Gugur Daun-Daun
kupungut satu gugur daun
lekat-lekat kukenang raut klorofil
hingga tereguk harum doa
demi tunas menumbuhkan kasih
tabah akar menyesap bulir humus
dan daun-daun bersabar;
menanggung pancaroba
November 2008
Seribu Bulan
dan kembali aku belajar
mencintaimu
dicintaimu seperti maumu
ah, seperti maumu
di bawah gemerlap
seribu bulanmu
dan ribuan luka di wajahku
Desember 2014
Dhuha
kau bisikkan keajaiban embun di daun-daun
kau cukupi darah, tulang-tulang, dadaku;
pagi itu mataharimu menyeru kebahagiaan
kau cukupi darah, tulang-tulang, dadaku
dari arah luka dan air mata; rindu dan sujud
2015
Takbir di Lautan
—Maxoen Bashorie
dunia tumbuh
penuh tuhan-tuhan baru
dan laut terbelah
gunungan sampah
ikan-ikan tak lelah
memanggili namamu
sekalipun terlempar
dan menggelepar
November 2015
Di Bawah Kemarau
—Abied Manembah
kang mas, mendekatlah
tak usah lari
kenapa di jalan cinta
kita bisa saling melukai?
dan sepertinya tuhan
senyum-senyum saja
kenapa di jalan iman
darah bisa saja muncrat?
mataku dan matamu terkepung
tak lagi bisa lari;
di bawah kemarau
berharap tangan tuhan sendiri
merapat dan merawat kasih
Banguntapan 2020
Sajak buat Tuhan
1
kepalaku mabuk
dan kudamba
sebuah buku baru
ah, bolehkah aku tahu
sedikit saja rencanamu?
duhai tuhanku
(sebegini jerih dan gaib)
kudamba
sebuah pena baru
dari kerajaanmu
2
kalammu menukik
tak main-main, tak main-main
di atas petamu tangan gemetaran
di bawah langitmu kalbu berdesiran
kau tahu aku lelah
bermain-main, jalan-jalan, tiduran
kepala tambah mabuk
dan kalammu terus mencatat
lebih dari hidup dan mati
sejak aku bukan kanak lagi
tapi suka main-main
2020
- Sajak-Sajak Zakiyah Sahani - 16 March 2021
Ech
Bagus puisinya…
Dirren Ronaldo
kenapa di jalan cinta
kita bisa saling melukai?
Sederhana tapi dalam bgt..
Saluteee
Nandar IR
Puisi “Di Bawah Kemarau” berasa dalam sekali maknanya bagi saya.
Nuruz Zakiyah
Saya blm bisa membuat puisi dengan kata kata yang demikian..masih bingung memaknainya..he