Depo
Kemari ke sini. Dan masuk lebih dalam,
sedalam kemungkinan-kemungkinan. Ada
pelbagai perihal yang siap kamu raih, yang
mudah sekali kamu rengkuh. Mungkin
segala-galanya. Tapi yang segala itu malah
mungkin tak tersentuh. Tak terengkuh. Sebab
kami bakal lipat gandakan kehilangan demi
kehilangan: pada dirimu.
Segeralah masuk. Dan bersiap dengan saksama.
Cergaslah menampilkan kemahiran memainkan
putaran. Putaran tak menentu. Yang tak sempat
dirawi dalam satu rumus kesempatan. Kami pun
pasti lebih gigih menyigi tatapanmu. Sebab telah
kami miliki kakek kebaikan yang terlatih mengulik
tata cara menyimpangi kelihaianmu. Kakek bijaksana
yang mengajakmu menyusuri dunia keberuntungan
ini. Sekaligus melucuti semua yang masih ada padamu.
Dan kami katakan, ini pertaruhan yang muskil kamu
menangkan. Sebab lebih kami simpan siasat brilian
menguras yang bersarang di dompetmu. Lagian,
kami mahir pula memindahnya ke tempat yang jauh.
Dan pastikan kamu dalam mode bersiap. Persiapan
berpisah dengan seluruh yang bakal hilang
satu per satu.
(2024)
Zuma
Ternyata hidup bergantung pada katak yang
menjaga liang. Liang tempat doa-doa kita diperam.
Sekaligus tempat segala kelemahan kita ditampakkan,
dipaparkan. Dan ia, sang katak, selalu lebih perkasa
dari kita. Yang menyerahkan kegabutan pada keriangan
menembak bola. Dan menerka warna yang bakal terarah
dari mulut sang katak. Kita percaya, kesuntukan menunggu
kereta selanjutnya datang ternyata lebih lena, kala sasaran
terbidik sempurna, terbidas oleh hunjam seketika. Kita putar
kembali sang katak ke segala arah. Hingga kita lupa mana
arah utara yang dimuliakan lagi menuntun kelinglungan kita.
Kita lupa, bahwa hidup tak lebih dari kereta yang berlalu dari
stasiun ke stasiun. Atau tatapan yang masih tertawan,
di antara status demi status. Hingga tiba tembakan terakhir.
Dan kita masih menerka warna bola yang bakal dilempar.
Serta kereta yang berlalu sekian detik dari terakhir pintu ditutup.
(2024)
Whiteout Survival
Kami berada di tanah putih,
bumi putih, segala yang memutih.
Maka, hamparkan juga pohon-pohon
putih, daging-daging buruan putih,
semua kehidupan putih. Dan kami
baringkan tubuh kami yang putih.
Pada dunia putih yang tergesa-gesa
ini. Yang harus kami mainkan ketika
kami menunggu pertempuran lain akan
dipanggungkan di layar serba sentuh ini.
Dan jangan biarkan kami tergoda
memasuki gelanggang putih ini. Jangan
izinkan jemari ini memotong pohon,
menyalakan api, serta berburu beruang
pada dunia putih ini. Putih semata ini.
(2024)
Sinde
Boleh saja kamu menyelinap di sela hari,
di kegembiraan kami, serta mengagetkan
pelangi serta taman-taman yang terbentuk
di lubuk hati kami yang sarat cinta. Tapi,
tak semudah itu kamu mengambil keriaan ini
sebab kami telah siapkan siasat menyelinap
agar peringatanmu tak terpatri di layar libur kami.
Serta tak terpapar di jadwal tidur akhir pekan kami.
Selamat tinggal. Kutinggalkan kamu di Jumat ini.
Sampai jumpa kala awal pekan.
(2024)
- Puisi Dody Kristianto - 12 November 2024
Dumed
😂😂😂