Puisi-Puisi Yeni Purnama Sari

 

Di Balik Tirai Khalwat

/I/

Beri aku tanda, Kekasih!

biar tak gagap kubaca arah menuju rumah-Mu

jelang langkah ini tiba pada perjalanan paling sunyi   

aku ingin pulang sebagai diri yang utuh

meneguk manis anggur dari bibir piala di meja perjamuan-Mu

menuntaskan dahaga rindu berbilang tahun usiaku

terlampau tinggikah inginku?

kepulangan terus dirapal sebagai janji pasti

setelah hari keberangkatan itu

meninggalkan hangat rahim ibu

berpayah-payah menyingkap pintu-pintu

alangkah sukar melawan kehendak hasrat dalam diri

ketika gemerlap cahaya lelampu di jalan-jalan

tempat pesta jalang tak henti digelar

mengalihkan pandang

sementara riuh tawa, gurau senda, dan sajak-sajak dusta

kian mengimpit liang telinga

menjadikan aku tuli dari bisik firman-Mu

bawa aku ke jalan paling lengang dalam diri, Kekasih

menuju persembunyian hayat, terlepas dari ruang dan waktu

maka, turunkanlah tirai-tirai dari helaian kafan itu

di baliknya, bersimpuhlah sekujur Aku!

dalam sunyi bilik khalwat segumpal tanah menyisih

meniti perjalanan menemukan Yang Sejati.

 

 

Di Balik Tirai Khalwat

/II/

; menuntaskan rindu

Aku mencari Engkau

di atas meja perbukaan

pada tegukan pertama selepas dahaga

pada helaian angin yang menyelimuti malam

di pijar-pijar lampu surau dan sesuara kekanak mengaji alif ba ta

di atas setapak yang tiba-tiba ramai dilewati para peziarah kenangan

mereka membawa keranjang penuh doa-doa

aku mencari Engkau

di balik lembar-lembar mushaf yang tiap waktu kurapal

hari-hari kian beringsut jua

gelisah debar di dada serupa hendak melepas Kekasih

pergi menuju silam

jalan yang tak akan kutemu pangkal dan ujungnya

aku masih mencari Engkau

serupa musafir mendengar kabar tentang sebuah telaga

kemudian bergegas menujunya

namun arah kian tak terbaca

telaga menguap jadi fatamorgana

adakah yang salah dengan tuju langkah pertamaku, Kekasih?

adakah tirai-tirai dari helai kafan itu mesti aku turunkan

demi menutup kefanaan dunia sekeliling?

dalam bilik khalwat segumpal tanah menyisih

mengeja tiap jengkal makna di tiap ruas penciptaan diri

dan menemukan persemayaman Engkau

di bilik paling sembunyi, paling rahasia

serupa hitungan usia yang tak dapat kuterka

ya, di sanalah barangkali, Kekasih

akan kutemu damai rinduku.

2018

 

 

Dencing Tujuh Anak Kunci

: Sakti Alam  Kerinci

Tujuh anak kunci berdencing di tepi kulukku

toleh pada tujuh penjuru

yang kulihat hanya pintu-pintu

tanah yang kupijak menjadi sakti

dalam tale penyaru rindu

engkau merapal jampi:

o, puan

sekepal tanah dalam dadamu

berasal dari tanah ini

tali pusarmu menghumus dan membulirkan biji-biji kopi

sejauh apa hendak kaurentang jarak

niscaya ke jalan ini (lagi)

engkau hendak kembali

maka tertawanlah jiwaku

dalam sungkup kabut  lembahmu

dencing tujuh anak kunci di tepi kulukku

terlepas satu persatu

tujuh anak kunci

tujuh pintu

tujuh penjuru rindu

tapi yang kutemukan hanyalah larik-larik kosong

bilik-bilik panjang kesunyian

membentang hingga ke masa lalu.

2022

 

 

Sinama Jelang Senja

Deru angin senja

dan alir batang Sinama

engkau bawa aku ke silam kekanakmu

di antara kecipak riak

dan sampan-sampan menepi

seperti hari-hari terus beranjak ke tubir sunyi

 

suara apa yang engkau tangkap

sepanjang alir batang air itu?

tanyamu

 

kecipak riang kanak-kanak mandi

lenguh kerbau dan senandung penggembala

di padang lapang

dersik lambai nyiur disisir angin petang

deru arus dan riak mengayun sampan

di tepian

lenggok angguk batang padi menyahut riuh suara barzanji

dan ladang-ladang memainkan lagu hening

menjelang hujan

 

deras waktu terus mengalir ke muara

sementara jemari kenangan dalam dirimu

menghelaku jauh ke hulu rindu.

2022

Yeni Purnama Sari
Latest posts by Yeni Purnama Sari (see all)

Comments

  1. Vitto Prasetyo Reply

    menyentuh jiwa…. religius

  2. Galih Agus Santoso Reply

    Sudah lama tidak terpukau dengan puisi religi..dan puisi ini berhasil membuat saya terpukau..luar biasa

  3. Dina Reply

    Puisi religi yang bikin damai hati

  4. Asep Setiawan Reply

    Mantaf

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!