Puisi Ranang Aji SP

 

Khotbah di Pasar

 

Suara adzan berkumandang di atas kios-kios,

bercampur dengan aroma cengkeh dan ikan.

Para kyai berjalan dengan jubah berkibar-kibar,

bagai awan di atas lautan.

 

“Emasmu akan membusuk,” katanya dengan nada tajam,

matanya setajam silet yang mengiris gula aren.

“Usahamu adalah jaring,

yang menjaring jiwa dalam jalinannya.”

 

Tangan pedagang itu gemetar,

memegang buku besar, penuh dengan tinta keringat dan utang.

Ia berlutut, bukan untuk Tuhan,

tetapi untuk memungut butiran beras yang tumpah.

 

“Keimanan tidak ditemukan,”

kata sang kyai,

“pada denting uang logam.”

 

Pedagang itu mendongak,

bibirnya melengkung, tapi bukan tersenyum,

hanya bertanya tanpa terucap:

Apakah khotbahmu dijual

atau digratiskan?

 

 

 

 

Kyai dan Penjaja Minuman

 

Lentera itu berkedip-kedip, seperti wanita penggoda

menghasilkan wayang panjang di atas barang-barang

nampan berisi minuman berjejer seperti jemaah terdiam,

bebannya sama beratnya dengan harga dirinya.

 

Sang kyai diselimuti kabut kesalehan,

mengangkat jarinya bagai pisau,

memotong ke udara:

“Penjaja minuman, katamu? Jiwamu diperjualbelikan!”

 

Koin-koin berderak di sakunya,

tak lebih keras dari suara adzan,

tetapi cukup untuk mengundang cemoohan,

melodi penghinaan.

 

Di balik ejekan itu,

ia tidak mengukur harga barang dagangannya,

melainkan bobot tawanya

lebih berat dari timbangan besi,

lebih ringan dari kebenaran.

 

 

 

Bayangan Tembok Sultan

 

Di bawah tembok Sultan,

layang-layang berjuang melawan angin

talinya putus bagai mimpi tertunda.

Anak-anak mengejarnya,

teriakan mereka pecah di antara denting keroncong

gitar pengamen jalanan.

Di kejauhan, azan masjid

membersihkan jalan,

hanya menyisakan siluet

seorang buruh membungkuk di bawah bebannya.

 

 

 

 

 

Pasar di Waktu Fajar

 

Di waktu fajar, timbangan berkilau kuningan,

menimbang berat buah pepaya

kaki telanjang bocah menggeser debu dalam cahaya.

Cabai merah menumpuk seperti bara api,

teriakan pecah di udara, bau rempah menggoda

dan matahari mengintip di cakrawala,

 

Ranang Aji SP
Latest posts by Ranang Aji SP (see all)

Comments

  1. Sri Agustina Reply

    amazing:)

  2. Fadhila R. A Reply

    Keren 🙂

  3. Naffisa ت Reply

    goosebumps

  4. Hazuma Najihah Reply

    Inspiratif

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!