangan

                telinga

                sebagian kaki &

              lengan

meski begitu, aku tak terputus

aku mencoba terus

                membersihkan tanah

                memulihkannya

kita pun tersenyum

ketika di tanah kita yang tandus

tampak ada beberapa kerumunan

bertumbuh lebat

kita bahkan sebagai kanak-kanak

merayakannya berjingkrak-jingkrak

tetapi ketika kita

melihat mereka dari dekat

melihat mereka dalam terang syamsu

kembali kita tersungkur

                semua itu

                semua kerumunan itu

                jamur beracun

aku pun kembali terpuruk

& tak mendengar langkahmu

                perlahan menjauh

aku tak punya lain pilihan

kecuali terus bersikeras

merunduk belajar

                bersahabat dengan tanah

                betapapun teracuni mesiu

              betapa pun penuh ranjau

              tanah tetaplah tanah

& sekarang, ketika kau di entah

di situ, di dekat gundukan reruntuk

tempat berkali hinggap tekukur

                bermunculan kecambah

sudah, sudah berulang aku membungkuk

memastikan dalam terang syamsu

semua ini sudah pasti

                tunas-tunas bunga matahari

bahkan kini, kekasih

ke marilah ke mari

                lihat, mereka sudah tumbuh

                seluhur lututmu

aku pun tambah percaya

doa butiran keringat-darah

tukang kebun

                tak habis-habis dirindu

                tanah, tanaman, mikroba, tekukur

tidak, kekasih, tidak perlu khawatir

kembalilah. tak siapa pun akan mengusir

mereka senantiasa dahaga

                menumbuhkan cinta

                di jantung kita

VBI-102022

Hikmat Gumelar
Latest posts by Hikmat Gumelar (see all)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!