CEMBURU
Dibuatnya oleh kekasih
seluruh hariku adalah perjalanan
Dibuatnya oleh kekasih
semua rumahku cumalah penginapan
Dibuatnya oleh kekasih
anakanakku kedatangan dan kepergian
Dibuatnya oleh kekasih
harubiru rindu dan cinta
berujung pada jumpa dan kecewa
tersebab tak bisa berlamalama
Dibuatnya oleh kekasih
segala perhatian duniaku hanya
memandang wajahnya
yogyakarta, 13 oktober 2019
MENUJU LEMBANG
Jalan naik ke langit
Jalan turun ke hatimu
Kabut memang nutup pandang
Tapi keluasan padang awan melenggang
Hamparan kebun teh di kanan kiri
Hamparan mripatmu mengerjap malu
Dari kaca jendela puisi ini dimulai
Padahal indah itu selalu bermula dari hatimu
Bus ini seperti kereta kencana yang
Mendaki awanawan para dewa
Dan aku tak mau membayangkan
Bagaimana jalanan licin menurunkannya
Sampai ke dasar kecemasan
Toh antara keindahan
Dan ancaman, napas yang
Terhirup masih memberi pilihan
Maka, ayolah, di Lembang
Rembang petang bukanlah lambang
Hidup terlontar ke ketinggian seperti lembing
Yang terjatuh ke tanah basah
Kamar ini hanyalah pinjaman
Ketika matahari terbit esok hari
Perjalanan belum berakhir di sini
Perjalanan menjadi jalan itu sendiri
21 Januari 2020
POTRET
sedang kupasang pigura masakecilku
dan aku bercermin kepadanya
dan kujumpai gelak tawa
dan sedusedan menepi ke batas pagi
sampai matahari terbit dari bingkai potret ini
dan kini senyuman cucuku mengekalkan
itu semua ke dalam tatap matanya yang
begitu kejora kepada dunia
yogyakarta, 18 maret 2020
SUWUK GUS MUS
— di masa Corona
sempurnakanlah wudu
kau aku akan terbasuh dari rasa rusuh
lantaran air merekam doa dan kebaikan
seperti langit merekam bumi: selepas subuh
dan sebelum matahari terbit
lidah hati kau aku mewirid
dan di batas senja dan malam
kembali suara syair itu berdesir
“Bismillaahilladzi laa yadhurru ma’asmiHi syai-un
fil ardhi walaa fissamaa-i waHua s-Samii’ul ‘Aliim”
dan bila kau aku ke luar rumah
jiwa pecinta tetaplah tinggal di dalam rumah
hati yang selalu ingin bernyanyi indah
“yaa Salaam yaa Hafiizh yaa Maani’u yaa Dhaarru”
bersalawatlah suara semesta
bersalawatlah para malaikat
bersalawatlah bibir kau aku yang
gemetar ketika disebut Nama Maha Kekasih
seperti mawarmawar merekah
petiklah wanginya sebagai hikmah
seluruh darah hingga ruh
menolak bala hingga pagebluk megat ruh
“Allahumma innaa nas’aluKa al-‘afwa wal-‘aafiata
wal mu’aafata fiddiini waddunyaa wal aakhirah”
aamiin
yogyakarta, 19 maret 2020
- Sajak-Sajak Abdul Wachid B.S. - 13 September 2022
- Sajak-Sajak Abdul Wachid B.S.; Cemburu - 28 April 2020
- Sajak-Sajak Abdul Wachid B.S. - 30 April 2019
Anwar
Wah, ada 2 puisi yang dimuat ganda ternyata.
Noer Inna
ya btul. saya mmbaca puisi POTRET dan SUWUK GUS MUS dri penulis yg sama di Harian Rakyat Sultra edisi 27 April kemarin.
Abdul Wachid BS
Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuh. Terimakasih atas informasi pemuatan 2 sajak saya yang ganda ini. Saya minta maaf atas keteledoran ini. Biasanya saya catat kemana dan apa saja judul sajak yang saya kirimkan, namun kali ini lupa. Oleh karena itu, untuk menjaga kebaikan kiprah http://www.basabasi.co yang sangat saya syukuri dan banggakan ini, maka mohon pemuatan sajak saya digagalkan saja. Terimakasih. Wassalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuh.
Gabriel Kj
Apakah ada yg salah jk dimuat ganda? nggak ada regulasi undang2nya!
Desyta
Di cara mengirim tulisan, pihak basabasi.co tidak menerima karya yang sudah dipublis dlm bentuk apapun.
Daridiksi
Menenangkan…
Said
Saya sudah membaca. “Suwuk Gus Mus di Musim Corona” ini hizif doa untuk dunia agar terhindar dari bala’. Jadi barangsiapa yang menyebarluaskan insya Allah mendapatkan pahala, diselamatkan dari berbagai bala’ dan kekurangan, amin.
poernomo
Ijin share, puisi CEMBURU bikin bulu kudukku berdiri
Fatma
puisi CEMBURU …..bikin baper….
Ichsanul A.R. Sholeh
Sajak sufistik sekelas Jalaluddin Rumi. Luar biasa!