Hari Ini
Tak ada hari kecuali hari ini
Hari-hari lain di luar komposisi
Langkah dan mimpi kita. Tak ada
Hari hanya hari ini; pohon-
Pohon tidur, batu-batu terjaga
Dan laut bangkit di bawah kendali
Planet berputar. Kita memasuki
Pintu-pintu halaman di luar
Presisi, waktu melingkar-
Lingkar di situ, sepanjang hari ini
Selama hari ini.
Satu Tempat
Satu tempat mengikat ingatan kita.
Mungkin suatu saat kau atau aku
melupakannya. Tapi satu tempat
menuliskan sejarahnya sendiri.
Ia tak beranjak juga tak tertinggal.
Satu tempat bukan masa lalu
Maupun masa depan. Ia berada
dalam kemungkinan-kemungkinan.
Ia ada dalam impian-impian kita
Sekaligus yang tak kita impikan.
Antara
Antara mimpi dan jaga, ada jeda
Jalan bagi angin yang beranjak
Dari luar jendela. Antara kau dan aku
Membentang jarak dalam keheningan.
Aku tahu, kau menutup matamu
Segala yang sempat kaupandang
Terekam di ruang balik kesadaran.
Tanganku dan tanganmu bertemu.
Tidak di sini, tidak juga di sana.
Tapi di ruang antara bermimpi
Dan terjaga, tempat angin bersarang
Sebelum menyambut fajar datang.
Yang Tertinggal
Yang tertinggal di hari yang tanggal
dari tangkai waktu, mungkin
hanya epidermis tipis perasaanmu.
Dan kau menduga sama berharga
dengan segala yang akan singgah
dalam hari-hari belum kau kenali.
Yang tertinggal akan membatu
atau menjadi hantu dalam mimpimu.
Tapi kau tak yakin, apakah ia
atau hal lain sebagai himpunan
tak mampu kausimak dalam ingatan.
Barangkali yang tertinggal
menunggumu di depan pintu samar
dan tak kau sadari, atau menjelma
sebuah nada melankoli, mengiringi
langkahmu dalam allegro yang resah.
Akhirnya
Akhirnya kita tiba di sini. Di depan kita dunia
Memamerkan diri, telanjang dalam kebeningan.
Kau menunjuk satu jalan dari banyak jalan
Menuju kemungkinan dari sekian kemungkinan.
Akhirnya kita telah menjelajahi hari-hari
Rawan dan penuh pesona petualangan.
Berkawan mimpi-mimpi muram dalam insomnia
Panjang. Kita senantiasa karib dengan kesepian
Dan hantu-hantunya di balik jendela kamar.
Di sini kita telah sampai, kota selepas fajar
Membukakan cakrawala bagi mata kita,
Membentangkan tangga ke angkasa perawan.
Dan kita berdiri dilingkupi udara
Pagi yang beranjak dari pohon-pohon terberkati.
Tanganku di tubuhmu. Tubuhmu dan tanganku
Sebagai cara bagi sebuah rahasia. Dan suatu tempat
Satu peristiwa telah lahir, di sini, di bawah kaki kita.
- Puisi Kim Al Ghozali AM - 26 March 2024
- Puisi-Puisi Kim Al Ghozali AM; Yang Tertinggal - 6 November 2018
- Sajak-Sajak Kim Al Ghozali AM; Resonansi Pabrik dalam Tempo Presto - 17 October 2017