Hidangan
Dari sahur ke magrib
Berenang tubuh ke tepian
Lapar hausku telah raib
Sebab Akulah hidangan
Sepasang Mata yang Lain
Kau mendesis di jantung bayang
Sepasang matamu berasal dari entah
Ke dalamnya sedang kuserahkan sekalian
yang kelak jadi kenangan; tubuh yang terusir
dari kata. Atau suara yang lebih menyerupai
raungan. Besar dalam asuhanmu
Sepasang matamu berasal dari entah
Seperti juga sepasang mata yang lain
Berdiam di kelopak padma
Ke dalamnya sedang kupulangkan
sebuah kata yang tak pernah bisa
kau jamah
Kau mendesis keras; melata ke atas tubuhku
Catatan 2020
Dalam jemaat
Tuhan membagikan kantung mayat
Wabah tak berlidah
Senyap manusia tak berjubah
Boulevard de Belleville
—Gani
Boulevard de Belleville yang panjang
Di ujung kelok bersimpang lengang
Di kedai kopi orang menatap dingin hari
Di luar kepak kata di pohon mati
Boulevard de Belleville yang panjang
Lalu kata ke lubuk angin bergulung
Lenyap di kelok jalan bersimpang
Di situ burung dan langit tak berujung
Perpisahan
Aku telah keluar dari tubuhmu
Meninggalkannya di suatu tempat ketika
kau mengucapkan sebuah nama sambil mengunci
gerbang di ujung sekalian jalan. Dengan nama itu
kau menyangka hidup bersamaKu
Kota Putih
Aku melihatmu di sebuah kota
yang menjadi putih. Ketika gelap
bersalin lidah dengan terang. Ketika
orang-orang menemukan sisik ular
di bawah bantal, sajadah, dan altar
Bagai lebah mereka berkerumun—
memasuki tubuhmu. Mengangkut kecemasan
dan kebencian. Di padang lapang mereka
mengerang dan mengasah pisau
Kota seputih kafan. Kau berjalan
memanggul jenazah Habil, mengitari
Kota Suci, memandikannya
dengan percik bunga padma
Tubuh dan kakimu mengucur darah
Jemaat yang terus mengerang; berebut
daging dan darahmu. Mengitari tulang
belulangmu
Aku menemukan kematianmu
di sebuah kota yang menjadi putih
Kota yang kuciptakan dari percik ludah
dan pisau yang terus diasah
Yang Membelah di Pucuk Lidah
Tubuh dingin berkaki hujan
Langit putih rambut angin
Melambai kekasih di kejauhan
Manusia dan kata berpeluk ingin
Musim gugur pohon basah
Mantel biru tubuh perempuan
Gelap berpilin di kelok tikungan
Manusia membelah di pucuk lidah
Pelancong
—Red Light Amsterdam
Cahaya menggenangi tubuhku
Pelancong melintas pandang belaka
Antara termangu dan kerling pendosa
Kuhafal benar bau nafsu
Rabi muda yang tampan
Dari dasar kanal ia bangkit
Menggeser bayang langit
Di atas alun air ia berjalan
Kawanan gagak menghilang
Ular pergi ke balik lalang
Rabi muda berdiri di muka kaca
Memanggul manusia dan kata
Tenang matanya putih jantungnya
Kuhafal benar luka bau darahnya
Rabi muda yang tampan
Jangan berdiri belaka
Bawa tubuhku ke dalam kata
- Sajak-Sajak Ahda Imran - 12 May 2020
Rach
Kabupaten 50 Kota…. I miss you so much. Membuka kenangan tiga tahun silam.
Salam dari kalsel…
Vera
Belum ada puisi terbaru lagi?
Admin
kami masih libur 🙂
Aulia
Kembali aktif lagi kapan kak?
Cria
Kapan aktif lagi kak
Ainun
Kata demi kata mengurat erat, dengan sopannya masuk ke hati
rizky akmalsyah
Wah gaduh ternyata di sini, banyak yang merindu melatahkan kata. Ikut berburu ahhhhh
Yuli Lesmana
Aku menatap mentari. Terbangun dipagi hari, terdengar suara burung kenari.Aku bermimpi bisa menggapai matahari mewujudkan mimpi.Sinar mentari yang terpencar begitu terik aku ingin menatapnya walau perih.Aku mencintaimu dengan seluruh hati.
fay
bagussssssssssssss. tp,
coba cek email dari aku kakak:(
alleydid
bagus sekaliii
Yasher
Admiiinnn😭 sudah ratusan kali saya mengirim naskah puisi ke basabasi.co tapi tidak ada satupun yang lolos… Saya kembali lagi mengirim naskah puisi saya yang ke sekian kalinya, mudah²an layak dimuat, mohon dibantu ya min, makasi🙏
Admin
sekarang kami masih libur tayang kecuali kolom khusus tajalli. sabar ya 🙂
Kesatria Pena
kira kira kapan nih aktif lagi min ?…. semoga puisi sama cerpen ane diterima
Kesatria Pena
wah.. salam dari Bukittinggi…
Anhaar anna
Ada puisi baru nggak Kak? Kalau ada semoga punyaku yang dimuat, aamiin. Udah aktif belum nih Kak?
jastismarta
Suka bacanyaaa:)
Agus Nurhidayatullah
min sekarang masih libur tayang atau sudah mulai lagi?
Admin
sudah tayang lagi, tapi hanya kolom cerpen aja.
Jalu Wintang
Kolom puisi nya sudah tayang lagi, min ?
Juwita
Kpn tayang lagi puisi nya admin kasih kbrya
Senja Ariesti
Min, liburnya udahankah?