Kita Ini di
kita ini di negeri apa? kau kudengar tertawa
topimu baru saja diterbangkan angin
ketika kau mencoba mendekat
ke tepi Tondano. Hanya kita tampaknya
angin menyisir tepi danau bercakap
kepada riak air. Kau menubrukku
ada yang ingin menerbangkan rambutmu :
aku berbisik padamu, ini hari Minggu
hanya angin tampak bermain dengan cahaya
hanya kita yang menunjuk ke tengah danau
merentang benang-benang gerimis 12 warna
untuk kita tenun menjadi bianglala ganda
meninggalkan danau itu aku membimbingmu
bianglala yang terbit dalam kenangan kita
masih akan tinggal, masih akan tinggal lama
setelah danau lenyap dari pandangan kita
Masih Ingatkah Kau
masih ingatkah kau rumah ibadah
tempat malam-malam kita singgah
kau di mobil menungguku, tentu saja
mungkin berdoa agar malam mereda
masuk ke ruang yang dijaga sepi
merasa berada di sebuah negeri
yang menjanjikan ketenteraman
rumah kita pada suatu hari nanti
masih ingatkah kau waktu pura-pura
tak peduli waktu kubilang aku berdoa
bersujud membayangkan kasih sayang
yang tak putus-putus menenteramkan kita
masih ingatkah kau rumah ibadah
tempat malam-malam kita singgah
ketika aku menjadi begitu yakin
bahwa kau tak lain doa pengusir dingin
Kita Dengarkan Kenangan
kita dengarkan kenangan
pastel aromanya
bersijingkat sepanjang nafas kita
terseret-seret engahannya
tik-tok jam tak hendak diam
gentayangan di tempurung kepala
bersiap, melesat, dan meluncur
kembali ke pusat kenangan
yang tinggal: nada yang berulang
terselip di sela-sela kesadaran kita
pastel aromanya
gelombang yang tak hendak fana
bersijingkat sepanjang nafas kita
terseret-seret engahannya
kita dengarkan kenangan
pastel aromanya
Kalau Kita Nanti
kalau kita nanti sudah sangat tua
aku di sini dan kau di sana
yakinkah kau bahwa di seberang samudra
ada yang masih merawat bianglala
Ada yang Tak
ada yang tak hendak susut
saat seutas cahaya menegang
menjelma garis tipis
yang menyekat kita
ternyata kita masih juga ada
dalam denting-denting hening
tetes demi tetes luruh
tak hendak jenuh
seutas garis tipis, tipis saja
memisahkan kita
agar masih berdebar mendengar
agar masih saling mendengarkan
- Sajak-Sajak untuk Pingkan; Sapardi Djoko Damono - 22 August 2017