PENGGEMAR PALSU
awan legam rontok jadi hujan
dilindungi atap teras sebuah rumah
dia yang menyebut dirinya penggemar hujan
duduk, memegang buku dan pena bertinta kehijauan.
dia bersiap menerjemahkan suara hujan
mencatatnya sebagai pesan dari sesuatu (seseorang?)
yang ia sangka berumah di atas awan
namun, kulit waktu mengerut diembus angin kalut
hasrat menerjemahkan suara hujan menciut
jadi getar takut. ke bawah selimut, penggemar hujan
bergegas sembunyi. pesan yang tak sempat dicatat
hambur di setapak di depan rumahnya
tempat dua anjing yang tak pernah mengaku sebagai
penggemar, peminat, pencinta, pemuja hujan
berlarian; merayakan; menerima sekaligus menolak
pelukan hujan.
2018
TAK TERSIAR DI TELEVISI
hujan berhasil buramkan kaca jendela angkutan kota
tapi gagal menghapus kata “ingin” dalam kalimat
“aku ingin kaya” yang tertera di sana.
sehelai tisu di tangan perempuan yang duduk membungkuk
dalam angkutan kota, berhasil mengusir bulir-bulir air
di ujung sepatu. namun, gagal mengelupas lumpur kenangan
yang melekat di situ.
pemantik api berhasil hidupkan rokok yang terselip
di bibir pengemudi angkutan kota, tetapi gagal
nyalakan senyum yang padam di sana
sambil terus meraung dalam hujan, angkutan kota
berhasil menyalip ambulans di tikungan.
namun, gagal membalap asap kesedihan
yang mengepul lalu pergi buru-buru
dari knalpot mobil berwarna kafan itu.
2018
DUA MALAI PAGI
biasanya, tiap tirai bermotif bambu itu tersingkap
dan jendela terbuka bagai mulut mangap
pagi di taman di samping kamar seorang lelaki
tersaji begini : di sisi kiri, lebah-lebah berputar
mencari posisi terbenar, memanen nektar
di kuntum-kuntum mawar. di sisi kanan
tiga atau empat ulat mengunyah daun aglonema
senikmat balita mengudap cokelat, sementara
di atas mereka, matahari belum menabur duri
membuat para embun yang semadi di daun
tak buru-buru sembunyi.
namun, sehari setelah lelaki itu beristri
pagi di taman itu terhidang tak begitu:
di sisi kiri, kuntum-kuntum mawar berputar
mengelilingi tumpukan bangkai lebah
menginjak sungut-sungut yang belum patah.
di sisi kanan, mulut daun-daun aglonema
mengunyah tiga atau empat ulat
sekhusyuk cecak memamah lalat
di antara mereka, sekawanan duri
melesat menuju matahari
usai usir sisa-sisa embun
yang keras kepala bersemadi di daun
2018
WAKTU DAN TEMPAT DIRAHASIAKAN
ketika mengetuk sesuatu yang bertahun-tahun
terhapus dari daftar tujuan perjalanan, ia bayangkan hal-hal ini:
seorang perempuan membuka pintu, menyambutnya dengan sapaan
selembut handuk menyambut tubuh kedinginan.
sebagai seseorang, yang ia kira, telah sangat mengenalnya
perempuan itu pasti tahu bahwa baginya
mengisi perut adalah mula bagi segala kerja:
dari mencari jati diri hingga mencari tuhan,
dari memaknai kelahiran sampai menerka tujuan kematian.
maka ia duga, di meja makan telah tersusun sebakul nasi
semangkuk tumis cumi dan secobek sambal tomat campur terasi.
di sana, mereka akan duduk dan makan bersama.
di saat begitu, air untuk cuci tangan lebih dibutuhkan
daripada percakapan.
sejumlah angka pada arloji yang melingkari pergelangan tangan kanannya
mulai lumer terbakar hampa. tak ada sahutan, tapi ia tetap mengetuk.
persetan sejumlah orang yang memanjangkan leher di seberang jalan,
memperhatikan seorang lelaki tanpa henti
ketuki dadanya sendiri.
2020
KUNYIT
(Curcuma longa Linn.)
telah jadi takdir anak-anak kunyit untuk lekat pada induknya.
sejak lahir sebagai tunas yang muncul dari mata rimpang induk,
hingga dewasa sebagai tanaman berbatang semu, berdaun lebar
dan berakar bengkak, mereka serap cadangan makanan yang disimpan
induk dalam daging oranye berserat, bersalut kulit jingga cokelat.
seinci pun, mereka tak akan pindah tempat hidup, jika tangan,
cangkul, atau maut tak mencabut, meski, barangkali, mereka
telah komat-kamitkan doa sampai lepuh separuh pelepah tubuh.
untuk induk, tak ada balasan selain mendapat tempat mewariskan
pusaka turun-temurun yang terkandung dalam dirinya: kurkumin,
minyak atsiri dan lain-lain. meski, barangkali, bukan itu
yang sungguh sang induk ingin.
2019
BERKUNJUNG KE RUMAH TETANGGA
langit amat nila saat suami istri itu duduk di beranda.
anak kucing koprol di kolong meja di dekat mereka
suami bangkit, menunjuk anak kucing itu, berkata: lihat,
bayi kita hidup lagi!” istri menyahut: duduklah,
esok dokter jiwamu pulang tamasya”
2017
- Puisi-Puisi Inggit Putria Marga; Kunyit - 6 October 2020
Bintang Anakampun
Good Poetry
Windhi
Love it
Reni
Bagus banget
rizky akmalsyah
‘Berkunjung ke rumah tetangga’ satir banget, ngegelitik, but over all ajib brur… Bravo!
yulius
sangat nikmat dibaca
yulius
indah sekali