MENEMPUH JALAN BARU
Kita berangkat.
Aku ke timur kau ke barat
dengan bekal yang berlainan;
aku membawa pertanyaan
kau membawa perhitungan.
Lewat jalan-jalan lengang
langkah-langkah ragu dan bimbang
berjumpa wajah-wajah tanpa pandangan,
tanpa tatapan.
Sisanya hanya ratapan kota begitu rupa
di sisi kiri kanan jalan;
kekal di antara jejak yang terus timpa-menimpa.
Lihatlah jam! Pukul berapa sekarang?
Lipatlah alamat malammu!
Amat kejam waktu memukul kita,
selalu.
Yogyakarta, 2018
BAGAIMANA SETIAP JALAN DICIPTAKAN
Jarak membuat kita berjauhan
rindu dan gerutu berjatuhan
dari suatu tempat, dari suatu waktu
yang gemetar. Mungkin cinta, mungkin cemburu.
Bulak belukar menjalin jejak kaki
para pengembara, orang-orang sebelum kita
yang tersesat saat pertama kali
menerabas padang jalang, memintas jalan
ke arah matahari tenggelam.
Lewat orion di atas tajuk pohon-pohon,
langit memberi petunjuk bagi jejak langkah
untuk sampai atau gagal menempuh peta buta
bahasa yang senantiasa janggal.
Setelah ribuan kilometer perjalanan
sesudah mengeja namamu di kejauhan
aku paham satu hal,
setiap jalan diciptakan tatkala dilewati,
cabang persimpangan mengikuti.
Yogyakarta, 2018
YOGYA YANG LAIN
“Yogya yang selalu tua … Yogya yang selalu muda”
—Umbu Landu Paranggi
Berbanjar-banjar lampu kota
tak ada yang benar-benar menyala.
Tetapi, aku tetap di sini
anteng sepanjang hari
menantimu di bangku taman
di bawah pohon trembesi, rengeng-rengeng
menyanyikan pupuh-pupuh tembang kinanthi.
“Mengapa kau tak kunjung tiba?”
Aku bertanya kepada langkah kaki
jawabannya alangkah teka teki
menyilang seperti mimpi.
“Tak ada susahnya mengarang cerita.
Segala hal yang berasal dari langit benar adanya.”
Entah perintah, entah sabda
yang tersiar dan kudengar
kau telah tiada.
Yogyakarta, 2018
IBU BUMI
Ketika mencecah bumi untuk pertama kali
aku tak pernah mengerti, tapi terasa seperti kembali.
Tanah hangat merengkuh tanpa siasat dan khianat
lembut dan teduh memberi selamat.
Yogyakarta, 2019
MENGUNJUNGI KOTAGEDE
lorong-lorong
rumah-rumah kosong
tembok dhoyong
pintu-pintu mlompong
kau justru akan melihatnya
jika lewat jalan yang tak semestinya
ada serentang cerita tentang masa silam
yang ditinggalkan musim ketam
batas
di halaman belakang
di luar kenyataan
Yogyakarta, 2019
- Puisi-Puisi Latief S. Nugraha; Menempuh Jalan Baru - 7 May 2019
- Yogya yang Puitis, Yogya yang Prosais - 19 February 2018
- Puisi-Puisi Latief S. Nugraha; Sebuah Rumah di Dipowinatan - 31 January 2017
Rauzatul Jannah
Subhaanallah puisi bagus bagus sekali, saya terkagum kagum ketika membacanya.
Araning
Indah
Honey
Sejujurnya aku ga pernah bisa buat puisi. Tp aku suka buat kata2. Dan aku penggemar puisi
Topglobal-Rafaela
Sepertinya, yg punya motor suka musik Reggae