Bukit-Bukit Ciwidey
bekas telaga. jejak rindu menyusup
mengorek ingat
kini menjelma labirin lembah sempit.
sentuhan dingin
gerimis. kabut. napas mengepul asap
—wangi uap bandrek
(nasi hangat dan sambal oncom,
peda dan jengkol dibakar)
terpikir: kapan sangkuriang terlahir?
pernahkah botram?
hanya berlayar dan makan. hedonik,
—tak maksa perkasa
2017
*) botram : istilah bahasa Sunda gaul yang artinya makan asyik bersama-sama.
Citarum, Dayeuhkolot
1
muka air naik. sampah kampung merapung
—telau menggenang
2
bunyi kentongan. tangan hujan menjengkal
bingkai jendela
3
menyawang kampung dari atap-bubungan
: air empang butek
4
kursi naik ke atap. tv menyelam,
mujaer megap
5
air tidak akan lebih tinggi, lumpur pun
telah mengendap
2017
Catatan, 1
”jam berapa?” gaung jejak, ketika pada
tengah malam aku melangkah ke kamar
mayat. tidak ada yang menjawab: ruang
sunyi. hanya jam di dinding, seperti tak
henti menuntun langkahku–menghitung
rindu membimbing ke arah pelukan-Mu
apakah angin ataukah cuma cemas yang
membuat aku gemetar di puncak senyap
sehingga sepertinya aku mendengar per
serta pegas jam dinding itu: mengendur,
disusul gema melenting roda gigi. lepas
–dan kemudian panggilan tak terdengar
Catatan, 2
seperti banyak tunawisma, seperti poe:
aku akan mati di jalanan lantas dikubur
sebagai anonim. ”kasihan,” kata dingin.
”amat menyedihkan …,” gaung gigilan
aku telah lama bukan siapa-siapa, telah
lama aku tak bersama siapa pun. selalu!
mutlak di dalam senyap bersama-Nya–
hening dijauhi–orang-orang bersigegas
- Seperti Burung Walet yang Terbang [Melayang] dan Luwes Berbalik - 4 March 2022
- Apa Novi Memang Mau Bunuh Diri? - 16 July 2021
- Motif Subjektif dalam Ide Revolusioner Nela - 17 April 2020