Syaikh Abu al-Qasim al-Qashri #2

Syaikh Abu ‘Abdillah bin al-Khafif menuturkan Syaikh Abu al-Qasim al-Qashri adalah seorang sufi yang lebih banyak diam ketimbang berbicara. Pada suatu hari, orang-orang bertanya kepada beliau tentang perkara itu. Beliau menanggapinya dengan memberikan sebuah jawaban.

“Sebelum hari-hari ini, aku makan dalam seminggu hanya sekali. Ada bangsa jin yang seringkali datang ke sisiku. Dan dia mengucap salam kepadaku. Tapi aku tidak menyaksikannya. Suatu hari, aku berkata kepadanya: ‘Bagaimana nasibmu jika engkau memperlihatkan dirimu kepadaku?’

Pada suatu hari, bangsa jin itu menampakkan diri dengan begitu indah di hadapan Syaikh Abu al-Qasim al-Qashri. ‘Siapa engkau,’ tanya beliau kepadanya. ‘Saya adalah bangsa jin yang beriman. Ketika saya memandang seseorang sepertimu, saya mencintainya sekaligus mengunjunginya.

Syaikh Abu al-Qasim al-Qashri berkata lagi kepada bangsa jin itu: ‘Setelah hari ini, saya menginginkan agar engkau selalu menampakkan diri kepada saya.’ Bangsa jin itu sangat mencintai beliau. Datang setiap saat kepada beliau dan mengajari berbagai hal yang memang sangat diperlukan oleh beliau dan orang-orang lain.

‘Pergilah ke masjid dan duduklah di situ,’ kata Syaikh Abu al-Qasim al-Qashri kepada bangsa jin itu. Bangsa jin tersebut memberikan jawaban kepada beliau: ‘Kalau kita pergi ke masjid dan kita berbincang-bincang tentang sesuatu, sementara tidak ada orang-orang yang menyaksikan saya, pasti mereka menganggapmu sebagai orang gelisah.’

Keduanya datang ke masjid. Sama-sama mengambil posisi yang jauh dari kumpulan manusia. ‘Bagaimana engkau menyaksikan orang-orang itu?’ tanya bangsa jin itu kepada beliau. Syaikh Abu al-Qasim al-Qashri menjawab: ‘Saya melihat sebagian mereka tidur. Sebagian lagi antara tidur dan jaga. Sebagian berikutnya murni dalam keadaan jaga.’

‘Kau melihat apa yang ada di atas kepala mereka?’ tanya bangsa jin kepada beliau. ‘Tidak,’ kata beliau. Bangsa jin itu kemudian mengusap kedua mata beliau. Beliau lalu melihat bahwa di kepala setiap orang di masjid itu ada burung gagak yang duduk. Sebagian burung gagak menurunkan sayapnya menutupi mata manusia. Orang-orang ditutupi itu jadi mengantuk.

Tidakkah kau menyaksikan apa yang terjadi? Yang terjadi adalah, ‘Dan barangsiapa berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pengasih, Kami biarkan setan menyasatkan dan menjadi teman karibnya,’ (QS. az-Zukhruf: 36). Mereka tak lain setan-setan. Dan sesuai seberapa orang-orang itu lalai kepada Allah Ta’ala, setan-setan itu dikuasakan kepada mereka.

Bangsa jin itu datang dan pergi. Sedemikian nyata di dekat Syaikh Abu al-Qasim al-Qashri. Suatu hari, beliau mengalami lapar yang sangat. Dari sisa roti kaum sufi, beliau makan empat hari sekali. Lapar itu menjadi bisa dikendalikan. Bangsa jin itu datang lagi. Mengucap salam bagi Syaikh Abu al-Qasim al-Qashri.

Tapi dia tidak nyata. Dia menyatakan bahwa dia mencintai Syaikh Abu al-Qasim al-Qashri karena riyadhah dan kesabaran itu. Katika bangsa jin itu mengujinya, beliau tidak sabar terhadap hal itu. Itulah sebab beliau sering menundukkan kepala.” Wallahu a’lamu bish-shawab.

Kuswaidi Syafiie
Latest posts by Kuswaidi Syafiie (see all)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!