Sajak-Sajak Ewith Bahar

Untitled Oil on Canvas 2013 by KwangHo Shin

 

INGATAN

 

Kekuatan ingatanku

Dipupuk bebunyi syahdu

Dari doa-doa yang menguduskan air teluk

Dari denting perut lapar di mangkuk panekuk

Dan dari degup jantung yang berdetak dalam peluk

 

Kelok perjalanan pada amuk

Dan solitude orkestra yang begitu maut

Irama tragedi dan komedi yang melodik

Mengalirkan ekstasi ke dalam darah

Tubuh mengerahkan segenap kemampuan

Dalam geliat tarian satir

Menghimpun segala datang segala pergi

Dalam lingkar tafsir

Musim berputar dalam anomali

Kita dengan tabah menabung segugus kekuatan

Melawan taifun yang menggerus simpanan ingatan.

 

 

 

CAHAYA

 

Cahaya yang luhur menyembul di pintu timur

Jatuh di atas tanah, dengan warna saling membaur

Biasnya mekar

Semakin lama semakin lebar

Mengisap sisa-sisa dosa

Mengusap permukaan keruh kaca

Menyalakan sepercik api di tungku dada

Perlahan memendar tanpa tergesa

Menyadari sepenuhnya bahwa waktu

adalah sabda guru

yang kepadanya kepatuhan

dijalani tanpa kesangsian

 

cahaya begitu jujur

telanjang tanpa hijab,

memperlihatkan segala, apa adanya

diterangkannya wajah laut yang semalaman penuh misteri

juga hutan-hutan yang menyombongkan

kerimbunan yang kelam

tak ada yang mampu sembunyi dari terkaman

sinarnya yang merontokkan tembok-tembok ketertutupan

betapa, lapar kita pada terang

tunai dengan satu bahasa pagi

yang bersuara penuh takzim

ia terdengar lirih menyahuti

salam yang terucap ba’da tahiyyat

disekanya secercah noda di pipi kanan

disapukannya seulas kesumba di pipi kiri

cahaya memantul di segala permukaan

tak gentar pada boikot dan intimidasi

ia hanya tahu bahwa segala tugas harus tunai

karenanya, di serentang pagi hingga siang

jubahnya terus mengembang

duduk anggun pada singgasana bernama kewajiban

merasa indah memanggul tanggung jawab

bila pun sampai ada yang kerontang

sungguh bukan karena cahyanya yang garang

cukup bila insan paham

bahwa harmoni adalah cinta yang dibesarkan

dengan tangan saling bergandengan

dengan sebuah komitmen yang kukuh

tanpa tawar menawar

komitmen yang membuat rumput-rumput

dan pucuk daun jambu

tak lagi hangus didera terik

manakala sang cahya menyanyikan kidung sucinya

pada nada tertinggi di kulminasi siang

tersebab akar-akar yang lembap

akan menyuapi segenap dedaun

dengan minuman paling segar dari dada ibu bumi

dan cahaya mengawininya dengan janji paling khusyuk

demi lahirnya bebunga yang memahkotai taman-taman

demi bebuah yang menggenapi kebahagiaan

di sehampar meja makan

dan sepanjang lorong pencernaan.

 

 

 

TUBUH YANG BUKAN MILIKKU

 

Di cermin, sebuah tubuh memasuki mata

Tubuh yang bukan milikku

Terlipat seperti origami

 

Di tubuh yang bukan milikku

Aku memimpin peperangan

Menikmati kekalahan dan kemenangan

 

Aku mencatat peristiwa tubuh

Di atas papyrus

Tanpa subjektivitas

Karena seolah, itu bukan tubuhku.

 

(Mei, 2020)

 

 

 

PENTINGNYA MENJADI GILA

 

Kita selalu menginginkan umur panjang, yang merentang lempang

Mengidamkan kebahagiaan, kemakmuran

dan kalau bisa sekalian kesaktian

Semakin lama semakin musykil: juga ingin menjadi Tuhan

Meski tahu kalau itu keterlaluan

tapi tetap menaruhnya dalam daftar keinginan

Kita membiarkan syahwat dan naluri daging yang buas

memangsa habis yang bersemayam dalam atma

Tak mengapa disebut setengah binatang setengah manusia

Karena hidup hanya sekali

menjadi sinting sesinting-sintingnya

adalah prestasi prestisius

Bukankah tak semua orang sanggup menjadi gila?

Menjadi gila perlu kecerdasan dan secercah bumbu akal licik

serta setipis mungkin rasa malu

Bila kegilaanmu menghasilkan uang dan jabatan

kau akan menangguk rasa hormat dari orang-orang lainnya

yang tentu saja juga gila

Tapi penting juga menjadi orang gila

Setidaknya, dalam kegilaan kita merdeka

 

(Oktober 2020)

 

 

MANUSIA dan KUCING

 

Anak-anak dan kucing tumbuh beriringan

Sama-sama meramaikan halaman serta meja makan

 

Kucing-kucing mengeja waktu

Seperti menyiangi daging dari sela tulang-tulang ikan

Khusyuk tapi tanpa beban

Hidup dicukupkan dengan memenuhi jangka pendek yang instan

Sementara anak-anak berkembang dengan tubuh dan pikiran yang semakin matang

 

Waktu memainkan peran

Memberi jatah beban dan kebahagiaan yang sungguh berlainan antara kucing dan insan

 

Manusia tumbuh, dari kanak sampai menjadi renta

Dikepung rencana dan target

Berlari lelah dikejar usia

Kucing-kucing menyusuri jalan menuju masa tua dengan cara amat sederhana:

Kawin, lalu bercengkerama di halaman atau bertualang di jalan-jalan

Tak satu pun yang masuk rumah sakit jiwa.

Atau seumur hidup menenggak obat-obatan.

 

(Oktober 2020)

Ewith Bahar
Latest posts by Ewith Bahar (see all)

Comments

  1. rizky akmalsyah Reply

    bravo brur…bravo brur…Sajak ‘cahaya’ jleb banget buat saya…

  2. Kesatria Pena Reply

    semoga puisi ane sama cerpen ane juga bisa diterbitkan disini….

  3. Ren Reply

    aku sangat suka …’pentingnya menjadi orang Gila’

  4. orang cantik Reply

    Seakan-akan tersihir oleh kata-katanya, aku sangat suka yang judul Cahaya. Karena ia biasa namun luar biasa

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!