
I: 28 Menit Lagi ke Titik Rahasia
sisa 122 menit, gegaslah ke dasar
pencarian dan temukan; rahasia
dari segala misteri di dalam laut
tak terbaca
tinggal 122 menit, waktu yang ditetapkan
paculah pacu ke lubuk terdalam,
dan temukan ketakdugaan
dari penghulu rahasia. Ia yang
punya rahasia
puluhan menit meninggalkan kita. kini
yang sisa hanya 28 menit lagi. segera
ke titik rahasia; selamatkan segala
yang sebelumnya misteri
pada-Nya pulangkan segala rahasia…
2021
II: Ke Dermaga
sekali waktu kita pernah bertemu
panjang sekali percakapan itu
ke manamana, tiada tuju atau juga
di mana akan berhenti. di tangan
dan di dinding tanpa jam. kita lupakan
soal waktu. terasa mengekang,
sedang kita pejantan tualang!
tak perlu digerogoti waktu. napas kita
lebih panjang dari dua belas angka
di situ. usia lebih luas dari kalenderkalender
yang dipajang di dinding atau di meja
kerja itu
kita berkerja? sesungguhnya kita
sedang berjalan; membincangkan payau,
bakau, dan bebukitan. ah laut! dari
pantai, kita boleh berlayar
ke dermagadermaga, ke pelahuhanpelabuhan,
ke…
III: Catatan Terakhir Pelayaran
hanya catatan terakhir tentang
pelayaran ini, mungkin kelak
bisa kau urai dari gelombang
dan badai
mungkin catatan perjalanan yang
ditulis pelayar, kelak akan kau temukan
di tumpukan karang atau puing
yang sulit kau tandai lagi
hanya jadwal perjalanan, mungkin jadi
pembuka kau susuri segala rahasia:
musibah dan keselamatan
selebihnya, mungkin, kau akan dapati
dari tangan yang menjalankan dan
menghentikan perjalanan
biarpun aku di ranjang busa…
IV: Di Dalam Laut Kelam
sudah lebih 15 menit dari perkiraan
laut hitam
laut dalam
sedalam Kau tak terselami
aku pun mengaji. mengaji
mencari Diri yang kurindu
di dalam laut terdalam
di dalam laut kelam
malammalam yang lengang
hanya hati baca kalam
amat pelan. pelan
tak akan bisa terselam
V: Baris Kenangan
separuh dari seluruh waktu yang kupunya
dilindas di jalanjalan, ditembangkan puting,
diayunayun angin, diombangambing gelombang,
ditumpas oleh waktu pula
tanpa sisa,
selain barisbaris kenangan di halaman ini
VI: IKANIKAN MENARI
selalu, ikanikan itu menari;
hendak pindah ke lain lantai. “di sini terlalu
dingin. usah datang, kau akan mati
di kolam kecil ini,” katanya,
ikan nila yang berenang
bagi ia, tempat itu sangat kecil:
sekali siripnya bergerak, sudah berada
di tepi. ia celupkan tubuh, menyelam
hingga ke ke dasar terdalam. lalu
kembali ke langit air
lalu, kalau ia ingin mencari lantai
dansa, karena luas dan bisa melompat
ke paling jauh. menyelam ke ujung
dalam. terdampar di antara terang
dan samar
hidup dan kematian?
Komunitas Gedung Meneng, 25 April 202
- Sajak-Sajak Isbedy Stiawan ZS - 12 July 2022
- Puisi-Puisi Isbedy Stiawan ZS - 8 March 2022
- Puisi-Puisi Isbedy Stiawan ZS; Kisah Beberapa Bagian dari Pelayaran - 22 June 2021