Sumber Gambar: greatinspire.com
EL PAISANO
Siapa meninggalkanku dalam angin
siapa meninggalkanku dalam abu
siapa meninggalkanku di tapal batas
siapa meninggalkanku di samping tubuhku
siapa meninggalkanku dalam suaraku
di koridor-koridor bisikanku
siapa meninggalkanku di sana,
saat seluruh yang kuinginkan adalah
tetap berada di cakrawala
yang terbuka terhadap dataran maha luas
jauh dari tempat aku ditinggalkan.
TURKA
Mereka bertanya kepadaku siapa aku,
mereka bertanya dari mana kuberasal—
bagaimana kujelaskan
dari mana Yesus lahir
meski aku tak diizinkan
memasuki gerejanya.
Siapakah aku jika aku tak bisa
bersama rerumpun pohon zaitun,
siapakah aku
jika aku tak menemukan Muhammad
dalam doa-doaku,
tak bisa meraih Yesus.
Aku dari Teqoa
dan Laut Mati,
dari Bethelehem
dan Jerusalem—
Dar Handal,
Kami tumbuh di mana-mana di sini,
Dar Talama,
nenek moyang kami para penerjemah,
jadi kuterjemahkan ini untukmu—
Aku selalu menjadi diriku
dan di balik doa-doaku
adalah jendela-jendela
dengan sebuah kota
dengan kata kerja yang tak pernah sudah.
KERETA PERANG
Ada sejumlah lelaki yang mati
dengan nama yang salah,
orang-orang yang menemukannya,
lupa, atau meragukan nama-nama mereka
Aku tahu tiap patah kata dari namaku
dalam bahasa Arab,
setiap kata adalah Arah.
TALHAMIYEH
Kudengar
aku seorang Armenia
yang percaya bahwa bintang-bintang
adalah serpihan halilintar
sejarah meninggalkan ruang kosong,
Kudengar
aku punya darah Romawi
dan saudaraku orang Turki
dan Yunani,
Kudengar
hatiku
dekat dengan Masjid Omar
dekat dengan Nativity
di samping sebuah azimat
dan seorang tua
tanpa gigi atau kunci,
Kudengar
puisi-puisiku berubah jadi batu
dengan huruf-huruf Aramaik,
Kudengar
bahwa di sini
para penyerbu menghalau orang pribumi
orang pribumi mengguriskan nama-nama mereka pada pohon
dan pohon-pohon mengulang kembali sajak-sajak,
kebebasan pergi,
Kudengar
Aku adalah sebuah rumah
yang terbuat dari cahaya Mediterania
kecuali bahwa aku hanya mendengar ini di musim semi
dan Musim Semi mungkin tak ada lagi di sini—
mereka mengambil semua pohon kami—
mungkin Yesus bisa menjelaskan apa yang terjadi
atau mungkin segala yang perlu kuingat
adalah bahwa
Kudengar—namun ini aku tahu—
aku seorang Arab,
tujuh rumah
dari kota tua
telah meninggalkan kepadaku tujuh kunci
agar aku selalu dapat memasukinya.
Catatan: Talhamiyeh adalah sebutan lain untuk orang Bethlehem.
KEBANGKITAN KEMBALI
Kami memilih gaduh atau diam
memilih kesendirian para pengembara
memilih mengingat satu-satunya cara
sepasang mata kami meluas dalam cahaya
cara sepasang tangan kami menggerakkan cahaya
dan cara cahaya membuka
sebuah kota
yang sedih dan gemerlapan.
Diterjemahkan oleh Tia Setiadi dari kumpulan puisi bertajuk The Invisible Star (Valparaiso, 2014).
Tia Setiadi, lahir di Subang, 7 November 1980. Menulis sajak dan esai-esai bertema budaya, sastra dan filsafat pada pelbagai media di antaranya; Kompas, Koran Tempo, Jawa Pos, Jurnas, Suara Merdeka, Jurnal Sajak, Jurnal Poetika, Jurnal Kritik, dan lain-lain. Ia juga telah memperoleh sejumlah penghargaan, salah satunya, Pemenang Hadiah Sastra MASTERA (Majelis Sastra Asia Tenggara) 2013, untuk kumpulan puisi Tangan Yang Lain. Buku ini terpilih juga untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diikutkan dalam Frankfurt Book Fair 2015. Kini tinggal di Yogyakarta. Email: tiasetiadi@yahoo.com
- TALHAMIYEH; Puisi-puisi Nathalie Handal (Palestina) - 12 January 2016