Para pujangga suka betul dengan hujan. Begitu banyak syair indah terinsipasi dari hujan yang turun ke bumi. Membawa suasana sendu mendekati rindunya kepada sang pujaan hati. Begitu damainya hingga melarutkan waktu hingga pagi keesokan harinya
Ada tapinya. Suasana romantis yang datang mengiringi tetes-tetes air yang ketika pelajaran IPS dulu katanya mulai berjatuhan di bulan berakhiran “–ber” selama kurang lebih enam bulan, bisa buyar yar yar gara-gara sejumlah faktor kelalaian manusia. Maka, seperti kata pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati, perlu kiranya mengetahui 5 hal penyebab hilangnya romantisme hujan.
1. Nggak bawa payung
Payung memang sudah semakin beragam bentuknya, mulai dari payung gazebo, payung besar yang biasanya jadi hadiah karena buka rekening baru, payung lipat, sampai payung topeng monyet. Coretlah selain payung lipat. Maksudnya, hanya payung lipatlah yang sekiranya mudah dibawa ke mana-mana. Sembunyikan pada bagian terdalam tas jika malu ketahuan teman. Percayalah, sedia payung sebelum hujan lebih baik ketimbang minum obat penurun demam karena kehujanan. Tanya Bu Joko kalau nggak percaya.
2. Jas hujan bocor
Para pengendara roda dua—roda tiga juga—yang baik, tentu seharusnya menyediakan jas hujan sebagai penangkal basah selama di perjalanan. Inovasi jas hujan pun nggak mau kalah dengan inovasi payung yang sudah dibahas tadi. Ada yang untuk para rider, para tukang becak, pasangan yang selalu ingin berbagi, sampai hijaber fashionista. Bagaimana pun bentuknya, nggak masalah. Yang menjadi pertanyaan adalah: amankah jas hujan itu? Adakah bolong-bolong yang memungkinkan air mengalir masuk dan membasahi pakaian meski baru jalan sekian meter di bawah hujan deras? Memakai jas hujan yang bocor, sama halnya nggak pake jas hujan. Sebaiknya, belilah yang baru. Beli dua, kalau punya sampingan Go-Jek.
3. Jalanan banjir
Debit air yang besar mengakibatkan selokan meluap dan menyebabkan jalanan menjadi tergenang alias banjir. Nggak ada seorang pun pemakai jalan yang senang dengan banjir, apalagi isi selokan pun ikut berserakan. Hindari banjir dengan memilih berteduh sampai hujan reda dan air kembali ke habitatnya. Gunakan sandal jepit yang mudah kering dan permukaannya nggak licin. Biasanya merek Swallow murah meriah harganya. Berjalanlah seperti biasa. Anggap saja nggak terjadi apa-apa.
4. Diputusin pacar
Nggak ada yang lebih buruk dari momen diputuskan pacar ketika hujan. Apalagi payung ternyata punya si pacar dan dia pergi begitu saja, ditambah lagi sebuah kendaraan melaju kencang melewati genangan air berlumpur dan muncrat ke muka. Lengkap sudah penderitaan itu. Demi menghindari kemungkinan pacar minta putus di bawah derasnya hujan, pura-puralah nggak denger atau pura-pura pingsan. Niscaya, pemutusan hubungan akan ditunda hingga waktu yang lebih memungkinkan.
5. Hujan dalam mimpi
Setelah melewati musim kemarau panjang, siapa pun akan bersorak-sorai menyambut hujan pertama kalinya. Membaui tanah basah, tumbuhan ikut bergembira melebihi keceriaan Rahul yang kasmaran di film Kuch Kuch Hota Hai. Tapi, hujan yang hanya dalam mimpi, jauh lebih menyebalkan daripada melihat muka abstraknya Lord Voldemort.
Nah itu tadi 5 penyebab hilangnya romantisme hujan yang perlu mendapatkan antisipasi cerdik para generasi kekinian. Meski bukan satwa langka, sayangilah hujan dengan sepenuh hati. Jangan lupa, selalu minum vitamin dan jaga kesehatan!
- Cerita Ringan Seorang Pekerja Kantoran yang Biasa-Biasa Saja - 21 September 2016
- Arogansi adalah Racun yang Mematikan - 22 May 2016
- AADC 2; Lanjutan Keresahan Hati Rangga dan Cinta - 17 April 2016