Adonis
Siapa engkau? Dari keturunan mana kau berasal?
Oh, bahasa yang masih perawan:
bahasa yang selain kau tak seorang pun tahu
Siapa namamu? Bendera apa yang kau bawa atau yang hendak kau lepaskan?
Kau bertanya tentang Alkainus?
Kau ingin menyingkap wajah kematian?
Kau tanya dari golongan mana aku?
Kau tanya namaku? Namaku Adonis
Aku berasal dari bumi tanpa batas
yang dipikul di atas punggung manusia
Aku hilang di sini
hilang di sana bersama puisi-puisiku
Aku takut dan pucat pasi
Aku tak tahu bagaimana caranya
menetap atau kembali
Negeri Ini Migrasi Kepadaku
Wajahku menjelma bayangan.
Waktu tercipta dari batu seorang pecinta
yang berjalan di dekatku
Aku adalah orang pertama yang mencintai api:
api betina yang menjerat hari-hariku
Darah di bawah payudaranya
adalah bau anyir yang menyengat
Ketiaknya adalah sumur-sumur air mata;
adalah sungai-sungai yang tersesat
dan matahari di atasnya menggantung serupa gaun
tergelincir pada luka yang disayat dan disinari
dengan bangga oleh sinarnya sendiri
Janin itu milikmu.
dan kesedihanku adalah mawar
yang kujumpai kala kumasuki hamparan padang rumput
Keningku pecah, darahku melepaskan mahkotanya
Aku bertanya-tanya: apa yang harus kulakukan?
Haruskah kuubah kota ini menjadi sepotong roti?
Aku terpelanting ke dalam kobaran api
Para penguasa mendermakan darahnya pada kita
sedang kita sudah cukup sakit membawa zaman
mengumpulkan kerikil dan bintang-gemintang
mengendalikan awan bagai kuda-kuda liar
Tanah tanpa Peraduan
Bahkan andai kau kembali, Adonis
andai jarak begitu pendek untukmu
dan bukti-bukti telah dibakar
di wajahmu yang masygul
atau dalam rasa takutmu yang payah;
kau tetap akan menjadi sejarah bagi perjalanan
kau tetap berada di tanah tanpa perjanjian
kau tetap berpijak di tanah tanpa peraduan
bahkan andai kau kembali, Adonis
Barangkali Kau Benar-benar Negeriku
Inilah aku
memanjat dan bertengger di atas pagi negeriku
di atas bangunan-bangunan dan kepungan debu
Inilah aku
terbebas dari segala misteri kematian
pergi dari negeri ini
untuk kelak dapat melihatmu lagi
sebagai benar-benar negeriku
Pengkhianatan
Ah, nikmat pengkhianatan
Wahai dunia yang terserak di bawah langkahku
sebagai jurang dan tungku pembakaran
Wahai tubuh renta
Wahai dunia yang telah dan akan kukhianati lagi
Aku adalah orang yang tenggelam
hendak menebaskan pedangku pada gemericik air
Akulah tuhan:
tuhan yang akan memberkati tanah penuh dosa
Akulah pengkhianat
Kujual hidup ini
di jalan kejahatan
Akulah tuan pengkhianatan
Puisi-puisi ini diterjemahkan langsung dari bahasa Arab yang diambil dari kumpulan puisinya, Diwan Adonis.
Sumber : al-hakawati.net/arabic/Civilizations/diwanindex6a8.pdf
Tentang Penerjemah:
Fazabinal Alim, Lahir di Sumenep, 2 Januari 1993. Penerjemah buku-buku bahasa Arab. Mahasiswa akhir Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Di tengah kesibukannya menunaikan ibadah skripsi, ia juga mengasuh akun instagram @sastra.arab.
- Puisi-Puisi Adonis; Tanah tanpa Peraduan - 2 May 2017