
Edisi dari Musik Kontemporer II
: Menafsir Stephan Micus – To The Rising Moon (ECM 2834)
Tiple berdenting—
di udara Mompos,
atau di apartemen ini
di mana kopi mendingin.
Dilruba,
kau tidak menangis
seperti cello,
tapi berbisik di tepi gelap
yang hanya didengar bulan.
Burung bulbul itu,
hanya bayangan suara,
seruling Kamboja muncul sebentar
seperti daun jatuh,
menyentuh tanah
lalu musnah.
Micus memetik, menggesek, bernapas.
Di Borneo, sapeh menjadi sesuatu
yang tidak pernah dibayangkan empunya.
Di Eropa, harpa meja bangkit
dari tidur panjangnya
untuk bernyanyi di ruang lilin.
Senar logam bergetar
di bawah jari-jari musisi,
dan katedral ini,
tak terlihat,
berdiri di dalam bunyi.
2024
Edisi dari Musik Kontemporer III
: Menafsir Colin Vallon – Samares (ECM 2899)
Di bawah pohon maple
benih-benih menari,
sayap kecil mereka
menggulung angin, mencari tanah.
Racine adalah awal—
suara ombak kecil
di tepi pantai,
dan Mars, gelombang yang tumbuh,
mengisi udara dengan crescendo.
Lou, Timo,
kalian berdiri di antara nada,
satu sunyi, satu melonjak,
seperti cahaya yang memotong
hutan gelap.
Di sela-sela,
Ronce berputar,
spiral tak berujung
di mana piano memeluk bayangan,
dan Étincelle,
seberkas api kecil
memercikkan cahaya ke senar.
Di akhir,
Brin membawa kita pulang.
Bukan dengan jawaban,
tapi dengan napas
yang akhirnya tenang,
seperti daun yang jatuh
ke tanah yang jauh.
2024
Edisi dari Musik Kontemporer IV
: Menafsirkan Jakob Bro – Taking Turns (ECM 2543)
Di sudut Avatar Studios,
Konitz meniupkan suara,
alto saksofon mengalir
seperti bayangan air
di tembok tua.
Haiti berdetak,
ritme soprano melompat
di atas drum Cyrille,
seperti daun jatuh
dari pohon tanpa nama.
Milford Sound,
sebuah fjord,
sebuah ingatan,
sebuah gema jauh
yang menjawab panggilan drum.
Pearl River,
lampu kecil
di apartemen mahasiswa,
terang sebentar
sebelum redup
di bawah gelombang piano Moran.
Dan di Mar del Plata,
bass Thomas Morgan
memetik warna senja
seperti Charlie Haden muda
mengisi angin
dengan nada yang mustahil terlupa.
2024
Edisi dari Musik Kontemporer V
: Menafsir Arild Andersen – Landloper (ECM 2826)
Di Victoria, senar memukul udara,
ritme dari bayangan bass
mengisi ruang luas.
Ghosts,
seperti langkah-langkah
di jembatan kayu tua,
menggetarkan bow
mengais cahaya.
Old Stev—
suara bukit & fjord,
melodi rakyat
jatuh ke dalam lingkaran folklor,
berputar,
seperti waktu yang tak selesai.
Nightingale berkicau
di Berkeley Square,
dan Mira,
raksasa merah,
bernapas perlahan
di atas bass, bernyanyi cadas.
Ayler, Haden, Ornette—
tiga nama di sisi yang sama,
seperti batu penanda
di jalan sunyi
yang hanya diingat sekumpulan anak muda.
2024
- Puisi Irzi - 31 December 2024