Dari ribuan lagu yang saya koleksi, saya telah memilih sebelas yang paling cocok untuk kamu yang sedang depresi. Lagu-lagu ini hadir tidak untuk menguatkanmu, tidak pula untuk melemahkanmu, hanya untuk membuatmu merasa dimengerti. Itu cukup berharga, bukan? Mereka tidak akan mencibir ketika kamu membenamkan wajah di bantal, menggulung tubuh dengan seprai, menyiram kepala berjam-jam di bawah shower, bengong di balkon dan merasa rokok dan birmu begitu hambar, atau sekadar terkapar—tanpa alasan-alasan yang jelas.
Sebelas lagu ini adalah sebuah album, jadi sebaiknya cari sampai lengkap, lalu set dalam sebuah playlist dengan urutan seperti yang saya jabarkan. Saya akan sangat menghargai usahamu, sebab saya pun tidak sembarangan menyusun ini. Oke, inilah kesebelas lagu itu.
1. We Were Never Young – Amanda Seyfried
Lagu ini merupakan soundtrack film “Chloe”. Saya belum pernah menonton film itu, tapi saya sungguh suka lagu ini. Suara Amanda selalu nyebelin kalau membawakan lagu-lagu melow. Tapi, dibandingkan dengan “Little House” (lagu Amanda yang lain) dan versi asli yang dibawakan oleh Raised By Swans, lagu ini punya porsi melankolis yang lebih ringan dan bisa jadi pembuka album yang menyenangkan.
Kalau kalian merasa cukup kuat menahan lagu depresif, bisa coba cari yang versi Raised By Swans. Vokalnya suara pria, dan intronya diiringi dengan embusan napas seorang yang putus asa. Lagu ini sungguh berbahaya. Saya pribadi lebih menyarankan kamu dengar versi Amanda saja.
2. Bookends – Simon and Garfunkel
Lagu ini menjadi salah satu faktor yang membuat film “(500) Days of Summer” luar biasa. Fase-fase putus cinta yang dilewati oleh Tom Hansen diwakili oleh lagu ini, dan andai pun kamu belum pernah nonton filmnya, kamu pasti setuju dengan saya bahwa lagu ini mendamaikan telinga. Di internet, durasi lagu ini bervariasi, dari yang cuma lima puluh detik sampai yang tiga menit setengah. Saya sarankan kamu mencari yang tiga menit setengah itu. Di Youtube ada.
3. Pretend – Secondhand Serenade
Secondhand Serenade, band rock cengeng asal California, Amerika, menciptakan sebuah karya yang bisa diputar selama berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus kali tanpa pernah membuat pendengarnya bosan. Saya tidak membesar-besarkan. Kalau kamu punya cukup kesedihan yang terpendam, lagu ini pasti mampu menyentuhnya.
4. Lime Tree – Trevor Hall
Dibuka dengan petikan gitar, disusul dengan vokal yang tebal sekaligus malas-malasan seperti orang mabuk, lagu ini menawarkan suasana yang lebih santai dibanding lagu-lagu sebelumnya. Terasa sederhana, namun mampu menjadi anak tangga yang membuat lagu selanjutnya menjadi lebih megah.
5. A Day Without Rain – Enya
Lagu ini sudah banyak dikenal dan saya yakin kamu sudah punya. Kalau belum pun nggak masalah sih, tinggal cari. Kalau malas mencari, minta ke kawanmu. Kalau merasa tidak punya kawan, hubungi saya. Jangan sungkan. Saya pasti berbagi, sekalian jadi kawan bicaramu kalau kamu butuh. Singkat cerita, lagu ini megah. Bakal terasa lebih megah jika didengar bersama rintik hujan. Ini puncak kenikmatan pertama di album ini.
6. The Blower’s Daughter – Damien Rice
Pernah lihat wajahnya Damien Rice nggak? Dia punya gurat-gurat depresi yang seksi. Serius. Depresi, pada level yang sudah matang, yaitu titik di mana seseorang tidak lagi berusaha menyangkal, menutupi, melawan, atau mengutuk depresinya, hanya membiarkannya mengalir, bakal terlihat seksi. Lagu ini menawarkan sosok semacam itu. Dan di akhir, kita bakal disuguhi suara seorang perempuan yang seolah berusaha menidurkan kita di pangkuannya. Bisa jadi dia seorang ibu, bisa jadi seorang kekasih. Tergantung kerinduanmu pada siapa. Yang pasti suaranya meneduhkan.
7. How Could You – The Triangle
Yang pernah nonton “Perahu Kertas” pasti tahu lagu ini. Terlepas dari filmnya yang tidak begitu memukau, lagu ini patut diputar sambil terkapar.
8. Juliet Simms
“We would be happy to singing in the rain. And our love story was classic in every way. Perfect couple in an old movie.” Bait lirik itu adalah yang paling saya suka dari lagu ini. Bunyi gitarnya yang terkesan kasar dan begajulan justru menambah gurihnya lagu ini. Belum lagi kalau mendengar vokal Juliet Simms yang serak-serak kasar itu. Duh. Lagu ini indah, sungguh.
9. Homesick – Kings of Convenience
Juliet Simms bakal bikin kita agak haru, tapi lagu dari Kings of Convenience ini mampu menenangkan kita lagi. Alunan bunyinya semacam tangan yang menyentuh ujung kepala kita dengan lembut, dan merebahkan semua keruwetan yang berada di dalamnya. Tapi di album ini ia cuma jeda, pemberi kontras bagi keseluruhan nada minor atau komplemen bagi lagu lainnya.
10. Asleep – The Smiths
Kamu bakal dibuat lumpuh oleh lagu ini. Saya pertama kali mendengarnya di film “The Perks of Being Wallflower”. Liriknya adalah puncak pengertian tentang bagaimana rasanya menjadi depresi, ingin mati, dan tak seorang pun bakal mengerti. Deskripsi saya ini bakal terdengar lebay jika kamu sedang bahagia. Tapi saat kamu depresi, ini bakal terdengar sangat masuk akal. Coba saja.
11. Angel – Sarah McLachlan
Lagu abadi. Ini lagu abadi. Sejak pertama mendengarnya, hingga ribuan kali dan sampai sekarang, saya masih merasa bahwa seorang malaikat menemani saya ketika lagu ini mengalun perlahan. Ini adalah puncak kenikmatan dalam album ini. Kalau kamu sudah sampai di lagu ini, cobalah untuk tidak memutar album ini kembali, terutama bila memutar Amanda Seyfried lagi.
Ketika lagu ini berputar dan berputar, cobalah untuk tidur, atau mandi, atau makan, atau menyapa seseorang, atau menggambar, atau menulis, atau buka jendela, atau rapikan rambutmu, atau sapa Tuhan jika kamu percaya, hubungi ibumu, candai adik-adikmu, robeklah halaman buku yang kamu benci, lerai kabel-kabel yang silang sengkarut di kamarmu, tutup catatan burukmu tentang hari ini, dan sadari selalu bahwa di luar sana ada orang yang punya perasaan tak keruan sepertimu, dan mungkin dia pun sedang mendengarkan lagu yang sama. Temukan dan ciumlah dia.
Demikianlah. Semoga kamu suka meski tak serta-merta jadi bahagia. Jika kamu punya lagu lain yang menyenangkan untuk saat-saat terkapar, silakan katakan di kolom komentar. Saya akan dengan senang hati mencari lagu itu dan mendengarnya.
- Di Mars Tak Ada Ka’bah - 4 August 2017
- Bersama Gardner,Mengintip Anton Kurnia dan Dunia - 31 December 2016
- Kepada Mama dan Sepiku - 28 June 2016
miz
Tiada yang lebih depresi dengan mendengarkan “Heaven Knows I’m Miserable Now” punya The Smiths.
“In my life
Why do I give valuable time
To people who don’t care if I live or die?”
Long live, Morrissey!
Reza
Wah, aku kudu nyari lagu ini!
Orang desa
The killers- be still
choco
masterpiece lagu the killers yg itu
Syifa
Depresi? Coba matiin lampu kamar, rebahan di kasur, sambil dengerin David Gray – Forgetting.
Spoiler lirik :
“Crawling then walking
Then running and sweating
Forgetting
Lying and cheating
Aiding and abetting
Forgetting
Itching and scratching
Punching and hitting
Forgetting, Forgetting, Forgetting
Forgetting….”
Baca liriknya aja udah depresi gini atuhlah… T_T
Anonymous
Demi Lovato – Sober … 😞😞
ixhx
Penikmat depresi? Duh Gusti!
Anonymous
Lil Happy Lil Sad – Let Me Die
Orang desa
The killers- be still
NoName
Ada yang menganggap depresi itu lebay.
Seketika saya tau kalian adalah orang-orang yg tidak paham bagaimana rasanya.
Dan skrg saya benar-benar depresi,
Lebay?ya,saya lebay
Depresi kali ini tidak seperti depresi depresi sebelumnya,selfharm pun tidak bisa meredakan rasa sakitnya.
Saya bingung,saya cape,
And fuck you,
Fuck you all.
Selamat tinggal,semoga kedamaian menyertai kalian.
Kuharap tidak ada dari kalian yg sampai pada titik dimana saya berada sekarang.
Marfa
menambahkan:
If I Die Young – The Band Perry
Keaton Henson – Sweetheart, What Have You Done Done To Us
Dust in The Wind – Kansas
Space Song – Beach House
selebihnya ada di: https://www.umimarfa.web.id/2020/11/rekomendasi-lagu-patah-hati.html
Ellisa Rachmawati
Lagu no 8 penyanyi Juliet Simms, judul lagunya apa?