SILSILAH KERAMAT
1.
Dialah rahasia itu
biji yang jatuh dari pohon tua
menancap jadi akar
di rimbun hutan metafora
bau ketuban lama yang keharumannya
menggetarkan udara di pelosokpelosok desa
Kendil itu masih kekal tersimpan
di samping pintu
ia adalah awal waktu
yang tak harus kucari dan kutemu
2.
Dialah tangis pertama
yang mengucur dari pelupuk mata
menggenangi jagat kandungan
dari zaman ke zaman
Selempang tali pusar
tak ubahnya perahu bersayap layar
yang keluar
mengarungi samudera sabar
Tubuh bayi telanjang
terpampang diam
diayun gelombang abad yang berjalan
3.
Namanya tak ada pada kitab
dan pada kitab ia hanya
bagian dari hurufhuruf semata
bermainmain dengan matahari
berlayaran di ambang pagi
:
Adam
yang abadi
menyimpan pertanyaan ini
Bantul, 2017
RUMAH TAK BERPAGAR
Di halaman rumah ini
kuimpikan engkau
yang tak pernah segan bercocok tanam
masjid, kuil, vihara, pura dan gereja
membangun jalan bagi yang maha sempurna
Ujung jarimu menyusup stupa
diiring salawat dari kubah masjid
ada semilir wangi aroma pura
serta konser lonceng di klenteng dan gereja
Angin berkesiur menebarkan warna warni doa
membelah angkasa dalam bias cahaya
dari sudut yang berbeda-beda
menuju arah yang sama
Lalu, dari pagi ke malam
kita melihat bolabola dunia
banyak warna mengapung di udara
ditiup mulut yang menyanyikan surga
Aku, kau, ia dan mereka
menyatu dengan rumput di taman
tengadah ke langit
yang senantiasa menebar cahaya
Bantul, Yogyakarta. 2017
LUKISAN YANG SAMA
Aku melukismu dengan tanah dari segala pulau
di kanvas alun-alun kota
di gang-gang kampung
dan jalan-jalan raya kota Yogyakarta
Rumah-rumah terbuka bagi siapa saja
warna kulit garis mata dan asal bahasa
di sini tak lagi ada beda
Matahari yang satu
bersinar di atas segala kepala
udara yang berembus menembus jendela
dihirup bersama dengan hidung yang berbeda
Yang semula sagu
di sini bertemu dengan beras juga
yang semula kopra di sini bertemu dengan santan juga
menikmati malam yang sama
duduk di taman pinggir kota
Aku bertemu mereka
melukisi bajunya
dengan warna yang tak sama
tentang peta yang tak beda
: Aku pun ada di dalamnya!
Bantul, Yogyakarta. 2017
DI PINTU GUA SELOK
Tubuh itu menggelantung di pintu gua selok
matanya mirip sebuah kamera
yang merekam wajahmu
wajah yang diasapi dupa dan remukan bunga
amsal segala ritual
Jangan bicara kematian! Jangan hilangkan pikiran
agar jiwa tak sekosong gua
dan dijadikan tempat bersarangnya
aku punya tuhan
kau juga
kita semua punya
Biarkan bergelantungan saja di sana
hati kita bukan pohonan
yang bercabangcabang seperti lidahnya
Cilacap, 2017
- Sajak-Sajak Umi Kulsum - 21 September 2021
- Puisi-Puisi Umi Kulsum; RUMAH TAK BERPAGAR - 3 April 2018