Judul Buku: Into the Magic Shop
Penulis: James R. Doty, MD
Penerbit: Mata Aksara
Cetak: Juli, 2018
Tebal: 352 Halaman
ISBN: 978-602-5768-03-3
Kemiskinan sering kali menghalangi keinginan seseorang untuk meraih sesuatu. Tidak banyak yang bisa dilakukan, selain menghibur diri sendiri dan mencoba hal-hal kecil untuk menarik perhatian orang lain. Sulap, misalnya. Ketika bermain sulap, orang-orang akan memperhatikan dan terpusat pada trik yang ditampilkan. Tentu saja, harapan si pesulap adalah, penonton mengabaikan penampilannya yang sangat biasa, ditambah ketidakleluasaan tertawa karena harus menyembunyikan gigi depan yang sompek.
Jim terlahir sebagai orang miskin itu. Ia tinggal bersama orang tuanya yang kerap bertengkar. Ayah yang sering mabuk, ibu yang tidak kuat menahan beban hidup sehingga depresi dan kerap mencoba bunuh diri—hingga berakhir di rumah sakit, juga saudara laki-laki yang jahil tetapi sering minta perlindungan. Hidup sudah teramat berat bagi Jim.
Suatu hari di musim panas, ia mengendarai sepedanya melewati jalanan di Lancaster, California. Kakaknya kembali jahil dengan mengambil “ibu jari” milik Jim. Padahal, itu adalah hartanya. Jim terbantu dengan alat itu untuk memamerkan trik sulap yang ia pelajari. Misalnya mengeluarkan benda-benda mustahil dari ibu jarinya.
Perjalanan yang sangat panas bahkan hampir melelehkan setang sepeda Jim itu, menuntunnya ke sebuah toko yang belum pernah ia lihat sebelumnya; Toko Sulap Kelinci Kaktus. Dari sanalah kehidupan Jim banyak berubah. Perempuan tua bernama Ruth yang Jim temui di toko, memberinya trik sulap yang tidak bisa dibeli di toko mana pun.
“Aku akan berada di kota ini hanya selama enam minggu. Jika kau setuju mengunjungiku setiap hari selama enam minggu ini, aku akan mengajarimu suatu sulap. Sulap ini tidak dapat kamu beli di toko mana pun. Sulap ini akan membantumu membuat apa pun yang kau inginkan menjadi nyata. Tanpa trik. Tanpa jempol plastik. Tanpa kemahiran tangan. Bagaimana menurutmu?”—hlm. 28.
Awalnya, Jim ragu-ragu dengan tawaran itu. Selama ini tidak ada yang memperhatikannya. Hanya saja, Ruth berbeda. Jim merasa dicintai sekaligus sesuatu yang janggal yang ia dapatkan dari orang asing.
Jim menepati janjinya untuk setiap hari datang menemui Ruth. Ia dibawa ke sebuah ruangan kecil di dalam toko sulap. Enam minggu yang sangat berharga, yang tahap demi tahapnya mampu mengubah Jim menjadi sosok baru. Kemiskinan tetap melekat, tetapi banyak hal berubah. Itu semua berasal dari sulap yang dimunculkan dari dalam pikiran dan diyakini sepenuh hati.
Kepercayaan, Impian, dan Mencintai Diri Sendiri
Kisah seperti yang dialami Jim, bisa jadi sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Beberapa tahun yang lalu, kita sempat kagum dengan sosok Ikal dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Ikal yang berasal dari keluarga miskin, ternyata bisa sukses dengan mimpi-mimpinya yang besar. Ini menunjukkan bahwa kekuatan impian sangatlah luar biasa.
Ruth, dengan caranya pun menunjukkan jalan kepada Jim.
“Aku pantas. Aku dicintai. Aku dipedulikan. Aku peduli kepada orang lain. Aku memilih hanya yang baik untuk diriku. Aku memilih hanya yang baik untuk orang lain. Aku mencintai diriku. Aku mencintai orang lain. Aku membuka hatiku. Hatiku terbuka.”―hlm. 114
Ruth memang sangat asing bagi Jim. Awalnya ketika mendatangi toko sulap pun ia ragu-ragu. Ketidakpercayaan yang sangat dipahami oleh Ruth. Namun, akhirnya Jim bercerita tentang kondisi keluarganya, kebenciannya dengan keadaan, hingga daftar impiannya di masa depan yang harus terwujud.
Trik Ruth
Setelah mencintai diri sendiri, Ruth memberikan trik agar daftar impian Jim bisa tercapai. Pada trik pertama, dibahas tentang relaksasi tubuh. Inilah langkah awal untuk menjinakkan pikiran. Selanjutnya, yakni menjinakkan pikiran. Di dalam otak kita seperti ada DJ yang sangat berisik. Nah, dengan menjinakkan pikiran ini, akan diperoleh kejelasan pikiran. Untuk meredakan DJ, bisa dengan menggunakan mantra yang dibuat sendiri. Kemudian, membuka hati. Hal yang terpenting adalah hati yang terbuka. Sebuah hati yang terhubung dengan orang lain dan itu mengubah segalanya. Terakhir, menegaskan niat. Dengan niatan yang jelaslah gambaran dapat berubah menjadi kenyataan.
Perubahan demi Perubahan
Apakah setelah bertemu dengan Ruth dan mempraktikkan trik itu, hidup Jim berubah? Memang, kemiskinan masih belum menyingkir dari hidupnya, ibunya masih depresi, ayahnya masih menjadi pemabuk, dan kakaknya masih jahil. Namun, ada hal-hal magis yang diperoleh. Ibunya sangat heran karena Jim terlihat selalu bahagia, padahal keributan selalu terjadi di rumahnya. Bahkan, ibunya mencurigai Jim memakai narkoba. Tentu saja anggapan itu salah, relaksasi dan menjinakkan pikiran yang selalu dilatih Jim, membuatnya terlihat berbeda. Ya, bahagia.
Suatu hari, keluarga ini juga hampir diusir dari kontrakan karena menunggak bayar sewa. Jim, dengan kekuatan pikiran meyakinkan diri bahwa tidak akan terjadi apa-apa, mereka tidak akan diusir. Dan, benar saja. Ayahnya yang sering tidak berguna, ternyata pernah meminjamkan uang kepada temannya. Saat genting itulah, uang itu menyelamatkan. Keajaiban apalagi yang di dapat Jim? Banyak sekali.
Jim memang tidak bisa mengubah nasib keluarganya. Namun, kebaikan selalu menghampiri hidupnya. Kemustahilan untuk melanjutkan sekolah, ia patahkan. Meski dengan perjuangan yang tidak mudah, ia bisa mewujudkan semua impian yang dulu pernah ditulis dan ditunjukkan kepada Ruth di toko sulap. Jim tidak berakhir sebagai pesulap, ia justru dikenal sebagai dokter bedah saraf, sebuah profesi yang dulu sepertinya hanya impian yang tidak mungkin tercapai.
Keinginan vs. Kebutuhan
Tentang trik membuka hati, Jim dulu masih belum begitu memahami. Yang ia tahu, setiap keinginan dan segala sesuatu yang ia pikirkan selalu terwujud meskipun kadang terlalu mustahil. Sayangnya, kemudahan hidup menjadi semacam godaan. Jim merasa sibuk dan mulai melupakan trik dari Ruth. Ia menikmati hidup kaya dan mewah. Profesi dokter yang dulu ia impikan pun pelan-pelan ditinggalkan karena lebih tertarik dengan saham.
Apakah setelah itu hidup Jim semakin sukses?
Ketika sudah kehilangan segalanya, Jim kembali sadar dengan trik Ruth yang ia tinggalkan. Kesalahan yang diperbuat pun membuatnya paham tentang cara membuka hati.
“Hatimu adalah sebuah kompas dan itu adalah berkah terbesarmu, Jim. Kalau kau pernah tersesat kau hanya perlu membukanya dan hatimu akan selalu menggiringmu ke arah yang tepat.—hlm. 284
Ketertarikan saya membaca buku ini, sebenarnya karena sebuah lagu “Magic Shop” milik idol grup Korea Selatan, BTS (Bangtan Boys). Into the Magic Shop karya James R. Doty, MD ini menjadi salah satu sumber inspirasi lagu tersebut. Alhamdulillah, setelah membaca, ternyata ada banyak hal yang saya dapatkan.
Konsep mencintai diri sendiri, begitu nyata ditunjukkan dalam buku ini. Membaca cerita Jim dan usahanya untuk menerima dirinya dengan keadaan apa pun, membuat saya beberapa kali merenung bahkan menangis. Terlahir dengan tidak sempurna, ternyata sesulit itu dalam menghadapi hidup. Namun di sisi lain, saya juga banyak belajar. Salah satunya, seperti apa pun kondisi kita, kita tetaplah sempurna, pantas dicintai, dan patut memberikan cinta kepada orang lain.
“Jika ingin bahagia, kita buat orang lain bahagia. Jika ingin cinta, kita harus berikan cinta. Jika ingin kesenangan, kita perlu membuat orang lain senang. Jika menginginkan maaf, kita harus memaafkan. Jika ingin perdamaian, kita harus menciptakannya di sekitar kita. Jika ingin luka kita sembuh, maka kita harus menyembuhkan orang lain.―hlm. 290
- Menciptakan Kekuatan Magis dari Dalam Pikiran - 24 November 2018
- Drama Musikal Hamlet; Tragedi, Kekuasaan, Cinta, dan Balas Dendam - 1 August 2018
- Dukun Kimin; Santet dan Dendam Masa Lalu - 23 May 2018
Annisa Marifah
Pengen baca :)))