Tangisan di Awal Perjalanan
Kaki melangkah pergi
Di sepanjang jalan berliku
Di dalam lubang bertalu.
Mata ini masih sembab
Melihat laut kabur lari
Gunung api telah mati
Badai-badai semakin tinggi.
Perjalanan ini memang
Mengajarku menangis.
Sebab, Alampun tak sudi
Untukku pijaki kaki.
Nyatanya,
Aku menangis di awal perjalan.
Gubuk Sastra | 2015
Malam yang Tercukur
Oleh aku yang Tersulur
Pagi menerkamku dengan tajam
Menikam.
Mungkinkah tadi malam
Aku gila merajam
Dan pagi merekam.
Pagi ini langit seperti mendung
Berdoa senja cepat tersanjung
Dan datang mengunjung.
Malam ini hitam Kelam.
Langit aku cukur saja
Agar sulur bercahaya.
Hingga, kini aku membenci senja
Sebab ia mengajarku gila
Bersama menikamnya
Malam.
Gubuk Sastra | 2015
Cinta di Jalinan Jemari Kita
Kita lahir dengan perbedaan setipis ari-ari bayi
Di matamu terkunci manis berjuta kesenanganku
Dan di mataku terbuang pahit seribu kesedihanmu.
Oh, sayangku
Senggang rusukmu
Berseru namaku.
Cinta kita akan bersatu
Meski itu,
Membutuhkan pergeseran waktu
dan hanya Tuhan yang tahu.
Namun aku tetap akan menunggu,
Masa itu.
Gubuk Sastra | 2015
Negeri Ibu Sayang
Kasih sayangku kian tandang
Saat, mataku menerawang
Sebuah kata berupa “sayang”.
Telah ibu kumandang
Dengan senyum mengembang
Membawaku melayang
Menuju Negeri “Ibu Sayang”
Gubuk Sastra | 2015
Tentang Karpet Basah Di Balai Bambu Ayah
Ayah Ubin kita mulai basah
Meski, ubunmu melelah
Bekas hujan kemarin masih merekas.
Ayah kapan kan kaubeli
karpet yang bermotif laut
yang menjelma hati kita yang kalut.
Ayah
Balai bambu kita hampir layu
Di telan waktu
Dan terendam tangis ibu.
Kapan ayah?
Ya, kapan?.
Sebab telapakku mulai merah
Darah.
Tertancap batu-batu yang berkeliaran
di ubin kita yang terkeluhkan.
Ayah, mungkinkah ada karpet basah
Di gubuk kita kita, ayah?
Sebab, hujan masih bergenangan
Tangis ibu berhamburan
Dan doa-doaku terharapkan.
Gubuk Sastra | 2015
- Cinta di Jalinan Jemari Kita; Puisi-Puisi Muhammad De Putra (Riau) - 19 January 2016
Muhammad Adam Hussein
Keren masih mudah karyanya udah dikenal media, lanjutkan.
Thiema
Bravo