Syaikh Abu al-Husin as-Sirwani ash-Shaghir #2

Pada suatu kesempatan, Syaikh Abu al-Husin as-Sirwani ash-Shaghir mengatakan bahwa siapa yang meninggalkan pengaturannya terhadap kehidupan, maka dia akan hidup dengan baik. Artinya adalah bahwa dia meninggalkan pengaturannya itu kepada Allah Ta’ala yang menguasai dan mengatur segala sesuatu.

Dia meninggalkan pengaturannya itu semata karena fokus kepada hadiratNya, bukan karena perhatian kepada yang lain. Ketika dia fokus kepada perintah-perintah Allah Ta’ala, bukan kepada apa pun lain, niscaya hadiratNya akan mengurusi berbagai macam urusan-urusannya. Dijamin beres kalau sudah diurusi oleh hadiratNya.

Di dalam perhatian kepada hadiratNya sebagai satu-satunya yang terpenting di dalam kehidupan ini, diperlukan adanya perhatian yang hanya tertuju kepada Allah Ta’ala, tidak kepada siapa atau apa saja, walaupun siapa atau apa saja kelihatan penting. Ketika fokus kita tertuju kepada hadiratNya satu-satunya, maka fokus Dia akan tertuju kepada kita.

Dalam hal ini, sungguh sangat masuk akal bahwa perhatian kepada Allah Ta’ala akan menjadikan hadiratNya sangat perhatian kepada diri kita. Dan begitu perhatian kepada diri kita sungguh merupakan jaminan bahwa kemuliaan akan diberikan bagi diri kita, bukan bagi siapa pun yang lain. Sungguh, sangat menyenangkan.

Asalkan kita tidak ragu-ragu, asalkan sepenuhnya perhatian kita kepada hadiratNya, asalkan kita sepenuhnya fokus kepada Allah Ta’ala, dan tidak tertuju kepada apa atau siapa pun lain, pasti kita mendapatkan hadiratNya itu sangat menyenangkan. “Saya tergantung pada persangkaan hambaKu kepadaKu,” ungkapNya dalam hadis Qudsi.

Masuk pada fokus kepada hadiratNya itu adalah masuk pada sesuatu yang tidak ada lawannya. Kalau kita masuk pada sesuatu yang ada lawannya, misal kita masuk pada kejayaan manusia, maka kita akan mendapatkan perlawanan dari manusia yang lain sebagai sandungan bagi diri kita.

Kalau kita masuk kepada Allah Ta’ala yang tidak mungkin ada lawannya, maka kita tak akan mendapatkan apa pun selain kesenangan dan ketentraman, rida dan kasih sayang yang semua itu hanya dipahami oleh hadiratNya, tidak betul-betul dipahami oleh siapa pun yang lain dari kalangan umat manusia. 

Itulah sebabnya Syaikh Abu al-Husin as-Sirwani ash-Shaghir mengatakan bahwa manusia tidak lain merupakan bencana bagi manusia yang lain. Kecuali kalau kita masuk kepada Allah Ta’ala yang tidak ada lawannya, maka di situ kita akan merasakan aman dan damai yang tidak ada lawannya sama sekali.

Selama kejayaan kita karena manusia atau karena kita masuk ke dalam lingkaran umat manusia yang lagi jaya, bersiap-siaplah untuk menerima gempuran manusia lain. Sebab, umat manusia itu tidak memiliki kejayaan kecuali di dalam Allah Ta’ala dan dilindungi oleh hadiratNya. Tidak ada kejayaan yang lain.

Kejayaan di dalam Allah Ta’ala itu abadi, selamanya. Tidak akan termakan dan terkikis oleh waktu. Karena itu, kalau kita menginginkan kejayaan yang abadi, jangan pernah tertarik pada kejayaan yang tidak abadi. Itu hanya akan menyilaukan, hanya sementara. Wallahu a’lamu bish-shawab.

Kuswaidi Syafiie
Latest posts by Kuswaidi Syafiie (see all)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!