Sajak yang Bertahan dalam Setiap Cuaca Murung
:senthe wulung*
di hadapan gunung batu kapur
dan lekuk tajam berdaun rimbun
aku sendiri sebatang pohon gugur
asing dalam derita beragam pantun
jalan lengang sunyi memanjang
petani kehilangan padi di ladang
aku sempurna menjadi senthe wulung
yang beradu nasib di ujung paruh burung
bertahan dalam setiap cuaca murung
kenapa kau enggan menanam kepulangan?
ladangku sekarang beton terkembang
telah kusemai dengan benih besi
tinggal menunggu genangan air dari selokan yang tersumbat
kemudian tumbuh. runtuh
lalu kenapa kau menjadi resah menantinya?
setiap ranting mengutuk kehilangan daun
kupu-kupu meratap dalam kenang
aku juga resah dalam risih penantian
dan gigau kabar kepulangan
maka sebagai tumbuhan penolak luka
telah kubiarkan tubuhku lumat
di sembarang tambat
lantas mengulang tumbuh sebagai senthe wulung
yang pandai menyulam lukanya sendiri
Yogyakarta, Maret 2021
Catatan :
*Senthe wulung nama Latinnya Alocasia Plumbea. Tanaman ini merupakan tanaman asli Indonesia (Pulau Jawa). Senthe Wulung ini, konon bisa mengusir malapetaka. Tanaman ini hidup di pinggiran sungai, persawahan ataupun tegalan yang lembap.
Umpak dan Janji
─barangkali jejak harus dieja
dalam mulut para pribumi
mengapa situs jadi lahan
memendam sejarah dan peradaban
di sebuah petilasan sunyi
cabang batang beringin tua bermandikan cahaya
matahari jadi difraksi barangkali hati semacam wingit
kau jarang bertandang mengirim dupa kembang dan kemenyan
altar menjelma tumpukan jejak tanpa setapak tuju
segalanya melintas walau hanya selemparan batu
pada sendang pengasihan
riak merdu serupa langgam sebuah gambang
bayangmu menggugah sarang laba-laba sembari mengeja wiridan
menjinjing napas menyibak lebat semak
yang mengepung empat umpak di alas kebon seberang
aroma jelaga kereta lori mengantar kita pada tikungan kemantren
jejak-jejak purbakala menyiratkan janji
akan ada pertemuan di balik kepedihan
serupa situs baka terpejam
cadas tergilas magis terkikis satir terbulir
pintu pagar rumah jadi gapura alih-alih gupala
yoni pulas terpendam jadi lahan menyuburkan akar dan bebunga
mengalir di bawahnya anak sungai
titik emas penampungan hati tanpa kayuh cahaya
; pelarian-pelarian derita
dalam sebuah dongeng paling purba
keberadaanmu tercatat dalam almanak
sedang janji tercatat dalam restorasi
Yogyakarta, 26 Januari 2021
Bibirmu Payung Terkatup
: senthe wulung
melanglang pada buana luka
matamu rekah di sudut pematang
tak ada jeda
jemari luruh telanjang
penuh gilas sayatan
tak tahu di mana mitos
lantaran tubuhmu nancap
bibirmu payung terkatup
hamparan sihir gagu digugu
suara siapa yang begitu khusyuk?
aku lalai merekam perjalanan
pada jejak langit retas
di pelepah paling getah
satu dua lahir tunas baru
tiga empat tunas lahir segerombol
lima enam bergerombol
lahir lawatan penangkal sihir
tubuhmu koyak
tahan cuaca gigir
perjalanan serupa binaraga
menopang urat-urat daun yang buntang
kau gagahi gelombang, topan, dan sengat bara
sedang bibirmu payung terkatup nuju pemulasaraan
Yogyakarta, 17 Maret 2021
- Sajak-Sajak Nora Septi Arini - 27 April 2021
Agung
Masyaallah barakallah…selamat Sist
Sri Mulyani
Kak email-nya bener ga sih yg ini gerobaknaskah@basabasi.co?
Soalnya, aku udah coba kirim tapi ga kekirim2 tertunda Mulu dan ujung2nya tidak terkirim..
Itu gimana ya?
Eksan Syawaludin
Bener deh keknya, mungkin itu sinyalmu kalau gak coba di refresh dulu kak
Andi ferdiansyah
Minimal kirim puisi itu berapa dalam sekali pengiriman??
Admin
5 judul, kak
Muhamad Julian Permana
Kak, kalo ngirim via email si naskah nya dalam bentuk pdf atau docs?
Abay Ranggi
Kak, kalo ngirim via email si naskah nya dalam bentuk pdf atau docs?
Vita Apritina
Ijin tanya, bisa gx setelah naskah kita terbit di basabasi beberapa waktu kemudian kita kirim naskah yg sama ke redaksi lain?