Aku Ingin, Tapi
: Sapardi Djoko Damono
“aku ingin mencintaimu,”
katamu
tapi
hujan selalu datang
di bulan juni
membuat hidup jadi tak
sederhana
penuh ayatayat api
yang berjalan ke barat
di waktu pagi hari
“sutradara itu menghapus
dialog kita,”
ucapmu
betapa sendu
betapa kelabu
dukamu abadi
kemudian kau menulis novel
masih tentang
hujan bulan juni
seakan bulanbulan lain
telah tiada
“yang fana adalah waktu,”
kau berujar
sebelum paruparumu tergenang
pada minggu pagi
di bulan juli tanpa hujan
berlayar
berlayar
sebagai perahu kertas
ke taman giritama
seakan sedang
melipat jarak
memungut detik demi detik
di dalam arloji
pada pergelangan tanganmu
yang kurus
dan matamu
dan bibirmu
tak sempat bertanya:
“ada berita apa hari ini, den sastro?”
2024
Membaca Bioskop
: Afrizal Malna
aku memesan tiket masuk bioskop
autobiografi
di bantul yogyakarta
tetapi penyair dada itu
telah lama pergi
dan berdiam
di sidoarjo
mencari asal muasal lumpur panas
yang menarinari di dalam dada
membawa hujan pada kematian
apakah kota ini
dijaga
mitosmitos
kecemasan?
aku masuk bioskop
gelap
kursikursi kosong
pada layar putih itu
kulihat seorang lelaki gundul
masuk ke dalam dirinya sendiri
“saya berusia menjelang
66 tahun,” katanya
suaranya berat
terdengar seperti bergema
“tubuh saya bertambah tua
dan saya
melihat ajal lalulalang.”
ajal itu
seperti sadar
sedang di hadapan kamera
menunggu instruksi sutradara
tapi lelaki gundul itu
mengajaknya bercakapcakap
seperti karib yang
sudah
lama
tak
bertemu
lalu membuat video
dan mengunggahnya di youtube
“apakah kita harus
membuat tiktok juga?”
tak jelas siapa yang bertanya
karena layar bioskop seketika buram
musik noise
noise
noise
2024
Nyalang Jalang
: Warih Wisatsana
di ujung malam
matamu masih nyalang
jalang
memburu kata
yang menjelma jadi
ikan terbang
meliuki celah batu
tak berkawan
bali
rantau yang rawan
menempa perjalananmu
menjadi gaib keindahan
taksu
dharma
taksu
dharma
dan pada dini hari
yang sunyi
paus biru
memasuki
hatimu
terdampar di dasar lautan
memanggilmanggil ibunya
ibu
ibu
ibu
“mari minum kopi,”
katamu
kepada paus biru
yang menemanimu
menulis puisi
suara rahasia
di kedalaman hatimu
2024
Surat Rindu Lepas Lajang
: Ratna Ayu Budhiarti
menjelang lepas lajang
kau menulis surat
kepadaku
dengan dada yang terbelah
surat itu
tentu saja surat rindu
yang meski sakitnya dalam
dan panjang
kautulis
sepenuh riang gembira
katakata seperti menari
lentur
terulur
selentur
tubuh yogamu
pada pagi yang gigil
dan lamban
di garut yang sepi
ini bukan dusta cinta, bisikmu
ah, terbayang padaku
secangkir latte macchiato
menyentuh bibirmu
di tengah ingarbingar metallica
pada sebelas hari istimewa
: harihari berkelana
mencari makna
sejak roma
hingga amsterdam
sebagai persediaan kebahagiaan,
katamu
sebelum sampai
di negeri abadi
2024
- Puisi Toto ST Radik - 6 February 2024
Ari
Puisinya bagus bnget