EKSIL II
/I/
tubuhmu
seakan mendirikan wilayah
bagi diriya sendiri
apa yang kau kerjakan
di dalam dirimu
melepaskan warna biru
pada langit?
mengubah rute perjalanan
bagi kesedihan yang transparan?
/II/
malam adalah seekor gagak
yang mematuki jantungmu
malam adalah api hitam
yang menghanguskan puisimu
malam adalah bau busuk
dari mayatmu di masa yang akan datang
/III/
ketika kau pejamkan mata
kenyataan ikut terpejam
hari jadi gelap
masa silam kedap
hanya serpihan salju
melayang di balik jendela
seperti awan yang remuk
pada pertempuran dewa-dewa
kini kau dambakan hijau
hijau dalam puisi Lorca
hijau gairah masa muda
/IV/
di saku jaketmu masih tersimpan
bekas tangannya
setiap kali dingin mengigit
kauselipkan lenganmu ke saku
dan kau bayangkan ia menggenggammu
tetapi tak ada apa pun setelah kata “kau bayangkan …”
kau bayangkan matahari tropis menghijaukan salju
kau bayangkan aroma lada menghalau bau keju
kau bayangkan lengannya menyeka keringatmu
kau bayangkan …
tak ada apa pun
selain suara gemertak kayu
di perapian itu
KETIKA SAKIT
lintasan
cahaya matahari
beralih
udara basah
seakan
mengerat ruang
bulan berenang
dalam kabut
seekor kupu-kupu
melintasi pagi
SEPERTI
seperti pipit meluncur
di wajah langit sore
seperti daunan ranggas
dari batang-batang pohon
yang menyimpan
percakapan musim
seperti pucuk alang-alang hitam
menusuk matahari
dalam tidurmu
berselubung kabut biru
seperti ajal yang berbaring
di pekarangan rumahmu
seperti seorang petapa
yang berperang
melawan dirinya sendiri
seperti matahari barat
memetik helai napasmu
hari demi hari
LENGAN-LENGAN WAKTU
bunyi rumpun bambu
dari petak masa lalu
lengan-lengan waktu
terjulur ke arahmu
jilatan lidah hari
pada punggung sungai
lengan-lengan waktu
terjulur ke arahmu
paras bulan muda
di permukaan kuarsa
lengan-lengan waktu
menyadap darah napasmu
- Puisi-Puisi Rozi Kembara; Eksil II - 18 February 2020
Anonymous
mantap
mugi hasil maksad sapaneja hidep duaan
aamiin
Anonymous
too perfect!
sukanda.
kang Roji puisinya luar biasa.terus berkarya kang. salam penyair… pikirkan tuliskan.hormat sy sukanda km.cirebon
Anonymous
duh keren
Anonymous
Halus
Anisa Suci Ramadhani
Bagus sekali
Febriston Sitanggang
Halo kawan-kawan saya mau bertanya, saya mau bertanya. Sebelumnya saya belum pernah mengirim puisi ke media mana saja. Dan saya ingin mulai mengirim puisi ke Basabasi.co ini. Setelah saya membaca cara pengirimannya, saya sedikit kebingungan. Itu marginnya cuma 4 aja atau di tambahi “cm”. Juga jenis teks dan ukuran teks saya bingung. Kira2 begitu mohon di respon kawan-kawan, saya ucapkan terimakasih banyak sebelumnya
MInke
Senang dengan Puisi Eksil II. tapi, puisi lengan waktu menurut saya ini gagal
awa
di pojok kanan atas kan ada menu “kirim tulisan” bro. lihat aja di situ