Syaikh Ruzbihan al-Baqli #3

Menurut Kitab Nafahat al-Unsi min Hadharat al-Qudsi karya Mulla ‘Abdurrahman al-Jami, seorang sufi dari Persia barat laut pada abad keenam belas, pada akhir umurnya, Syaikh Ruzbihan al-Baqli terkena penyakit lumpuh separuh. Sebagian muridnya pergi ke Mesir untuk mencari obat bagi beliau.

Mereka pergi tanpa pengetahuan si guru. Mereka mencari minyak Bisyam dari khazanah pengobatan seorang sultan di Mesir. Minyak yang berasal dari pepohonan yang harum, yang daunnya bisa menghitamkan rambut, dan tangkainya bisa dijadikan siwak. Mereka mendapatkannya. Berbahagia mereka.

Ketika minyak Bisyam itu dihadirkan di sisi Syaikh Ruzbihan al-Baqli, beliau berkata: “Terimakasih atas niat kalian. Semoga Allah membalas kalian dengan kebaikan. Pergilah kalian ke pintu Khaniqah, tempat peristirahatan para sufi. Di sana ada anjing yang berpenyakitan. Obatilah anjing itu dengan minyak Bisyam.

Karena sesungguhnya Ruzbihan sama sekali tidak sah menggunakan minyak itu. Penyakit ini tidak lain adalah belenggu dari belenggu cinta. Allah Ta’ala meletakkannya di kaki hingga aku berjumpa dengan hadiratNya.” Tidak mungkin ada obat selain berjumpa dengan Kekasih Pujaan.

Syaikh Abubakar bin Thahir, salah seorang sahabat Syaikh Ruzbihan al-Baqli menceritakan bahwa dia membaca al-Qur’an sebanyak sepuluh juz dengan dititeni oleh Syaikh Ruzbihan. Kemudian setelah itu, Syaikh Ruzbihan yang membaca sepuluh juz, Syaikh Abubakar yang niteni.

Ketika Syaikh Ruzbihan wafat pada pertengahan bulan Muharram pada tahun enam ratus enam Hijriah, dunia ini dirasa begitu menyesakkan bagi Syaikh Abubakar bin Thahir. Maka, dia bangun tengah malam. Dia berwudhu dan shalat. Terus dia pindah ke kuburnya. Duduk dan membaca al-Qur’an.

Sembari membaca al-Qur’an, dia menangis karena terkenang akan temannya, Syaikh Ruzbihan. Ketika selesai membaca sepuluh juz, dia mendengarkan Syaikh Ruzbihan membaca al-Qur’an dari dalam kuburnya. Ketika orang-orang berkumpul untuk mendengarkan bacaan al-Qur’an dari dalam kubur, suara Syaikh Ruzbihan itu berhenti.

Menurut Syaikh Muhyiddin Ibn ‘Arabi di dalam kitab Futuhat al-Makkiyah, Syaikh Ruzbihan al-Baqli berada di Mekkah, berada di dekat Ka’bah, ketika sedang jatuh cinta kepada Allah Ta’ala, sementara di dekat Ka’bah dipenuhi dengan orang-orang yang berbicara semaunya sendiri, yang mengganggu mereka yang bertawaf.

Syaikh Ruzbihan al-Baqli lantas naik ke atap-atap Masjid al-Haram, melaksanakan tawaf dengan sempurna, sesempurna melaksanakannya di bawah ketika tidak ada omongan-omongan yang mengganggu. Sungguh, kondisi rohani beliau sangat prima di saat itu. Sangat cemerlang di kala itu.

Syaikh Ruzbihan al-Baqli telah meninggalkan kita semua. Telah meninggalkan kitab-kitab bagi kita para pembaca di bidang tasawuf yang begitu sempurna. Utamanya kitab tafsir yang berjudul ‘Arais al-Bayan fi Haqaiq al-Qur’an. Terdiri dari tiga jilid tebal-tebal. Moga bermanfaat dan barokah untuk kita. Amin. Wallahu a’lamu bish-shawab.

Kuswaidi Syafiie
Latest posts by Kuswaidi Syafiie (see all)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!