LEDAKAN GELAK TAWA
kubayangkan ia terbang ke
Den Haag, ke Nurenberg
namun tak serupa karakter utama
Kafka, tertahan di muka
pintu tertutup
pengadilan absurd
ia berjalan tegak
tanpa baju membusungkan dada
orang-orang pun
semua orang di situ
di senyap ruang kudus itu
mendadak serempak
menjelma arca arca
semua bermulut sama
lebar menganga
terlebih menyusul yang berjubah di depan
mengayunkan palu membuka persidangan
ia lantang berkata
seperti pada Minggu praPaskah
di Gereja Ortodoks, sehabis seseorang
yang datang bersamanya berbisik meminta ia
bersujud memohon pengampunan
“kenapa aku harus!
aku Presiden Rusia!
Presiden Negara
Federasi Rusia!”
ya, ya. ia memang
Presiden Rusia
sudah berulang-ulang pula
tapi siapa menggerakkan
ratusan ribu tentara
ke Ukraina
ke negara berdaulat
ke negara merdeka?
siapa menyuruh mereka
menggerusnya
menyulapnya
menjadi seperti dikata
sejarawan Eropa timur tengah
“tanah darah”?
apa itu mau para serdadu?
apa itu mau orang-orang Rus?
sejak diangkat oleh Yeltsin
menjadi perdana menteri
& terus diminta naik lagi
menggantikannya, tersebab sakit,
sebagai
Presiden Rusia
mantan perwira tengah
KGB itu sudah langsung bersikeras
membikin dirinya
pusat segala
setelah entah siapa meledakkan
beberapa blok apartemen di Moskow, ia
menyambar tongkat komando. dikerahkannya
angkatan bersenjata. dikendalikannya
media massa. disesatkannya rakyat Rusia
& semua diandalkan
untuk menyerbu Chzehnya
untuk membumihanguskan
ibukotanya
ketika Presiden Ukraina bonekanya
digulingkan Revolusi Martabat, dibuatnya
lagi dongeng. dikerahkannya lagi angkatan bersenjata
& kabar sesat
Krimea pun bisa
ditaklukannya
ketika Donbas tak pun
bisa sepenuhnya digulung
dikobarkannya terus
perang bertahun-tahun
& selama semua itu berlangsung
kekayaannya terus menggunung
satu demi satu
sekutu dijadikan seteru
dibuang atau dikurung
ditembak, dibedah atau diracun
ketika Ukraina tak pun runtuh
bahkan malah bertumbuh
Presiden Rusia itu
merasa di ujung jarum
& ketika terbukti keliru hitungannya
kalap tambah menggasaknya
rupa-rupa hukum baru buru-buru dibuat
buru-buru pula
puluhan ribu orang Rusia
ramai-ramai hengkang
meninggalkan tanah air mereka
tetapi ia, kubayangkan, di Den Haag
di pengadilan yang keramat, masih saja
berdiri tegak. & membusungkan dada telanjang
ia terus demikian hingga
gedung harapan dunia itu guncang
oleh ledakan
gelak tawa
VBI-2022
KAPAL KERTAS YATIM PIATU
sehelai kertas
bergambar keluarga
melayang-layang
lepas dari pigura
terlempar dari dinding
terguncang-guncang
rudal membuat sawah
menjelma kawah
menyemburkan gelombang
asap bau mesiu
bocah melompat
tangan mungilnya tangkas
menangkap kertas
bergambar keluarga
menghilang dalam perang
tak diacuhkan
tapak kaki berdarah
tertusuk tajam
kaca pigura pecah
di lantai berserakan
juga begitu
hujan bom & peluru
si bocah teguh
sendirian di dapur
ditinggalkan atapnya
tangan mungilnya
terus melipat-lipat
sehelai kertas
bergambar keluarga
hilang dalam perang
baskom dijangkau
sisa air mengucur
si bocah senyum
sendirian berlayar
menunggang kapal kertas
VBI-02042022
ROTI IMPIAN KITA
rupa-rupa bom, roket, pelor & rudalmu, Putin
telah & terus menghancurkan bangunan bersalib
taman kota, jalan & jembatan, museum & galeri
ambulans & teater, taman kanak-kanak dan rumah sakit
apartemen & balai pertemuan, pabrik & toko roti
& lain-lain lagi. semua ini mungkin, Putin
membikinmu semakin yakin
bahwa Negara Ukraina
bahwa orang-orang Ukraina
memang tak nyata
memang khayal belaka
tetapi, jika kau mungkin tak sempat melihat
anak-cucumu tak mustahil terjelengar
tanah hitam itu
perlahan takputus
menjelma laut
lautan meluas takhenti
lautan biru-kuning
lautan bunga matahari
& setiap butir
biji bunga matahari
beterbangan menunggang angin
menaiki badai
merangkai & merangkai & terus merangkai
hikayat abadi
seperti merpati
Maria Prymachenko
yang takpernah mogok
melayang terbang
mengepak-ngepak
mengepakkan sayap-sayap
setiap jiwa rakyat jelata
mengabarkan bahwa cinta
lebih bernilai ketimbang
harta, tahta & senjata
mestinya kau tahu merpati
ajaib itu. merpati yang takhentihenti
puluhan tahun terbang
melintasi batas bangsa-bangsa
melintasi batas negara-negara
mestinya kau tahu merpati
ajaib itu. merpati yang lahir
dari hati petani kecil
yang takpernah meraung
mengutuk suhu
yang terus & tulus
menanam & merawat gandum
memberimu, istri & anakmu, makan
berbagai macam
roti
namun, bertahun-tahun kau
lantang menyeru
Negara Ukraina
orang-orang Ukraina
adalah khayal belaka
yang ada adalah Rusiaku
Rusia Agung, Rusia Maha Agung
& di pucuknya adalah aku
tetapi setiap pucuk
misalnya pucuk bunga matahari atau pucuk gandum
tak pernah lupa dari mana asal makanannya
tak pernah lupa tanah, air, api & udara
dari situlah sejarah
begitulah sejarah
tumbuh dari dan terus diberi makan oleh akar
sebagai cucu dari
juru masak Rasputin, Lenin & Stalin
mestinya kau sangat mengerti
bagaimana perjalanan
roti & anggur
sampai di meja makan
bagaimana perjalanan
Rusiamu membengkak
& Ukraina merdeka
kau mudah bertemu sejarawan. namun
ubahlah kebiasaanmu. setiap bertemu
sejarawan, kau bertanya selalu
“bagaimana sejarah akan menilaiku?”
hentikanlah kebiasaan mendikte itu
& gantilah dengan tanya
dari mana datangnya roti
dari mana minyak goreng bunga matahari
bagaimana bertumbuh
bunga matahari & gandum
bagaimana Ukraina & Rusiamu
tumbuh seperti bunga matahari & gandum
tumbuh bersama & bersama-sama
kau tak perlu risau
bunga matahari & gandum
tak akan menyulap dunia
menjadi neraka
bunga matahari dan gandum
bisa jadi justru
malah menjadikan sejarah
dapur yang selalu saja
meruapkan harum & hangat
roti impian kita
VBI-2022
LAUTAN AYAT
buat AZN
“kabut adalah ayat,” lontarmu dalam
obrolan sonder kopi & suara
ada, mungkin, yang begitu mendengarnya
langsung lantang menyeru para pemujanya
membakar janggut dan gamis mereka dengan
bahasa gado-gado berlogat padang
pasir. berulang-ulang diserukannya, “bidah!”
namun di nun tampak samar bayang tubuh
menulis dalam suhu membekukan jantung
:bidah merenggutkan topeng konsensus
merenggutkan berhala-berhala berlumut
membuka aneka ragam tujuan & jalan baru
aku tidak tahu bayang siapa itu. ia dalam
likat kabut. lagi pula, kau & aku pun demikian
sepanjang hayat terus dalam lautan ayat
VBI-2022
SEJAK ZAMAN BATU
walau tak tersentuh
apalagi dapat dipeluk
serupa purnama
terus kau membuat
gelombang rindu pasang
meluap
membuncah
aku pun tak mengerut
digerogoti cemburu
walau berderap sepatu
dari berbagai penjuru
memburu pukaumu
sejarah telah terang
mengungkap berulang-ulang
purnama dikerkah
gerhana
tetapi seperti puisi
selalu ia berhasil
melampaui bui
seperti puisi pula
meski sendirian saja
takletihletih setia
menyepuh lautan kelam
menjadikannya saujana
samudra cemerlang
begitulah kau, kekasih
purnama & puisi
sejak zaman batu
terus bersekutu
membuka pintu
& jendelaku
VBI-2022
RUANG RAUNG
bagi Yoffie Cahya
kota kita kian jahanam
buldoser-buldoser kian sliweran
kian liar menabrak-nabrak
menggilasi setiap percakapan
bahkan pun ketika percakapan
masih benih berserak di rerongga benak
orang orang pun kian berlimpah
kehilangan lidah
kehilangan wajah
kehilangan langkah
terpuruk di jalan buntu
saling sikut saling tinju
kota kita pun kian jahanam
kian menjelma
menjadi ruang raung
tetapi kau tak pun beringsut
kau tetap kepala batu
& bukan saksi belaka
meski di sejengkal tanah
kau terus membangun rumah
dengan membersihkan
menata, & mengupam aksara
memang dari jauh
kadang kudengar sayup
engkau mengeluh
engkau mengaduh
namun dari umur
belasan hingga kepala tujuh
kau tetap bersikeras
menyuntikkan cahaya cinta
ke nadi setiap kata
meski buldoser-buldoser kian sliweran
kian menggilasi setiap percakapan
bahkan pun ketika percakapan
masih benih berserak di rerongga benak
meski di jalan buntu
orang orang kian bejibun
saling sikut saling tinju
menjadikan kota kita ruang raung
dengan tabiat petani
kau terus menempuh pematang sunyi
kau terus menanam & merawat puisi
VBI-2022
KATA-KATA CAMPAH
cukuplah, cukup sudah
lihat itu lengkung langit barat
sudah buah pepaya matang
terbakar matahari
puisi memang mungkin
dapat menjadi
rumah terakhir
tetapi ini hanya jika
kau berani menggunting lidah
tukang obat pinggir jalan
bahkan anak ingusan sekarang
tak takut lagi ular sanca jinak
mereka pun paham sudah
bahwa abrakadabra
hanya bualan
bukan sajak
apalagi mantra
maka terjunlah hingga mencapai
dasar lautan hening
semadi sebagai kulai
semadi sampai mati
dengan begitulah butiran pasir
menjadi butiran mutiara
dengan begitulah butiran kata
menjadi rangkaian puisi
rajin & bangga menjadi
pedagang asong atau juru parkir
bisa lebih genah & dihormati
ketimbang terus hilir mudik
menghabiskan sisa detik
berlagak penyajak
terus berbusa menyemburkan
kata-kata campah
VBI-2022
- PUISI-PUISI HIKMAT GUMELAR - 13 December 2022
- Puisi-puisi Hikmat Gumelar - 28 June 2022
- Selusin Haiku Hikmat Gumelar - 21 April 2020