Puisi Ridwan Kh

 

Aku dan Dunia

 

Dunia ini,

Aku masuk ke dalamnya

Seperti makanan ke dalam mulut

Karena aku solar untuk sistem

Aku menyerahkan diriku

Untuk gigi-gigi yang lapar

Tegas dan presisi

Melumatku

Menjadi debu

Demi siklus

Terus berpusar

Menuju ketidakberhinggaan

Ketidakterbatasan

Ketidakmungkinan

Karena itu,

Aku tidak tahu

Bahwa dunia ini ada

Bahwa aku ada

Aku hanya bergerak

Aku hanya retak

Aku hancur

Dan tiada

Bersamanya

 

2024

 

 

 

Epitaf Sunyi

 

Barangkali hanya sunyi yang terakhir akan sampai

Setelah segala bunyi berebut menjajah tubuh ini

Masing-masing dengan atribut yang menekan

Dan mendesak umpama angin ribut

Yang mengamuk hebat tepat

Ketika nuklir menghujam dapur warisan leluhur

Ketika tengah kusiapkan sesaji untuk tubuh

Ketika hampir putus asa mempertahankan

Organ-organ yang luluh lantak

Apakah akan tercipta komposisi puitik

Setelah pralaya ini?

 

Barangkali hanya bisa kususun sebuah susuh

Untuk memeram sunyi penghabisan ini

Berharap akan menetaskan satu nada

Yang bisa kupetik dengan lentik

Menampik rayuan ajal yang bikin lena

Satu nada untuk menyusun kembali

Partitur tubuh yang poranda ini

 

2024

 

 

Hanya Hantu

 

Kurindukan tubuhmu

Saat lampu-lampu

Hanya membiakkan bayangan

Monochrome dan agak pucat

 

Akan kugenggam jemarimu

Menyelamatkanmu dari suicide

Yang sia-sia

 

Baiknya kutaruh penuh tubuhmu

Pada teka-teki yang lahir

Dari birahi zaman ini

 

Mungkin sebuah huruf

Dari namamu yang kukuh

Akan sempurnakan

Kaki-kaki waktu yang rapuh

Kini

 

Atau payudaramu

Tak akan samar kupindai

Di balik baju basahmu

Untuk sesuatu

Yang mengalirkan degup

Sampai palung hidup

 

Tapi hanya kangen

Yang gila dan sendiri

Untuk tubuh

Yang hilang petanda

 

Tapi hanya hantu

Hanya hantu

 

2024

 

 

 

Yang Abadi Adalah Aku

 

Di luar sana sangat menyeramkan bagai kuil kosong

Aku tak mau keluar untuk terjebak hamartia

Jadi, kupatahkan tulang rusukku yang molek

Pintu di bawah perutnya menyembunyikan labirin

Dan direktori berisi limpahan bahasa

Dengan tenang dan dengan kepastian aku cangkul

Kulempar ke luar sana ke luar angkasa

Tapi aku selalu menuju ke pusat diriku

Aku memang hanya tahu tubuhku sendiri

Dan aku tak menyesalinya

Sebab hukuman bagi percakapan adalah karma

Bukan aku! Aku ini Singa! Bukan Hyena!

Tugasku adalah memasang umpan

Dan menunggu makna paling keras kepala

Terjerat dan menggelepar dalam perangkapku

 

2024

 

 

Ridwan Kh
Latest posts by Ridwan Kh (see all)

Comments

  1. Andy Eswe Reply

    Uwuwuwuw… Makin kece aja nih mas Ridwan..

    • Ridwan Reply

      Terima kasih, Bung. 😁🙏

  2. Khairur Rosikin Bunang Reply

    Keren

  3. siwi nd Reply

    puisinya keren

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!