MEMORI PEI
- dari film “Shadow” – Zhang Yimou
MENYUSURI ELEGI
di denting Qin
Peoni kering
gelombang nyanyian bayangan
sepanjang siklus Pei
HALAMAN SOLILOKUI
sunyi berlarian
mengabarkan gerbang hati
suara amuk perang – berbagi cawan
hilang kawan – menepi ke Sungai Jing
DI DALAM KALIGRAFI
menyerap gulungan kertas
bintang, pohon, awan, api
menjadi Pitkibaskan kesunyian
tinta lebur, diri berguguran
MEMBUKA PAYUNG
hujan membilas
balairung paripurna
pegang payung bersambung
menjaga rahasia bertarung
MENGINGAT TAI CHI
garis lengkung lingkaran pertarungan
dalam berbaris serupa angin
lembut bersanding kencang
tidak berebut pulang
DARI OBITUARI
langit Pei
merah kembang api
sisa nyanyian belasungkawa
beberapa berjalan biasa
PEI
hukum keselarasan
diri dan Feng – Shui
tak bisa berhenti
SAJAK PERPISAHAN UNTUK CANJIAN
- dari film “Hero” – Zhang Yimou
mengitari Dinasti Qin
istana E Pang di atas awan
banteng – banteng meninggi
berjatuhan bunga Mei
digiring medan tempur
pegang pedang
Pipit melayang
berganti nama – nama
guratan kata – kata
goresan delapan kaki
dibutuhkan tinta merah
ikat kepala putih
kematian bersama
di kampung halaman
ada yang bertanya –
kapan pulang?
-2021
PUISI RUPA
dari kanvas perupa Cina kuno
MALAM PERAYAAN TIONG CHIU
-Tang Yin
daun gugur
bulan terang
bunyi Guzheng
burai jantung
jendela yang kosong
siapa menunggu kawan?
bermalam di penginapan
DI BERANDA PONDOK YIN
-Jiang Ziya
di petak catur
usia menua
kesepianku
BERJUMPA KAWAN LAMA
-Jiang Ziya
dan musim bersemi
sebentar pergi
perjumpaan hanya sebuah kenangan
PERJALANAN KE BARAT
-Mayuan
hanya gurun
sudut angin
pinggir sungai
hidup yang sebentar
SEPANJANG JALAN KE ARAH JEMBATAN
-Guo Xi
hutan bambu
jalanan berbatu
ruang mengungkapkan hati beku
MEMANDANG RANTING PLUM
-Mayuan
garis perjumpaan
batas perpisahan
menadahi ranting yang fana
BERISTIRAHAT DI BIARA SELATAN
-Zhuda
kolam yang diam
tempat ikan
berbincang siklus kematian
IMPIAN YUAN
-Yuan Yao
ingatan ladang
anak – anak pulang
menghibur diri dalam perantauan
BULAN PERGI, PAVILIUN BI
-Huang Junbi
mengisap candu
berkali – kali patah hati
apa arti puisi?
-2021
FADO
bersama lagu tua Carlos do Carmo
“orang – orang di kota kami lebih suka berdansa daripada ketawa”
mawar membuat merah ke dalam pot, bau bunga di antara penderitaan diingat abadi. dari kenangan jam beker mati, speaker dikaitkan puisi, sorot lampu sendu, waktu yang berlalu. Lisabon menaruh gambaran melankoli. sore hari sekali buruh mungkin berteduh, teras rumah berantakan, memainkan gitar nada–nada karatan, laju trem–trem tua, tembok–tembok kusam, grafiti jalanan, kertas–kertas pamflet tidak lagi dibaca dan cahaya menjelang malam bercampur pesona sedih suara biduan. pinggiran Pelabuhan Barrio Alto membiarkan kami melupakan kemelaratan. di jam itu kami memilih bersandar pada balada Carlos do Carmo –
“jangan bersedih sesudah ini tidak ada puisi hari ini “ – “No Teu Poema, No Teu Poema”. gema suaranya memanjang menyambung ruas jembatan Ponte 25 De Abril. mata kami memandang jauh, sejauh laju kapal–kapal pembawa pelancong, sungai biru yang sunyi, burung–burung pergi, menjumpai kenangan malam ini. dari nostalgia lagu–lagu tua kami tak akan kesepian. -2021
- Puisi Puji Pistols - 12 March 2024
- Puisi-Puisi Puji Pistols; LIMA MUSIM UNTUK KIM - 22 February 2022
- Puisi Puji Pistols - 6 April 2021