Matsurica: Sajak-Sajak Andria Septy

 

Matsurica (Samudera Kesedihan)

 

tepiskan duka menahun yang

tergenang pada kenang-kenangan

foto tua, kue vlaai ceri, keju gouda

sebagai menu pembuka

pada ulang tahun kematian

rambat cerita berantai lalui

dinding-dinding usang,

gereja tua Bukit Steling,

vila Gunung Habang,

atau barangkali sampai

kuburan Jepang

di Batu Penggal,

di antara semak belukar yang

menempa senyap pilu

pada dinginnya waktu

di ujung kehampaan

rahim palung

samudera kesedihan

hanyutkan keramaian pilu

dalam rintihan belaian Ibu

kisahkan noda memori

tahun empat tujuh

berisikan peristiwa demi

peristiwa menyayat kalbu

2020-2021

 

 

Memori F. Benjamina

 

saatnya temukan kembali memori F. Benjamina

di kaki ruang bawah tanah, berikanlah

jalan tembus ke lorong pilu itu

sementara kembang setaman embuskan

euforia yang luluhlantahkan

rumah masa kecil yang kuat megah

yang kini rata dengan tanah

lantas mencuat

sisakan ribuan benalu

juga anak tangga kusam

lembap berlumut, demikian

lantai licin berbatu

di puncak bukit,

yang senantiasa kelabu

di balik bilik semua mata memandang

beringin yang inginkan kembali

masa-masa silam suram.

keindahan demi keindahan menjadi

tak utuh dan membeku selimuti

benda bersejarah yang musnah,

sebab hunian demi hunian turut

dihapuskan di sepanjang

tepi kehidupan berombak ini,

telak sisakan kenangan demi kenangan pedih

tanpa ucap selamat tinggal yang terlahir dari

duka nestapa, atau sebagai penanda penat

atas mandat bahwa kesedihan mengurung usai

ratapi kepingan-kepingan mengeram perih

di mana luka tak pernah sampai

meninggalkan berkas air mata

milik seorang keluarga yang berpunya,

yang tak punya rumah tuk pulang

apa ini garis imaji khayal, atau sejarah

yang terpental dari peta wajah banua etam?

2020-2021

 

 

Kembang Sepatu

 

Sebagaimana simbol kota Barranquilla,

rona wajah memerah adalah perisai jiwa

membiaknya hati bermahkota lima

selayaknya lambaian tangan

walau hati kian kalut terpaut

ke segala penjuru lautan Karibia

Kenanglah senyum sang penyembuh

menyemat di pangkal kalbu

membubuhi cinta kasih

selayaknya pikat kembang sepatu

Di mana tanaman semak merambat

bersuku malvaceae yang merona jelita, seperti

negeri surgawi yang diberkahi dewa-dewi

2020-2021

 

 

Crocodylus Raninus

 

sengatan matahari menyadarkannya

di belantara nipau-bakau

rumah penghuni air payau,

tersebut misteri ramuan

dusun kenyamukan

drama pemangsa manusia tahun

sembilan belas sembilan puluhenam

terwarta kegaduhan menyelami rentetan kehadiran

reptil bekatak Sangatta…

dua jiwa malang pengingat duka

sengatan matahari menyadarkannya

frekuensi berjalan sambung-

menyambung ibahkan situasi yang mana

senantiasa luapan bermuara seperti layaknya

sungai-sungai peradaban, di mana asal mula

segala novela jalan kehidupan pemendam lara

berima panorama di luar nalar

petakan elok liku jalur kota yang menjalar

ke sulur pilar berhawa api

2021

Andria Septy
Latest posts by Andria Septy (see all)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!