Puisi-Puisi Iin Farliani

 

Liven Vantini

pagi masih puing

seorang liven dengan vantini

di namanya

nama yang mengingatkan

layar seluas dada

dibentangkan, di atas sampan

tenggelam dalam kabut

terdengar hari semakin jauh

terlalu tua untuk menemui rumah

melihat patahan rasi di matanya

tak kuasa berkedip menyaksikan

pulau yang dibangun dari batu-batu

tertidur dalam sisa tarian semalam

disebutlah

hanya untuk mengukur

seberapa awas, seberapa dalam

untuk menyesat

mengelilingi, semakin mengelilingi

menajamkan luka yang tumbuh

dari pecahan karang

terpisah dari rombongan

dan musik dansa

dan kue apel

milik vantini seorang liven

masih puing sebuah pagi

garis yang hilang dari lukisan cat air

ombak di belakang menenun suara-suara

menenun apa yang telah dicuri

dari mimpi vantini

2022

 

 

Panorama

apa yang kaubayangkan, Tuan

satu putaran lagi

mendatangi rumah penyu

tapi, deru perahu telah terhenti

lama, lama sekali

di kejauhan

yang tinggal semata belukar

meredakan riuh hutan

di sampingmu bekal makan siang telah dingin

dingin, dengan aroma ikan basi

tunggu,

satu putaran lagi

itu berarti kembali

juru mudi tahu

alir paling rapuh

hening tumbuh

dari migrasi tuna

makam-makam laut

serapat haus yang tiba

di tepi bibir

bila saja kami melompat waktu itu, Tuan

apa yang kaubayangkan

melepas nyawa-nyawa

demi terpisah dari pekatnya

mabuk laut

2022

 

 

Seputih Daging Mentimun

mengakar kedinginan

sebagai hukuman

mengintai begitu lama

kata-kata!

menunggu disemaikan

menunggu paras ditatahkan

tapi yang terlihat hanya tinggi

begitu tinggi dari balik punggung

kenangan yang lapuk

musim-musim semata catatan kaki

dan kesunyian ini membujur

seputih daging mentimun

dilagukan sengaunya, seorang penyair

dinyanyikan bisunya pada pagi pertama

dalamnya menjelma linang

bola mata menjerat apa-apa yang hangus

dari titian hari-hari

perjalanan beku menumpahkan rupa

di teluk dengan sebuah jurang

telah luruh kata-kata

ketika dayung dicelupkan

sampan menyentuh tepi

sesudah ini dengarkan begitu mekar hari-hari

kau pun silap, hasrat yang dimamah

telah meniru apa yang kau kira

dahulu sebagai ilham

2022

 

 

Romansa

kautemui satu bab romansa

yang mengajarkanmu terperosok begitu cepat

cinta ini sehitam selat mati

kau terjaga dalam kepungan

orang-orang yang tertidur beralaskan pantai

menyediakan diri bagai bentang dada dipenuhi bau lelaki

seorang anak telah hilang dari tubuhmu

kautanggalkan penungguan itu

mendekap warna-warna rontok

satu ciuman terkelupas

menghitam ke tengah laut

menghanyutkanmu

menghanyutkanku

menuang mabuk

kata-kata menjelma udara

sekali saja perahu ini meluncur

dapatkah terdengar deritnya

yang meniru kecemasanmu

semakin mendekat ke tepi kemudi

dengan mata tertutup

kautemui satu bab romansa

yang melontarkan kehangatan

dalam cahaya pirang

2022

 

 

Terang Musim

terang musim

dikirimkan

dari penjuru hutan

para pendatang

mengintai yang timbul

dari kulit air

apa yang disaring?

plankton yang meledak

dalam kelahiran

atau yang menjemput

kepak dingin

dengan luka beku di punggungnya

semua telah asing

sebelum mendatangi

penghuni estuari

seperti pekabaran

yang dikeringkan

harum garam

2022

Iin Farliani
Latest posts by Iin Farliani (see all)

Comments

  1. MIMPI Reply

    Bukan kaleng-kaleng karya yang dimasukkan ke basabasi.co 😭😭😭

    Kapan karya saya masuk ya?

  2. Maisya Reply

    Mba iin mah suhu. Pengen sekali belajar sama mba iin… Masih muda berprestasi. Mentorin dong mba 😚 lihat tulisan2 nya dikoran jadi pengen juga.

  3. Ebatan Reply

    Batur lombok arane ne…
    Hmmm kreeennn!

  4. Sandaran Reply

    Selalu keren euyy, terus bikin karya kakak, semangkuyy

  5. Iin Farliani Reply

    Terimakasih yang sudah membaca.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!