Melankolia Musim Panas
-Ella Fitzgerald
Ella, oh Ella.
bagaimana bisa kuhadapi
musim yang melankolis ini.
musim yang berdenyut
selagi ikan-ikan
menangguhkan lelapnya.
mereka berenang
membentuk angka delapan
tak sempurna yang indah.
sedangkan di langit
perahu kapas mengapung
dengan tenang.
di dalam lambungnya
berpasang binatang tak ingin turun
meski pasang telah lama surut.
musim terus berdenyut, Ella
sementara aku tekun merajut
sepasang sayap dari bulu-bulu waktu.
dan Ella, ajari aku pergi
dengan kepak-kepak canggung
meninggalkan musim
yang melankolis ini.
2018
Setelah Jaz Berakhir
(Take 1)
tinggal kehidupan. kau merasa sepotong dirimu tertinggal di dalam jaz. kau dapati sepotong yang lain sedang membaca sajak ini. kau bertanya-tanya, suara siapa yang sedang membacakannya dalam hatimu. kau berpikir untuk berhenti membaca sajak ini, namun kau coba membaca paragraf yang sama sekali lagi dengan cara yang berbeda.
(Take 2)
tinggal kehidupan. sepotong dirimu melihat dirimu melangkah pergi menjauhi jaz. sepotong dirimu tak sedang membaca sajak ini. kau merasa asing dengan suara yang kau dengar dalam hatimu. hingga pada kalimat ini kau sadar, kau telah lama kehilangan sepotong dirimu, bahkan jauh sebelum jaz dimulai. kau semakin berpikir untuk berhenti membaca sajak ini. namun tak ada yang bisa kau lakukan, sebab kau telah sampai pada kata terakhir.
2018
Ketika Kau Memutuskan Pergi dari Kota Ini
–dari 4.00 AM, Taeko Ohnuki
pukul empat dini hari, dan kau masih tak bisa terlelap.
kau bayangkan kepalamu adalah sepetak kolam,
sementara ingatan buruk melompat masuk ke dalamnya,
plung, seperti katak dalam haiku Matsuo Bashõ,
menyisakan riak yang tak bisa kau abaikan.
kau tersadar, kini tak ada lagi dengkur halus
yang terdengar dari samping tempat tidurmu.
kau putuskan untuk membaca sajak ini,
membacanya perlahan, kata demi kata.
namun sekeras apa pun kau coba, tak ada kalimat
yang dapat mewakili kenanganmu.
kau merasa lupa cara menikmati sebuah sajak.
pukul empat hampir berakhir, begitu pun sajak ini.
sedangkan kau harus berangkat pada jam kerja berikutnya.
satu hal yang kau simpulkan, kau harus segera pergi
sebelum segalanya lebih dulu meninggalkanmu.
2018
Tentang Sepotong Bibir
aku membaca naskah purba
pada buku-buku bibirmu.
perihal seorang biksu
yang menyusun batu-batu.
kau rangkai setiap kata
dengan rapi, serupa melipat
burung-burung origami,
sementara sudut paruhnya
berulang kali melukaimu.
seperti kitab suci,
kau meletakkan bibirmu
pada suatu sudut yang
jarang tersentuh,
membiarkannya dingin
dan berdebu.
2018
- Sajak-Sajak Adhimas Prasetyo; Melankolia Musim Panas - 12 February 2019
jabal
Benar benar membuat isi kepalaku kembali berpikir sejenak setelah membaca puisi puisi milikmu ini, sungguh indah caramu.