Puisi-Puisi Rozi Kembara; Eksil II

Rain On Gray’s Harbor by Mary C Farrenkopf

 

 

EKSIL II

 

/I/

 

tubuhmu

seakan mendirikan wilayah

bagi diriya sendiri

 

apa yang kau kerjakan

di dalam dirimu

 

melepaskan warna biru

pada langit?

 

mengubah rute perjalanan

bagi kesedihan yang transparan?

 

/II/

 

malam adalah seekor gagak

yang mematuki jantungmu

 

malam adalah api hitam

yang menghanguskan puisimu

 

malam adalah bau busuk

dari mayatmu di masa yang akan datang

 

/III/

 

ketika kau pejamkan mata

kenyataan ikut terpejam

 

hari jadi gelap

masa silam kedap

 

hanya serpihan salju

melayang di balik jendela

seperti awan yang remuk

pada pertempuran dewa-dewa

 

kini kau dambakan hijau

hijau dalam puisi Lorca

hijau gairah masa muda

 

/IV/

 

di saku jaketmu masih tersimpan

bekas tangannya

 

setiap kali dingin mengigit

kauselipkan lenganmu ke saku

dan kau bayangkan ia menggenggammu

 

tetapi tak ada apa pun setelah kata “kau bayangkan …”

 

kau bayangkan matahari tropis menghijaukan salju

kau bayangkan aroma lada menghalau bau keju

kau bayangkan lengannya menyeka keringatmu

 

kau bayangkan …

 

tak ada apa pun

selain suara gemertak kayu

di perapian itu

 

 

 

 

KETIKA SAKIT

 

lintasan

cahaya matahari

beralih

 

udara basah

seakan

mengerat ruang

 

bulan berenang

dalam kabut

 

seekor kupu-kupu

melintasi pagi

 

 

 

 

 

SEPERTI

 

seperti pipit meluncur

di wajah langit sore

seperti daunan ranggas

dari batang-batang pohon

yang menyimpan

percakapan musim

seperti pucuk alang-alang hitam

menusuk matahari

dalam tidurmu

berselubung kabut biru

seperti ajal yang berbaring

di pekarangan rumahmu

seperti seorang petapa

yang berperang

melawan dirinya sendiri

seperti matahari barat

memetik helai napasmu

hari demi hari

 

 

 

 

LENGAN-LENGAN WAKTU

 

bunyi rumpun bambu

dari petak masa lalu

 

lengan-lengan waktu

terjulur ke arahmu

 

jilatan lidah hari

pada punggung sungai

 

lengan-lengan waktu

terjulur ke arahmu

 

paras bulan muda

di permukaan kuarsa

 

lengan-lengan waktu

menyadap darah napasmu

Rozi Kembara
Latest posts by Rozi Kembara (see all)

Comments

  1. Anonymous Reply

    mantap
    mugi hasil maksad sapaneja hidep duaan
    aamiin

    • Anonymous Reply

      too perfect!

    • sukanda. Reply

      kang Roji puisinya luar biasa.terus berkarya kang. salam penyair… pikirkan tuliskan.hormat sy sukanda km.cirebon

  2. Anonymous Reply

    duh keren

  3. Anonymous Reply

    Halus

  4. Anisa Suci Ramadhani Reply

    Bagus sekali

  5. Febriston Sitanggang Reply

    Halo kawan-kawan saya mau bertanya, saya mau bertanya. Sebelumnya saya belum pernah mengirim puisi ke media mana saja. Dan saya ingin mulai mengirim puisi ke Basabasi.co ini. Setelah saya membaca cara pengirimannya, saya sedikit kebingungan. Itu marginnya cuma 4 aja atau di tambahi “cm”. Juga jenis teks dan ukuran teks saya bingung. Kira2 begitu mohon di respon kawan-kawan, saya ucapkan terimakasih banyak sebelumnya

  6. MInke Reply

    Senang dengan Puisi Eksil II. tapi, puisi lengan waktu menurut saya ini gagal

  7. awa Reply

    di pojok kanan atas kan ada menu “kirim tulisan” bro. lihat aja di situ

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!