Puisi-Puisi Ersa Yusfiandi; Perempuan Maumere

puisi perempuan maumere
http://pixdaus.com/

Perempuan Maumere

 

Siapa perempuan yang mengubur tubuhnya setiap sore

Wajahnya terang mulutnya terbuka

Kelopak matanya hilang bagai laut di Maumere

Luas, biru, indah namun hancur oleh puaka

 

Siapa perempuan yang berenang dengan rambut terurai

Tangannya terikat kakinya dibelenggu

Minumnya beracun rumahnya berkecai

Hidupnya hanya menarik napas selebihnya gagu

 

Di tanah Flores, Di laut Maumere

Jika ia perempuan, adakah yang peduli

Seandainya ia perempuan, adakah yang mau peduli

 

Di Depan Komputer, 2016

 

 

Pelacur di Pinggir Kota

 

Cepat datang sebelum kamarnya dipalang

Sang pelacur menunggu mengangkang

Lelaki mana yang beruntung malam ini

Mengecap jepitan belukar legit yang membuat melayang

 

Besoknya mata pelacur terbuka

Ranjang kosong dan embun menyapa

Dari kemaluannya mengalir emas

Emas dimakan manusia pinggiran kota

 

Ustaz geram memukul sang pelacur

Tanah disiram darah, hati ustaz berbunga

Pelacur gugur jasadnya dikubur

Di pemakaman manusia berhambur

 

Ratusan berteriak, ribuan menangis

Tak ada lagi emas di setiap pagi

Ustaz mati, rakyat tak peduli

Mayatnya ditelan bumi, kuburannya sepi

 

Di Depan Komputer, 2016

Mawar Tak Bersua

 

Sebut saja Mawar

Ke mana dia pergi sebut saja Mawar

Jangan tanya kisahnya cukuplah tahu namanya

Biar dia melenggang menghapus air mata

 

Kemarin dia masih tersenyum

Ke mana dia pergi selalu tersenyum

Jangan cari sebabnya cukuplah tahu masa lalunya

Biar dia lupa, dewasa dan bahagia

 

Mawar, sudah lama tak bersua

 

Di Depan Komputer, 2016

Matahari Hati-Hati

 

Matahari, ibuku sedang sakit

Siang ini beri aku rezeki

Mungkin di jalan nanti ada ayah menghampiri

Nyawaku nyala hariku sepi

 

Ibu, matahari sedang sakit

Malam ini tak ada santapan yang bisa kuberi

Ayah ke mana, sudah sepuluh tahun tak kembali

Tubuhku besar tapi hatiku mati

 

Kata ibu, ayah hanya keluar siang hari

Matahari hati-hati

Kusimpan kesumat buat nanti

Matahari hati-hati

 

Di Depan Komputer, 2016

 

 

Aku Tuhan

 

Aku tuhan dan kalian manusia

Yang melawan kusakal hingga terpental

Aku pencipta dunia dan kalian hanya penghuni

Sekali kubuncang, kalian mati tanpa bahana

 

Di mana jariku berada, di sanalah nasib kalian

Huruf bercerita yang melarat dan yang senang

Jangan memuji agar kukasihi

Karena hidup kalian tak pernah berarti

 

Lupakan doa lupakan ibadah

Aku tuhan, aku berkuasa

Teruslah berjiwa hingga waktunya

Kukirim kalian semua ke dunia

 

Di Depan Komputer, 2016

 

Bisikan

 

Di luar berisik sekali

Mesin mengaum bagai penguasa

Kami menonton sambil dikuliti

Kelaparan pun sudah hal yang biasa

 

Katanya kami punya presiden baru

Tapi hidup kami masih saja begitu

Satu per satu hilang jadi batu

Keluarga yang tertinggal menangis sampai bisu

 

Sering kami didatangi orang berdasi

Membisikkan surga tapi mulutnya bau terasi

Sudah jelas bohong dan hanya ilusi

Tapi yang dapat uang memaksa berdiskusi

 

Lalu kami menandatangani lembaran yang harusnya surgawi

Tapi sampai sekarang limbahnya menenggelamkan rumah kami

Mesin-mesin masih menggaung tanpa henti

Mungkin tanah ini sudah mengutuk kami

Ersa Yusfiandi
Latest posts by Ersa Yusfiandi (see all)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!