
Beliau adalah Muhammad bin ‘Umar bin Syabbuwaih Abu ‘Ali asy-Syabuwaihi al-Marwazi. Pada saat itu, beliau adalah juru bicara zamannya. Tidak ada tandingannya pada saat itu. Beliau adalah termasuk sahabat Syaikh Abu al-‘Abbas as-Sayyari.
Di dalam Kitab Tarikh ash-Shufiyah disebutkan bahwa Syaikh al-Qasim bin Syaikh al-Qasim Abu al-‘Abbas bin binti al-Imam Ahmad Ibn Sayyar al-Marwazi adalah seorang sufi yang sangat menguasai ilmu-ilmu hakikat. Beliau adalah salah satu orang agung yang bersahabat dengan Syaikh Muhammad bin Syaikh Muhammad bin Syaikh ‘Amr bin Syaikh Syabbuwaih.
Di dalam Kitab Ansab as-Sam’ani disebutkan bahwa Syaikh Abu ‘Ali asy-Syabuyi meriwayatkan beberapa hadis dari Syaikh Abu ‘Abdillah Muhammad bin Syaikh Yusuf al-Firbari. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa beliau menguasai dua macam ilmu: lahir dan batin sekaligus.
Syaikh Abu Sa’id bin Syaikh Abi al-Khair menyatakan bahwa pada suatu hari Syaikh Abu ‘Ali ad-Daqqaq datang kepada Syaikh Abu ‘Ali asy-Syabuyi. Sementara beliau, Syaikh Abu Sa’id, sedang berada di Merv, Iran. Syaikh Abu ‘Ali asy-Syabuyi hafal hadis-hadis yang ada di dalam Kitab al-Bukhari.
“Aku,” kenang Syaikh Abu Sa’id, “hafal hadis-hadis di dalam Kitab al-Bukhari itu dari beliau, dari Syaikh Abu ‘Ali asy-Syabuyi. Beliau betul-betul menguasai waktu, waktu beliau semata untuk Allah Ta’ala. Tidak untuk apa atau siapa pun yang lain. Syaikh Abu ‘Ali ad-Daqqaq juga “mengambil” jalan ini dari beliau karena nasihatnya.”
Syaikh Abu ‘Ali asy-Syabuyi al-Marwazi berkata bahwa Syaikh Abu ‘Ali ad-Daqqaq mengatakan: “Berdoalah untukku karena pintu doa itu tertutup untukku.” Tentu ilmu yang dipakai oleh Syaikh Abu ‘Ali ad-Daqqaq adalah ilmu rasa sehingga beliau tahu bahwa doanya tidak akan terkabul.
“Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Aku menampakkan ketidakberdayaanku dan kehancuranku hingga Allah Ta’ala membukakan pintu doa untukmu,” kata Syaikh Abu ‘Ali ad-Daqqaq. Spiritualitas Syaikh Abu ‘Ali ad-Daqqaq berarti sangat terbantu oleh kekuatan rohani Syaikh Abu ‘Ali asy-Syabuyi.
“Ketidakberdayaanku dan kehancuranku berarti telah terbakar oleh kasih sayang Allah Ta’ala. Aku dengan demikian berarti telah menerima kasih sayang hadiratNya.” Sehingga beliau bisa menyimpulkan bahwa tidaklah jalan kepada Allah Ta’ala lebih dekat daripada tidak berdaya dan merasa hancur.
Benar kata Syaikh Tajuddin bin ‘Athaillah as-Sakandari di dalam Kitab al-Hikamnya bahwa tidaklah dituntut bagi dirimu sebagaimana adanya keterdesakan. Dan tidaklah mempercepat datangnya karunia kepadamu sebagaimana kehinaan dan rasa butuh yang sangat kuat kepada Allah Ta’ala.
Pada hari musim panas, mereka melihat Syaikh Abu ‘Ali asy-Syabuyi berjalan di atas debu dan tanah. Mereka bertanya: “Mau ke mana Syaikh?” Beliau menjawab: “Mau ke khaniqah Fulan. Karena di sana ada para sufi. Saya membaca bahwa setiap hari turun dari langit 120 rahmat waktu Qailulah.
Semoga ketika aku di sana, rahmat Allah Ta’ala itu turun. Amin. Wallahu a’lamu bish-shawab.
- Syaikh Abu al-Qasim al-Basyar bin Yasin - 4 July 2025
- Syaikh Abu ‘Ali asy-Syabuyi al-Marwazi - 27 June 2025
- SYAIKH ABU ‘ALI AD-DAQQAQ #3 - 20 June 2025
Rayhan
Syaikh abu Ali asy-syabuyi salah satu tokoh ya
jefrii
cerita ini lumayan menarik aku jugaa suka cara penulisan dan cara penulis menerangkan semua cerita secara perincii