Syaikh Ibrahim Syahriyaz al-Kazuruni

Beliau adalah Abu Ishaq Ibrahim bin Syahriyaz al-Kazuruni. Berasal-usul dari Persia. Lahir dan tumbuh di sebuah desa bernama Nuward, di antara desa-desa yang ada di Kazurun. Sementara bapaknya yang bernama Syahriyaz masuk Islam sebelum semua anaknya lahir. Jadi, semua anak Syahriyaz lahir dalam keadaan Islam. Beliau wafat pada bulan Dzulqa’dah tahun 426 Hijriah.

Penisbatan Syaikh Ibrahim bin Syahriyaz al-Kazuruni kepada tasawuf adalah berkat Syaikh Abu ‘Ali al-Husin bin Muhammad al-Firuzabadi al-Akar. Andaikan tidak ada beliau, tentu saja Syaikh Ibrahim bin Syahriyaz al-Kazuruni tidak akan tertarik kepada tasawuf. Di tangannya, sungguh tasawuf begitu indah.

Syaikh Ibrahim Syahriyaz al-Kazuruni bersahabat dengan kebanyakan ahli hadis. Meriwayatkan berbagai hadis dan atsar atau perkataan para sahabat Nabi Muhammad Saw dari para sufi Kazurun, Syiraz, Bashrah. Makkah dan Madinah. Tentu saja beliau tidak hanya meriwayatkan, tapi juga mengamalkan adanya hadis dan atsar tersebut.

Di Mekkah al-Mukarramah, beliau berjumpa dengan Syaikh Abu al-Hasan ‘Ali bin ‘Abdullah bin Jahdham al-Hamadzani. Perjumpaan itu membuat beliau bergembira sekali. Sebab, selain meriwayatkan hadis dari orang yang dipercaya itu, beliau juga bisa menyambungkan tali kesufian.

Salah seorang pemerintahan hendak menjadi murid bagi beliau. Dia bermaksud untuk berkhidmat kepadanya. Beliau tidak mau. Sungguh tidak mau. Orang pemerintahan itu mengutus seseorang yang disenangi. Dia berkata kepada Syaikh Ibrahim Syahriyaz al-Kazuruni:

“Wahai Syaikh, aku sangat bersungguh-sungguh dalam berbakti kepadamu. Aku sangat berbakti kepada engkau. Tapi engkau tidak menerima dariku sedikit pun. Aku memerdekakan budak-budak. Dan aku memberikan pahalanya kepadamu. Semuanya. Terimalah sekadarnya.”

Syaikh Ibrahim Syahriyaz al-Kazuruni memberikan jawaban: “Semoga Allah Ta’ala membalasmu dengan kebaikan, semoga Dia mengganti kebaikanmu. Bukanlah madzhabku untuk memerdekakan budak-budak. Justru madzhabku menjadikan orang-orang merdeka sebagai budak-budak dengan kelembutan dan kebaikan-kebaikan. Bagi Allah Ta’ala, tentunya.”

Pernah Syaikh Ibrahim Syahriyaz al-Kazuruni menyaksikan Rasulullah Saw dalam mimpi. Kepada Nabi Muhammad Saw beliau bertanya, apakah tasawuf itu ya Rasulullah Saw? Yang ditanya menjawab bahwa tasawuf adalah meninggalkan pengakuan-pengakuan. Juga menyembunyikan makna-makna.

Rasulullah Saw kemudian ditanya, apakah tauhid itu? Yang ditanya menjawab bahwa segala yang terlintas dan muncul di benakmu, Allah Ta’ala tidak sama dengan semua itu. Tauhid hendaknya mensucikan hadiratNya dari keraguan, sekutu dan kerusakan. Lalu, apakah itu akal? Paling rendahnya adalah meninggalkan dunia. Paling tingginya adalah meninggalkan pikiran tentang Dzat Allah Ta’ala.

Sungguh beruntung menjadi Syaikh Ibrahim Syahriyaz al-Kazuruni. Selain memiliki kepedulian yang tinggi terhadap hadis dan atsar, juga memiliki penghormatan luar biasa terhadap orang-orangnya. Tidak mau membebani mereka sedikit pun. Yang ada di pikirannya adalah menyenangkan mereka. Wallahu a’lamu bish-shawab.

Kuswaidi Syafiie
Latest posts by Kuswaidi Syafiie (see all)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!