Yang Kau Tinggalkan Malam itu; Puisi Terbaru Danang T.P

Lukisan puisi terbaik
Sumber gambar | da-files.com

Yang Kau Tinggalkan Malam itu

 

Aku bisa membunuhmu lewat denting grimis yang tajam.

Kau mati berlahan-lahan dan dunia akan segera berakhir untukmu,

tapi untukku: aku hendak baru memulai cerita.

 

 

Yogyakarta, 31 Januari 2015

 

 

Soal Waktu

 

waktu mengunjungimu dalam lelah

lelah menatamu dalam tidur

aku, kau dan waktu

siapa yang terlelap itu?

 

 

Yogyakarta, 06 April 2015

 


Sore itu

 

Di sebuah kedai kopi, orang-orang tertawa

Aku juga

Duka lari kemana

“aku mencari sudut keramaian tapi orang-orang tak tahu diriku”

 

Tapi lelah juga

Dan aku tak tahu juga diriku

Akhirnya hanya gelak tawa terdengar

Dan tak ada yang tahu aku, begitu juga aku

 

Cangkir kopi dari keramik berhias bungga mawar dan melati

Tapi tak ada keindahan

Dari kelopak bunga di sudut cangkir itu

“aku melihat gambar yang gagu: kematian”

 

Kepul asap rokok tertiup angin

Hawa kematian semakin lekat

Dan aku belum juga tahu dia mengintai dari tiap sudut

Tiba-tiba saja dari gambar mawar dan melati, ruangan harum semerbak

 

Hawa kematian semakin nyegrak

Tanpa sedu-sedan yang gagu, ratap sesal yang gagal

Aku menyerahkan diriku

Untukmu: cangkir yang di sudutnya terlukis bunga mawar dan melati

“kutunggu harummu di atas kuburku nanti”

 

 

Sleman, 26 Desember 2014

 

 

Jejak

 

/1/

Seorang laki-laki membawa payung

Tapi hujan sudah reda

Hanya dingin dan sedikit lembab yang tersisa

Menempel di dinding udara

Sebuah kata terjatuh tiba-tiba

Dan laki-laki itu tak menyadarinya

Sebuah kata terjatuh tiba-tiba

Dan dingin serta lembab mencatatnya

Menyembunyikannya

 

/2/

Laki-laki menaruh payung di depan pintu kamarnya

Membuka pelan

Dingin dan lembab juga tercatat di kamar itu

Ia lupa tak menyeka kaki

Sisa air hujan pantas saja masih menempel di kulit-kulit kakinya

Tapi ia tetap tak sadar

Sebuah kata telah terjatuh

Dingin dan lembab telah menyembunyikanya

 

/3/

Ia hanya diam beberapa jam

Layar kaca di depanya melotot

Tapi laki-laki itu tetap tak tahu

Ada yang telah terjatuh

Pergi

Dan sedang bersembunyi

Ia tetap tak tahu

 

 

Variasi Tidak Lengkap pada Tema Kehidupan

 

/1/ Cinta

 

sejak awal kita akan gagal

aku tahu itu kau juga

tapi entah apa

ada sesuatu yang menarik kembali

ruangan sempit dan rak buku dua deret

sempat malam-malam aku menuliskan namamu: berat

selembar kertas darah kita sudah mendidih untuk setiap emosi

kebencian yang lucu sulit dibedakan dengan kemesraan yang gagu

bukan kesetiaan dewi setyowati

atau keberanian cinta raden salya

bukan

hanya ilusi yang gagal sejak kali pertama kita saling tatap

 

 

/2/ Malam

 

hening mencari bentuk

dua anjing diikat pada tiang listrik di ujung gang

kita berdua kah itu?

laju yang tatih

tidak hendak mencari restu para dewa

atau penghormatan sesama

hanya

aku ingin kau menjadi malam bersamaku

mencipta hening lewat jarak yang kian jauh

biarlah mereka mengukur kita dengan deret bilangan

aku menandai namamu sebagai kehalusan yang terus bergetar dalam hati

tidak terukur hanya malam

biarkan

kita memang anjing yang diikat pada tiang listrik di ujung gang

 

 

/3/ Dasein

 

kita terikat karena terlempar

aku menemukanmu dalam tangis

bukan pertemuan

bukan

sejak awal

kita sudah tertali simpul

hanya terlalu banyak simpul

kita berdua undur diri saja

mencari tempat tenang

saat aku bisa melihat matamu lebih dalam

dan pada bola hitam putih bening itu

aku melihat bayangan kita berdua bisa jelas

sudah

jangan pedulikan

impian kita yang gagu di dunia nyata

duniaku adalah bola bening matamu

 

/4/maut

 

tidak ada yang bisa ditulis-panjangkan

aku dan kamu: waktu kita telah habis

sudah habis sesal dan marah sudah mendingin

aku: “mari berangkat bersamaku, sebagai daun gugur yang gagal dicatat para penyair.

 

 

Kaliurang, akhir Mei 2015

 

 

Danang T.P

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!