Menanam Kuku di Langit
Bilah bambu betung yang hijau kekuningan
telah mencampakkan kuku kaki, juga tangan
Sawerigading. Ia jatuh cinta dan
cinta bisa mengalahkan segalanya seakan
tidak ada lagi yang bisa ia selamatkan
dari hidupnya, selain sebuah kenyataan
bahwa ia adalah keturunan Tuhan.
Ditanamnya kuku-kuku itu
di Bottinglangi sebelum menuju
Dunia Tengah, sebelum semuanya terlambat
seperti sauh yang tak pernah tertambat.
Kucintai kau dan hanya itu, dan hanya itu!
Ia kembali menuju tualang
setelah berulang-ulang
mengucapkan janji
yang sampai mati
tak pernah ia tepati
seperti kebanyakan lelaki.
2015
Berahi 2
Segeralah berangkat, Anakku, sebelum bahtera
mengangkat sauh, sebelum angin menyiut ke utara.
Di rumah ujung sana telah kusiapkan bagimu
perempuan-perempuan Bugis berputing merah jambu.
Segeralah berangkat, Anakku, sebelum bahtera
melabuh diri, sebelum kelasi kehabisan suara,
sebab mereka tahu, juru selamat tak selalu tepat
menebak arah maut tengah merapat.
Tibalah sebelum kau benar-benar berangkat
puluhan selangkangan tengah menunggu berkat
dari kemaluanmu dan Dewata menunggu
cucu dari cinta kalian yang palsu.
2015
Cinta yang Salah
Padahal ia terasing ke Bottinglangi
bersama ingatan-ingatan yang pasti
dihapus seperti membasuh pupur kapur
di wajahnya setiap menjelang tidur,
namun cinta selalu mencari
bahkan pada yang tidak bersembunyi.
2015
Dalam Rahim Ibunda
Akulah yang tumbuh dari rahimmu,
yang menjadi pasak bagi pintu rumah Saorajamu.
Dan pada doa yang dikirim Bissu selama
tujuh bulan di perutmu,
akulah tujuan tanpa alamat itu, pada erangan
dan basah ketuban di selangkanganmu,
tidak ada yang lain
; akulah yang menjadi dirimu.
2015
Pada Hari Esok
Kita tahu pada akhirnya,
seluruh yang pernah kita miliki semata-semata
hanya biji-biji jatuh di tanah basah
sedangkan pada hari esok, kenyataan menjadi
kecambah–bertambah besar menjalar
ke hari-hari setelahnya.
Hari ini menanam satu,
besok memanen dua atau tidak
sama sekali.
Dan seekor burung terbang rendah
memetik putik bunga Walenreng
sebelum menjatuhkannya di
makam.
2015
- Sembilan Sajak Pendek tentang Kau - 8 August 2017
- Puisi-Puisi Faisal Oddang; Menanam Kuku di Langit - 17 May 2016
- But Not Forgotten, Alinea - 22 April 2016