Oh Ibu, Oh Bapak
IBUKU sayang
Ibuku malang
Matanya menyala jalang
Menghabisi bapak sampai ke tulang-tulang.
***
Hari ini Bapak dimakamkan
Di sudut akal sehatku
Di lapang dadaku
Dengan bendera putih tergenggam di tangan Ibu
Bapak pergi selama-lamanya
***
Tentang Bapak yang tak pernah kukenal
Rindu ini pun tak sampai pada kesal
Padahal sudah kuporak-porandakan akal
Berhenti jadi anak nakal
Tapi tetap saja kau sembunyi kekal
Di balik masa lalu penuh sesal
***
Aku kenal, anak kecil berbaju merah yang suka berlari-lari
Katanya, mengejar Ibu Peri
Sering ia berbicara sendiri
Anak kecil berbaju merah itu kehausan setelah kesana-kemari
Diteguknya air dan 4 butir obat, yang kata Ibunya pereda nyeri
Kemudian ia tidur berhari-hari
Tanpa mimpi dan berhenti berlari.
***
Aku tak pernah tahu Ibuku berambut putih
Terakhir kuingat ia masih sangat muda
Melafalkan doa pada lima waktu, bahkan lebih
Aku tak pernah tahu Ibuku berambut putih
Terakhir kuingat ia masih sangat muda
Melafalkan doa di samping pusara bertuliskan namaku tanpa letih.
Merah dan Kamu
Sebatang korek api
Dihentak, dan pijar sekejap
Lima detik terang tanpa tapi
Bercinta pada sumbu lilin yang senyap
Berjilat merah sepi
Malam mengerjap
***
Lelakiku apa yang kau impikan?
Apakah padang bunga luas di halaman?
Persetan, berbaliklah dan beri aku dekapan.
***
“Bukan aku!” guling mulai mengaku
“..yang dipeluknya pada malam di hari ke-tujuh”
“Bantal tau!” Ia berseru
Bantal gugup berpeluh
Tanpa kata aku pun tahu
Wangi gardenia menguarkan yang telah lalu
***
Cinta tak lagi seperti gincu merah
Yang mengecup buat gairah,
Serakah
***
Lilin merah dan kamu
Di pojok rumah bersemat dupa
Bingkaimu terpasung jemu
Malam itu, padamu kupaksa nirwana menyapa
- Merah dan Kamu; Puisi-Puisi Deslyana Esa Kharisma (Madiun) - 13 October 2015