
Khotbah di Pasar
Suara adzan berkumandang di atas kios-kios,
bercampur dengan aroma cengkeh dan ikan.
Para kyai berjalan dengan jubah berkibar-kibar,
bagai awan di atas lautan.
“Emasmu akan membusuk,” katanya dengan nada tajam,
matanya setajam silet yang mengiris gula aren.
“Usahamu adalah jaring,
yang menjaring jiwa dalam jalinannya.”
Tangan pedagang itu gemetar,
memegang buku besar, penuh dengan tinta keringat dan utang.
Ia berlutut, bukan untuk Tuhan,
tetapi untuk memungut butiran beras yang tumpah.
“Keimanan tidak ditemukan,”
kata sang kyai,
“pada denting uang logam.”
Pedagang itu mendongak,
bibirnya melengkung, tapi bukan tersenyum,
hanya bertanya tanpa terucap:
Apakah khotbahmu dijual
atau digratiskan?
Kyai dan Penjaja Minuman
Lentera itu berkedip-kedip, seperti wanita penggoda
menghasilkan wayang panjang di atas barang-barang
nampan berisi minuman berjejer seperti jemaah terdiam,
bebannya sama beratnya dengan harga dirinya.
Sang kyai diselimuti kabut kesalehan,
mengangkat jarinya bagai pisau,
memotong ke udara:
“Penjaja minuman, katamu? Jiwamu diperjualbelikan!”
Koin-koin berderak di sakunya,
tak lebih keras dari suara adzan,
tetapi cukup untuk mengundang cemoohan,
melodi penghinaan.
Di balik ejekan itu,
ia tidak mengukur harga barang dagangannya,
melainkan bobot tawanya
lebih berat dari timbangan besi,
lebih ringan dari kebenaran.
Bayangan Tembok Sultan
Di bawah tembok Sultan,
layang-layang berjuang melawan angin
talinya putus bagai mimpi tertunda.
Anak-anak mengejarnya,
teriakan mereka pecah di antara denting keroncong
gitar pengamen jalanan.
Di kejauhan, azan masjid
membersihkan jalan,
hanya menyisakan siluet
seorang buruh membungkuk di bawah bebannya.
Pasar di Waktu Fajar
Di waktu fajar, timbangan berkilau kuningan,
menimbang berat buah pepaya
kaki telanjang bocah menggeser debu dalam cahaya.
Cabai merah menumpuk seperti bara api,
teriakan pecah di udara, bau rempah menggoda
dan matahari mengintip di cakrawala,
- Puisi Ranang Aji SP - 21 January 2025
- FIKSI MORAL - 7 December 2022
- Chairil Anwar dan Retrospeksi - 29 June 2022
Sri Agustina
amazing:)
Fadhila R. A
Keren 🙂
Naffisa ت
goosebumps
Hazuma Najihah
Inspiratif