Aku Mengingatmu
sekali lagi, aku mengingatmu
dan tak ada yang tahu
di malam naik, di suara hujan akan berhenti
seperti baru dimulai.
kau adalah genggaman terlepas, hilang ditelan
pengkolan.
kadang aku merasa melihatmu,
seperti pesan pendek tak dibalas,
dalam dingin oktober.
kau adalah sebuah buku belum selesai dibaca
jatuh bersama senja.
aku mengingatmu tanpa tahu mengapa,
kau muncul begitu saja
dari memori yang menumpuk.
Bungus Teluk Kabung
katakan sesuatu pada kapal melabuh sauh,
senja, dan ombak teluk yang pecah.
derai-derai cemara menanggung rinai,
jejak sepasang remaja kepayang di pasir pantai landai,
dan sendok pop mie tergeletak sendirian
terbuang dari lambung pakansi kesepian.
katakan sesuatu…
antara beranjak dan bertahan,
angin menyalin perbukitan ke dalam malam.
Bunga Senggani
bunga senggani tak berdusta
agar terlihat indah
bila tiba masanya
ia jadi buah
aku jumpa lagi
bunga senggani
mekar liar
di rimbo larangan paru
di bawah langit kelabu
selepas dua enggang terbang
meniti jalur tualang
malainya ungu
seperti buahnya
di lidah kanak-kanakku, dulu
angin menyentuh
ia menari
tanpa kepura-puraan yang indah
aku terpana
ia seakan berkata:
“jangan lupakan aku,
jangan biarkan aku
membusuk dalam nama latin itu.”
Catatan dari Kampung
buat Indrian Koto
hidup masih bermakna
walau menanam sebatang ruku-ruku
di halaman
melepaskan hijau
kepada daun
atau biru
kepada langit
dalam kalbu
orang-orang berpacu
mendongakkan kepala
mendamik dada
aku belajar menunduk
mengukur bayang-bayang
di tanah
Muara Padang
aku menghabiskan yang telah habis
di muara, pelabuhan tua
sore berangin
dan sebentar lagi
malam berlayar
bersama kulit semangka
- Puisi-PuisiY. Thendra BP - 16 November 2021
- Puisi-Puisi Y. Thendra BP: Kepada A - 9 April 2019