Suatu Permulaan
Maka pada suatu permulaannya,
gunung-gunung berbicara mengeluarkan asap dari kawahnya
Maka darisana ia berbahasa
kepada langit, yang menganga menunggu dermaga mendarat kepada darat yang memandangnya lewat pasir, karang, dan batu
Maka pada suatu permulaannya,
Pohon-pohon pinus menjatuhkan buahnya, yang kering mengapar di sela-sela ranting
dan rumput
Maka darisana ia berbahasa
mungkin kepada angin, rupa-rupa udara dan kicau sanak burung gereja
Maka pada suatu permulaannya,
suatu jika datangnya
umur, rezeki, dan jalan setapak bergerigi tertulis pada larik-larik semesta yang memeta dalam nadi urat kita
Maka pada suatu permulaannya,
Kita adalah pengeja
Tretes, 5 April 2015
Prolog
Buat Mas Wahyu
Wajah kekasih, datang dari matahari jatuh
Siapa yang berani mengajaknya dansa?
Badannya beranak pinak, jadi udara pagi
Senyumnya bagai candu, anak kecil dengan gula kapas
Jadi aku buatkan dia sepotong bulan
Sepotong kugantungkan di langit, ketika kita sedang berbincang
Jadi aku kasih dia segelas hujan
Sisanya kupanggil awan biar tenang, ketika kita sedang berbincang
Rumah-rumah tak berpenghuni berteriak nyaring
Pada manusia setengah bunga;
Engkau lelakiku
Mari berdansa denganku, hingga jiwa kita melayang satu per satu
Aku cinta kamu
kamu cinta aku
Surabaya, 31 Maret 2015
Pita Merah Jambu di Bulan Mei
Pita merah jambu mengintip di hari menuju Mei
Apa yang dia tunggu?
Selain kudapan rindu yang siap santap
Ketika rasa angkuh mengecap sang waktu, dalam bait-bait rindu
Aksara jadi pilu, campur haru,
Sebab Mei hampir tiba
Kepada pita merah jambu,
Mei hampir tiba
Di ambang pintu,
lilin-lilin siap menyala, menyangga api di kepala mereka
kotak-kotak berserakan menyangga roti-roti dan sekeping biskuit
Oh sial,
Ini Mei hampir tiba..
Sementara pita merah jambu belum jadi raga..
Perempuan Gerhana
Oleh Puan
Nenek bercerita hal perempuan di ruang gerhana
Nyala tembaga, merah, jadi atap, katanya
Perempuan di ruang gerhana
amat-amat malu pada langit senjakala
Ia pernah menunggu, begitu lama, dengan sepi dan formasi udara
Maka kata nenek, ia keluar dengan nyala
Hampir-hampir ia marah,
kepada kabut yang mengumpat dan menikung cahayanya,
tak sampai hati ia menangis, sejadinya.
Perempuan gerhana,
datang dengan jiwa pengembara, kalut aku dibuatnya,
penantiannya berbuah keindahan yang mewah,
setangkai bahasa, ia jadi primadona
Perempuan gerhana,
kemudian pergi, dan kembali menunggu,
esok jika semesta mengizinkan,
ia kembali,
lagi..
Ada Ikan di Matamu
Ada ikan di matamu, dinda
Ia berenang di bawah teduhan kelopakmu,
Siripnya melenggong mengibas urat pupilmu,
air yang kau surut rupanya terlalu meluap
hingga membentuk telaga
yang saban hari rupa menguap
Ada ikan di matamu, dinda
riak-riak tumbuh dan mengintip di sela ketika kau tak sengaja memandangku
dulu, setalah perpisahan itu,
semisal pagi datang lagi,
dan waktu dapat berkonspirasi
akankah ikan itu kau bawa kembali?
- Perempuan Gerhana - 4 August 2015
Ahmad Farid
Pacarin aku Dek, pacarin.